bagian 4

17.1K 968 6
                                    

Vote and comment












Tuk....

"Aw...sakit Ken" keluh Vian sambil menatap bengis Ken.

"Kau melamun lagi baby, sebenarnya apa yang kau pikirkan huh?"

"Tidak ada"

Vian segera melepas belitan tangannya pada pinggang Ken dan turun dari motor. Pikiran Vian sedikit kacau sejak tadi, ntah ada perasaan gelisah dan desiran aneh yang ia rasakan.

"Katakan jika ada masalah Vian, jangan menyembunyikan semuanya dari ku"

"Kau saja menyembunyikan sesuatu dari ku, kau pikir aku tidak merasakanya" desisi Vian kesal.

Ken hanya meringis melihat kilatan kekesalan dimata Vian. "Tidak ada yang aku sembunyikan dari mu baby, kau hanya terlalu menggunakan perasaan sampai seperti itu" ucap Ken sambil melepaskan helm yang dikenakan Vian.

Ken menatap wajah Vian yang masam sambil tersenyum, menundukan sedikit tubuhnya sehingga wajahnya sejajar dengan wajah Vian.

"Kau tau aku sangat suka wajah mu kesal seperti ini, tapi aku jauh lebih senang jika bibir ini tersenyum" Ken menunjuk bibir Vian.

"Ya...aku tau kau suka semuanya dari ku Ken, tapi sebenarnya bukan Vivian bukan yang ada di otak mu saat melihat wajah ku. Ada orang lain, dan aku tau itu"

Ken terdiam begitu pula Vian, tidak ada yang berkata, terlarut dengan pikiran masing masing.

"EHEM...."

Vian mendorong tubuh Ken agar menjauh dari tubuhnya. Vian menatap kiku pria dewasa yang menatapnya dengan sorot tajan seperti ingin membunuh.

"Mengapa kalian diam disini dan tidak segera masuk?" Tanya Jayden dengan suara ketus.

"Kami tadi sedang bicara uncle"

Vian mengangguk mendengar jawaban Ken menandakan hal itu benar "berbicara dengan tubuh sedekat itu huh? Kalian mau bicara atau berciuman di sore hari, tidak tau tempat sama sekali" Vian menatap tidak suka Jayden.

Mengapa dari nada bicaranya sangat menghina hah?!

"Maafkan kami uncle, kami tidak tau kau selalu tua untuk kebiasaan anak muda jaman sekarang" ucap Vian sangat sinis, jangan lupakan tatapan matanya yang menghunus seperti pedang.

Ken dan Jayden melongok melihat Vian yang sudah hilang dibalik pintu, meninggalkab mereka berdua yang terdiam di halaman kediaman Russell.

"Uncle sepertinya Vian sudah membenci mu dipertemuan kedua, kau juga salah berbicara seperti itu. Uncle seperti tidak pernah muda saja" dumel Ken pada Jayden yang masih terpaku ditempatnya, menatap lurus pintu yang sudah tertutup itu.

"Uncle...kau dengar aku?!" Teriak Ken tepat ditelinga Jayden.

Plak....

"Sakit Uncle" gerut Ken tidak terima keningnya dipukul.

"Aku pernah muda dan masa muda ku tidak seperti itu" ucap Jayden kesal, meninggalkan Ken masuk kedalam kediaman Russell.

🍺🍺🍺

"Gradma..." sayup sayup Jayden dapat mendengar suara manja Vian dari ruang tengah.

Seketika rasa kesal yang hinggap di hatinya tadi menguap ntah kemana.

"Kau sudah pulang Jay" sapa Jonathan ketika melihat putranya memasuki ruang tamu.

"Hem" Jayden hanya menjawab singkat, tatapan matanya fokus pada Vian yang tengah memeluk Emma dengan sayang diatas sofa.

Jonathan yang memahami Jayden bisa memaklumi putranya itu, jika seorang alpha akan sangat posesif pada mate nya.

"Kau tidak membersihkan diri Jay?" Tanya Emma dengan tatapan jenaka putranya itu.

Emma tau Jayden tidak akan melewatkan kesempatan untuk memperhatikan Mate cantiknya ini.

"Aku lelah mom, nanti saja"

Jayden menikmati setiap perubahan ekspresi Vian ketika berbicara dengan mommy nya.

Sesekali tatapan mata mereka bertemu. Jika Jayden menatap Vian dengan teduh dan penuh kasih lain lagi dengan Vian yang menatapnya dengan permusuhan.

Jayden sedikit kesal, mengapa tatapan tidak suka yang ditunjukan Vian padanya. Memang apa salah nya! Jerit Jayden kesal.

"Baby kau tidak pulang?" Jayden mendelik tidak suka dengan panggilan Ken pada Vian.

Mereka sebenarnya berteman atau berpacaran?

"Aku akan menginap disini, mommy sedang ada urusan kerja keluar kota sedangkan Olivia menginap dirumah temannya"

"Menginap dirumah temannya? Siapa?"

"Mana aku tau"

"Kenap kau tidak tau, kau kan adiknya"

"Hanya adik, bu-"

"Stop!" Seru Jayden menghentikan Ken dan Vian yang sendari tadi tidak bisa berhenti.

Jayden jengah, Jayden tidak suka dengan tingkah mereka.

"Aku mau mandi mom"

Jayden menuju kamarnya tamu yang menjadi kamarnya, dengan wajah tertekuk Jayden melangkah menuju kamarnya.

"Cih....mereka itu pacaran atau berteman, mengapa juga dia menatapku dengan tatapan kesal seperti itu. Memangnya apa salahku huh? Aish....akan ku tempeli terus dia nanti jika sudah menjadi luna ku" gerut Jayden, mendumal tidak jelas.

Puk...

"Siapa yang akan kau tempeli terus uncle?"

Tbc

Werewolf's Mate | pindah ke DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang