Benar benar gila(14)

153 15 1
                                    

Lelaki itu menendang mayat ridho

"Apakah dia benar benar telah mati?"

Wajah ridho yang semula tampan lama-lama dilumuri darah yang terus mengalir.

"Wah dia benar-benar telah mati" ucapnya dengan tersenyum sinis

"Lebih baik aku membawa mayatnya pergi, daripada ada yang mengetahuinya"

Lelaki itu menyeret mayat ridho kedalam mobilnya dan memasukannya kedalam bagasi.

"Wah, dia terlalu banyak dosa, mayatnya sangat berat. Semoga tuhan menerimamu disisinya"
Ucapnya sinis


ia membanting keras pintu bagasinya dan mulai menyetir


"mau aku kemanakan mayat dia?" ucapnya


"aku buang saja ke laut agar dimakan hiu, ah tapi sepertinya itu tidak akan menguntungkanku. lebih baik ku letakan dia di koridor bawah, agar semakin jelas bahwa devan yang membunuhnya. semua orang tahu bahwa dia dan devan pernah bertengkar di tengah keramaian".


"tunggu, aku harus mengatur posisi yang tepat agar tidak ketahuan. aku harus menuju ruang CCTV untuk mematikan CCTV."


ia pun menuju ruang CCTV dan meninggalkan mobilnya di parkiran.


waktu memang menunjukan pukul 11 malam, kampus sudah benar-benar kosong.


ia menaiki tangga darurat menuju ruang pemantauan. ia melihat sang penjaga sedang tertidur dan ia mulai membuat sebuah kegaduhan di depan ruang CCTV. ia melemparkan sebuah benda yang berbunyi nyaring untuk memancing penjaga keluar dari ruangannya.ia menuju ruang penerangan untuk mereset penerangan dan menghubungkannya dengan hpnya


"siapa disana?" ucap penjaga dengan mengucek matanya


seketika lampu mati dan ia memukul kepala penjaga itu hingga tewas


"terimakasih telah membantuku pak' ucapnya tersenyum dan kembali menghidupkan lampu


kemudian lelaki itu masuk ke dalam ruang pemantauan dan mematikan pusat CCTV diseluruh ruangan. lalu ia turun ke lantai dasar.


ia mengambil mayat ridho dan menyeretnya menuju tengah koridor bawah


"hm, bagaimana caranya agar semua orang berhasil percaya bahwa yang membunuhnya adalah devan?'


"haa, aku tahu. mana telepon genggamnya?"


lelaki itu mencari telepon genggam di saku celana ridho


"nah ini dia, tunggu apa pasword nya? oh ini menggunakan sensor sidik jari?"


ia menempelkan hp itu ke jari ridho dan seketika hp itu terbuka


"ini sangat mudah, aku ganti saja namaku disini menjadi devan. lalu aku hanguskan nomor yang kugunakan agar tidak ada yang bisa melacak. dan mereka akan percaya bahwa yang membunuhnya adalah devan karena nomorku adalah nomor yang terakhir ia hubungi."


"sudah selesai, oke ridho yang malang. selamat tinggal dan selamat berada di dunia barumu"


lelaki itu pergi meninggalkan ridho yang telah mati ditangannya sendiri. lalu ia kembali ke rumahnya .


'astaga aku lupa sesuatu, motornya masih berada di depan rumahku dan pasti plat mobilku telah di rekam CCTV di jalan yang ku lalui."


lelaki itu pergi menuju sebuah tempat dengan menggunakan motor ridho.


Fall in love with Mr. Devil {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang