Sebelum baca ada aturanya nih, gampang kok. Lupakan yang lalu dan fokus sama yang baru, vote dulu baru baca, baca dulu baru komen.
Mudah bukan?
Semilir angin menerpa wajah Vian yang tengah terduduk dikursi taman belakang kediaman Russell. Pikiran Vian mengelana kesana kemari menikirkan kejadian yang tadi malam.
Tangan Vian meraba bibir bagian bawahnya yang ntah mengapa masih terasa hangat, seperti ciuman tadi malam.
Bahkan detak jantungnya sudah tak menentu jika memikirkan ciuman itu, jika jujur itu bukan ciuman pertama Vian, ntah ciuman yang keberapa kali. Tapi Vian hanya pernah berciuman dengan Ken, tidak pernah dengan pria lain.
"Baby....apa yang kau lakukan disini?" Vian mendongak saat mengenali suara yang memanggilnya itu.
Ken
Vian menatap lama wajah tampan dengan komposisi wajah sempurna Ken, bibir penuh, mata hazel tajam, dan rahang lancip. Komposisi wajah Ken tidak bisa dibilang tidak tampan, nyatanya wajah itu begitu tampan.
Tapi biarpun seperti itu, tidak pernah sekali pun jantung Vian berdebar setiap kali berciuman dengan Ken. Namun mengapa dengan Jayden jantung Vian bekerja extra, bahkan abnormal.
Ayolah...ini tidak mungkin bagi Vian, cinta? Hal yang lucu.
"Hei...mengapa kau tertawa?" Seru Ken saat tidak mendapat jawaban dari pertanyaan pertama, malahan Vian hanya tertawa tidak jelas.
Vian sedikit meringis, kiku saat tau dia terlalu banyak berfikir.
Ken duduk disebelah Vian, menatap lama sahabatnya ini "sebenarnya apa yang terjadi semalam? Mengapa kau pulang duluan?" Tanya Ken.
Vian menatap Ken sejenak, lalu mengalihkan pandangan matanya lurus ke arah depan.
"Aku pulang duluan itu karena mu?"
"Karena ku?" Tanya Ken bingung. Vian mengangguk.
"Kau tau, gadis-- bukan maksudku wanita yang selalu menempel pada mu layaknya lintah itu membuatku muak berada disana" ucap Vian berbohong.
Tidak pernah sekali pun Vian berani berbohong pada Ken, dan ini kali pertamanya.
Apalagi ia menyeret orang lain dalam kebohonganya, seorang wanita yang memang sering menempel pada Ken dan sangat tidak suka pada Vian.
Terberkatilah kau Vian.
"Emily mencari masalah dengan mu lagi?"
"Ya...sampai aku muak"
"Haaa....maaf jika wanita itu membuat mu muak, aku pastikan tidak akan lagi"
Vian mengangguk, setidaknya ia tidak harus berkata jujur tentang kelakuan aneh Jayden serta mengungkit masalah kissing itu.
Ken menarik Vian agar menyender didada bidangnya, mengelus kepala Vian dengan satu tangan dan satu tangannya lagi sibuk dengan ponselnya.
"Sekarang apa yang sedang dipikirkan kepala cantik mu ini, bukankah masalah Emliy akan aku atasi?" Ucap Ken saat Vian kembali terdiam menyender nyaman pada tubuhnya.
Vian tidak menjawab, lebih memilih menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Ken, dan memeluk erat pinggang Ken.
Kerja jantung Vian baik baik saja dengan posisi sedekat dan seintim ini dengan Ken, tidak ada kerja jantung yang mengila ataupun abnormal. Tapi mengapa dengan Jayden hanya dengan berdekatang dengannya bisa membuat jantungnya menggila?
Jika jawabanya Vian mulai menyukai atau mencintai Jayden, maka jawaban Vian adalah tidak mungkin.
Karena sampai usianya yang menginjak 18 tahun ini Vian sekalipun tidak pernah merasakan menyukai lawan jenis, atau dalam kata lain Vian tidak tertarik pada laki laki.
"Ada apa? Tidak biasanya kau menempel pada ku seperti ini?"
