27

107 11 1
                                    



Devin membanting stirnya pergi meninggalkan Aura yang masih berada di labirin kaca bersama devan.

Dari jauh tampk devan membopoh aura yang masih merasa ketakutan

Devin pun berputar arah dan keluar dari dunia fantasy itu

"Bukankah mengertak wanita itu sangatlah susah?"

"Bagaimana cara melumpuhkan pertahanannya?"

"Berkali-kali dia tidak bisa digertak"

Devin berjalan lurus melintasi jalan raya yang semakin pikuk bertanda senja akan tiba

"Astaga, mayat wanita itu masih di bagasiku. Bukankah jika tidak segera ku singkirkan maka akan menimbulkan kecurigaan"

Devin melintasi jalan dan melewati kampus

Ia berhenti sebentar karena lampu bertanda merah

Semua orang menyebrang jalan dan berlalu lalang

Lalu satu orang mengalihkan perhatian devin

"Tunggu, dia? Bukankah teman aura?"

"Wah benar. Itu teman aura yang ada di poto nya"

Devin mengendarai dengan lambat mobilnya mengikuti langkah ayu

"Hm, aku ada ide"

Devin keluar dari mobilnya dan mengikuti langkah ayu.

Ayu tidak menyadari kehadiran devin

Lalu devin mengambil jalan memutar agar dapat berpapasan dengan ayu

"Aduh maaf"

Ucap devin menunduk karena berpura-pura menabrak ayu dari arah depan.

"Iya tidak apa-apa"

Devin tersenyum sinis, ia berhasil mengambil dompet yang berada di dalam tas jinjing ayu.

Ayu tidak menyadari bahwa devin mengambil dompetnya

Devin memang pintar dalam segala hal. Ia mampu menguasai trik dan jitu dalam melakukan kejahatan.

Devin kembali masuk ke dalam mobilnya dan membuka dompet itu. Dompet itu berisikan KTP ayu dan kartu mahasiswa nya.

"Tidak perlu ku bunuh, cukup ku gertak saja seperti ini"

Devin mulai merencanakan niat jahatnya. Ia kembali memakai baju hitamnya dan seluruh yang bisa menutupi identitasnya.

Ia menunggu waktu yang tepat sampai dia berhasil memanipulasi semuanya

Devin masih berada di lokasi dekat kosan ayu. Ia menunggu semuanya sepi  lalu mengeluarkan mayat wanita itu dalam garasinya.

Ia letakkan dompet ayu di tangan wanita itu. Hingga jika polisi menemukannya, identitas ayulah yang pertama kali ditebak. Walau jika di sidik jari mereka tak sama setidaknya mendengar berita ini Aura dapat tergertak.

"Makasih karena membantuku, semoga kau akan menjadi alat yang membuat dia ketakutan"

Devin kembali masuk ke dalam mobilnya lalu meninggalkan mayat wanita itu tanpa rasa bersalah.

Ia mengendari dengan kecepatan penuh dan kembali masuk ke dalam rumahnya di  koridor bawah rumah sakit
*****

"Auraaaa" teriak devan dari lantai bawah sehingga membuat aura terbangun

Aura yang terlelap kini seketika sadar

"Apa?"

"Kau melihat berita?"

Fall in love with Mr. Devil {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang