Pagi ini, ku mulai rapikan buku-buku ku. Ku masukan satu persatu ke dalam tas dan memastikan agar tidak ada yang tertinggal. Ku mulai berjalan menuju pintu keluar dengan wajah yang siap untuk menerima apapun yang terjadi hari ini. Setiap bagi jadikan dirimu layaknya gelas kosong yang siap dituang air agar kamu dapat menerima pelajaran hari ini dengan baik. Namun, belum jauh aku melangkah suara seseorang wanita memanggilku.
Dia Devi, wanita berkaca mata dengan tubuh yang mungil dan paras yang cantik.
"Ra, lo ada jam kuliah sore?" Tanya devi
Aku pun menoleh dan memberhentikan langkahku
"Eh iya, kayanya ada jam kuliah sore. Kenapa Dev?"
"Gaapasih,lo hati hati ya kalo pulang kerumah".
"Kenapa emangnya?" Tanyaku seperti ingin melontarkan berpuluh-puluh pertanyaan. Tapi tidak jadi
"Sama temen ya, bahaya soalnya. Nanti, Kalo lo pulang agak malem. Jangan lewat koridor bawah ya" Matanya serius seperti mengisyaratkan bahwa jangan pernah menyentuh koridor bawah
"Eh, kan koridor bawah yang paling deket sama kosan, masak gue mau muter ke atas sih"
"Pokoknya sama temen deh, udah itu aja aku mau pergi dulu bay".
"Emang ada apa dengan koridor bawah? Ada yang aneh?"
Hari ini, aku mendapat jam kuliah sore. Entah angin apa yang membuat bu Sari mengubah-ubah jadwalnya. Kemarin ia meminta jam pagi tapi hari ini ia meminta jam sore. Selama beberapa minggu ia akan mengajar pada sore hari.
Aku pun semakin merasa aneh tentang apa misteri di balik universitas itu
Bukankah universitas itu terkenal kampus yang baik? Ber akreditasi A? Mengapa terlalu banyak misteri kampus tersebut?Akupun terus melanjutkan langkahku, karena aku masuk kuliah sore maka aku mengubah jadwal ku untuk menjaga cafe di pagi hari.
Setiap hari, cafe itu cukup ramai. Lalu lalang kendaraan semakin membuatnya berisik. Setiap hari aku mampu menjual lebih dari 50 cup cappucino.
Sepertinya keadaan seperti ini mulai membuatku nyaman. Aku pun mulai membuka cafe selagi pemiliknya belum datang. Aku pun membereskan barang barang yang masih berantakan.
"Pagii raaa, ucap mba indah
"Lo jam kampus sore ya?"
"Iya mba, dosen nya gajelas nih ngubah ubah jadwal"
"Yaudah bantuin beresin gih"
Aku pun membereskan barang barang yang masih berhamburan, lalu menyapu dan mengelap kaca yang tertutup debu perkotaan. Selagi ku mengelap kaca. Sosok berjaket hitam itu kembali lewat, dengan samar-samarnya ia berjalan menuju koridor bawah kampus.
Aku semakin yakin, ada yang aneh dengan koridor bawah itu. Apa yang membuatnya jarang di lewati orang orang pada jam-jam tertentu. Jika ingin melewati itu maka sebaiknya kamu bersama seseorang. Berita itulah yang terdengar di telingaku.
"Mba?"
"Ya? Ada ape ra?"
"Mba pernah lewat koridor bawah kampus?"
"Kamu nyuruh mba mati atau apa sih ra?"
"Ih, aku kan nanya mba"
"Jangan macem macem ah, mba mau kamu bayar sejuta juga gaakan lewatin itu koridor"
"Lah kenapa?"
"Mau mati? Katanya di koridor bawah itu sering ada suara mesin pemotong daging"
"Kenapa ga di laporin ke polisi?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Fall in love with Mr. Devil {Completed}
Teen FictionWarning! Bagaimana jika kamu mulai mencintai seseorang. Namun, kamu harus diteror disetiap harinya?" Kamu harus berjuang dalam kesakitan dan dalam penganiayaan Kamu harus berjalan diikuti dengan orang yang menerormu setiap harinya? "Aura tidak perna...