Vian menempelkan pipinya pada dada bidang Ken "ken apa kau pernah jatuh cinta?" Pertanyaan itu meluncur tampa mampu dicegah oleh Vian.
Vian dapat merasakan tubuh Ken yang seketika kaku saat Vian menanyakan hal itu.
"Hem...kenapa kau bertanya seperti itu?" Tanya Ken dengan nada ragu didalamnya.
"Jawab saja, jangan bertanya lagi"
"Bagaimana ya....hemm....tentu saja pernah, aku menyukainya saat melihatnya menangis dihadapan ku"
Vian mendongak dengan tangan masih melingkar di pinggang Ken "hanya menyukai? Tidak lebih?" Tanyanya.
Ken terdiam sejenak, menatap tepat pada manik mata Vian. Di elusnya pipi tembem Vian dengan sayang "awalnya aku menganggap rasa suka itu akan hilang seiring waktu, tapi ternyata aku salah karena semakin lama rasa suka itu menjadi cinta hingga saat ini" ucap Ken masih menatap tepat dimanik mata Vian.
Vian kembali menempelkan pipinya di dada bidang Ken "bagaimana kau tau jika kau mencintainya?" Tanya Vian.
"Jantung ku berdetak extra saat bersamanya, aku selalu ingin tersenyum jika ada didekatnya, ada rasa yang tak dapat aku jabarkan yang menari dihatiku"
Vian terdiam, semua itu sama dengan apa yang ia rasakan "tapi semua itu tidak bisa dijadikan tolak ukur, cinta tak sesederhana itu, rumit tapi menyenangkan" lanjut Ken.
"Lantas apa yang menjadi tolak ukurnya?"
"Tidak ada, setiap perasaan itu berbeda beda, hanya kita dan tuhan yang tau"
Vian kembali terdiam, otaknya kembali kacau. Ia takut, sangat takut dengan perasaan bernama cinta dalam kontes untuk lawan jenis itu.
Dibenak Vian perasaan mencintai itu menyeramkan dan mampu membuat mu bodoh dan hancur, dan Vian sangat takut akan hal itu.
"Tapi mengapa kau tiba tiba bertanya seperti itu? Apa kau sedang menyukai seseorang?"
"Ti--"
"ALEXANDER KENNY RUSSELL!"
Ucapan Vian terpotong saat suara Alpha tone itu menggelegar dari balik tubuh mereka.
Tubuh Ken bereaksi dengan sendirinya, langsung bangun dari bangku tempatnya duduk. Menghadap manik mata hitam pekat yang kini tengah menatapnya dengan tatapan membunuh.
"Un--uncel" Ken menelan saliva nya susah payah, bulu kuduknya meremang. Bahkan wolf dalam dirinya langsung menganung tak karuan.
Vian menaikan sebelah alisnya bingung, ada apa? Ken tampak sangat takut layaknya melihat hantu, bukan -- bahkan ketika mereka menonton the conjuring, Ken tidak setakut ini.
"Ken, kau kenapa? Takut dengan uncle mu?" Bisik Vian, mendekatkan wajahnya ke telinga Ken.
Tidak tau kah Vian jika Ken lebih memilih berhadapan dengan Valak dibanding berhadapan dengan Jayden yang memasuki mode alpha nya.
Tampa banyak berkata, Jayden menarik Vian untuk ikut denganya.
Vian memberontak mencoba melepaskan diri dari Jayden, tapi sayang ia tidak bisa. Bahkan ketika Vian meminta Ken membantunya, Ken sama sekali tidak bergerak.
Masih terpaku ditempat.
Ken hanya menatap lurus kedepan, sampai tubuh Vian hilang dibalik pintu masuk rumah.
Tbc...
Move on ya guys....jangan ingat yang dulu, ntar nggak bisa singkron sama yang ada sekarang😂
Btw...happy wannable day
Bye
KAMU SEDANG MEMBACA
Werewolf's Mate | pindah ke Dreame
Fantasía#1 in werewolf 09/06/18 fantasy seri 1 Romance fantasy Ini kisah klasik Vian gadis yang terjebak dengan kenangan masa lalunya, tidak mampu melangkah dari ketakutanya. Beranggapan sebuah perasaan Cinta itu hanya ke palsuan. "Cinta itu ibarat buket bu...