(28)

137 16 0
                                    

Devan mengangkat Aura dari mobilnya dan membawanya ke dalam. Aura sepertinya sangat ketakutan walau dia bersikap tidak takut apapun.

Devan membaringkan Aura ke dalam kamarnya dan pergi keluar kamar.

Aura merasakan bahwa devan meninggalkannya. Dan segera dia tersadar.

Devan duduk di ruang tamu bawah dengan memangku leptopnya

Tugas dia sangat banyak karena dia akan segera wisuda

Aura point of view

Aku pun menuruni anak tangga satu per satu dan segera menuju ke arah devan

Di hari yang berbeda, aku tidak boleh tinggal diam. Devin akan membuat rencananya yang semakin rumit.

Aku harus berhati-hati. Merencakan semuanya hingga devin tidak menyadari

"Tunggu, bagaimana jika aku mengambil titik lemah devin? Apakah itu sah sah saja?"

"Jika aku memanfaatkan micel. Apakah itu sah-sah saja?"

Jika aku tetap berada di rumah ini maka devin akan tetap melukai orang disekitarku

Namun jika aku pergi dari sini, maka devin akan semakin mudah melakukan semuanya.

Aku akan pergi namun aku akan membereskan semuanya.

"Devan? "

"Aura? Kau bangun?"

"Iya. Devan?

"Iya?" Ucapnya selagi menatap leptop

" Apakau menemukan titik terang dari kasus devin?"

"Aku dan juna sedang mencarinya"

"Juna?"

"Dia anggota kepolisian dan dia masih saudaraku"

"Devan, Aku ingin pergi"

"Apa pergi?!"

"Maksudku aku.... Aku mungkin harus kembali ke kosan"

"Kenapa? Bukankah sangat berbahaya?"

"Yang lebih berbahaya adalah jika aku tetap di sini devan"

"Maksudmu?"

"Aaa.. Tidak apa-apa. Aku akan kembali ke kosan devan, aku juga harus kuliah dan mulai bekerja kembali"

"Tidak perlu, kamu akan ikut aku keluar negeri nanti"

"Tidak devan, aku harus melanjutkan kuliahku. Kamu harus tetap melanjutkan studimu keluar negeri"

"AURA?! KAMU HARUS TETAP IKUT AKU!!"

Devan semakin gusar, dia yang awalnya menatao leptop. Kembali menatap ku yang berada di sampingnya.

"Devan, mari kita jalani kehidupan kita masing-masing"

DEG!

"Apa maksudmu?"

"Kau ingin pergi dari sini dan pergi juga dari hidupku? Apa maksudmu aura?"

Mata devan menatap mataku dan tangannya mengcengkram kuat tanganku.

Mungkin terlintas di pikiran devan tentang apa sebabnya aku mengatakan itu.

Fall in love with Mr. Devil {Completed}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang