bagian 5

15.2K 932 7
                                    

Vote and comment!

Jayden sedikit tersentak saat mengetahui keberadaan Vian dibelakangnya, bagaimana bisa ia tidak menyadari keberadaan Vian?

"Siapa yang ingin kau tempeli uncle?" Vian mengulangi pertanyaannya.

Jayden mengatur ekspresi wajahny agar sedatar mungkin "tidak ada yang akan aku tempeli" ucap Jayden tenang.

Dahi Vian berkerut, otaknya berpikir apakah ia salah mendengar atau tidak? Tapi jelas iya mendengarnya.

"Sudah jangan berpikir yang tidak penting, mengapa kau kemari? Kau mengikutiku atau mau mandi bersama ku?" Ucap Jayden sambil mengusap dahi Vian yang berkerut.

Lancang? Tidak juga, hanya mencari celah dalam kesempitan agar bisa menyentuh Vian.

Vian menepis tangan Jayden "kau mesum! Percaya diri sekali aku mau mengikuti mu, awas sana" ucap Vian galak mendorong Jayden yang berdiri didepanya.

"Aish....mengapa dia sangat manis ketika marah"

🐙🐙🐙

"Kalian mau kemana?" Vian dan Ken langsung terdiam mendengar suara mengerikan dari balik tubuh mereka.

"Kalian mau kemana?" Tanya Jayden lagi, matanya memicing tajam menatap kedua remaja yang ada dihadapanya.

Ken dan Vian membalikan badan dengan wajah tertunduk, takut melihat tatapan Jayden yang bagaikan pisau hukuman mati.

"Mmm....itu....kami...mau....bagaimana ya?"

"Jawab yang jelas Kenny Alexander Russel!"

Oh My God, Ken bahkan tidak berani berkata kata dihadapan Uncle nya ini, Jayden akan menjadi sangat mengerikan jika sedang marah seperti ini.

"Aku mau cemilan, jadi aku meminta Ken pergi membelinya bersama ku" ucap Vian cepat.

Dari pada menunggu Ken yang bingung mencari alasan, lebih baik ia.jawab seperti itu bukan, lebih masuk akal.

"Bocah jaman sekarang suka sekali berbohong, kalian mau pergi ke tempat balapan liar bukan?"

"Bukan, enak saja. Aku memang mau beli cemilan?"

Vian tidak berani menatap mata Jayden yang kini tengah menatapnya tajam bak pemburu memburu buruannya.

"Kau tidak bisa berbohong dengan baik Babyta Vivian Margaret, jika berbicara tatap mata lawan bicaramu!" Seru Jayden hampir murka. Siapa yang tidak marah ketika tau Mate nya mau pergi dimalam yang gelap bersama dengan pria lain, walau pria itu keponakanya sendiri, tapi tetap saja tidak boleh. Apalagi pergi ketempat yang setau Jayden sangat liar dan tidak baik bagi wanita.

"Cih...sudah tau malah bertanya, otaknya tidak dibakai"

Ken menyenggol lengan Vian, ucapan Vian memang tidak bisa di kontrol.

"Aku mendengarmu!"

"Yang mengatakan kau tidak mendengar siapa Uncle, kau menghambat kami. Ayo Ken kita pergi"

"Berjalan keluar dari rumah ini satu langkah saja Vian, aku bisa pastikan Eli akan tau soal kebiasaan buruk kalian ini!"

Vian mengram marah, ia berbalik dan menatap tajam Jayden yang juga tidak mau kalah menatap Vian tajam.

"Oke uncle, kau mau apa agar kami bisa pergi" ucap Ken menyerah, tidak mau semua orang bangun karena perdebatan mereka, lebih tepatnya Vian dan Jayden.

Seringai terpati jelas di bibir sexy Jayden, matanya menatap Vian dengan intens.

Mata Vian menelisik tajam, waspada ketika melihat seringai menyebalkan itu. Apapun yang diinginkan Jayden saat ini pastilah sangat buruk.

"Aku kan ikut dengan kalian"

Tbc...

Werewolf's Mate | pindah ke DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang