Aku Kim Jinwoo, pasien tetap di salah satu rumah sakit jiwa di Seoul. Rumah sakit jiwa? Iya benar, aku disini menjabat sebagai pasien.Aku sempat mengalami gangguan jiwa, alasannya cukup membuatku takut akan diriku sendiri, aku mencintai sahabatku ah dia bukan seorang gadis tapi dia seorang pria.
Aku takut jika dia merasa jijik padaku, aku takut dia terganggu, maka sejak itu jiwaku terganggu. Saat bertemu dengannya aku berteriak histeris menyuruhnya pergi dari hadapanku.
Aku tidak ingin dia melihat mataku, karena mata tidak bisa untuk berbohong kan? Aku tidak ingin dia menemukan kesedihan disana sungguh aku tidak ingin belah kasihannya padaku.
Pluk
Sebuah tangan menyambutku. Aku mendongak kearah pria yang berdiri tepat disampingku. Lee Seunghoon, dokter pribadiku yang telah mengurusku selama hampir setahun ini.
"Kim Jinwoo, dia menjengukmu... ku harap kau dapat menyambutnya dengan baik" ucap Seunghoon dengan menatapku lembut.
"Mino?"
Seunghoon mengangguk meng'iya'kan.
Aku diam, dia masih saja menjengukku setelah sekian lama aku tak mempedulikannya.
Tiba-tiba sosok tinggi dengan poni yang menutupi dahinya, ia datang dengan kemeja biru tuanya dan celana panjang berwarna cream. Ia membawa sesuatu di tangan kanannya.
"Ah! Mino-ssi. Silahkan untuk menjenguknya Jinwoo-ssi" ucap Seunghoon lalu pergi.
Mino, pria itu selalu saja memasang senyum itu. Tuhan apakah kali ini aku tega mengusirnya?
"Jinu-yaa, aku tahu kau tidak menyukai akan kehadiranku tapi.. kumohon jangan bertingkah seperti kau membenciku!!" Pinta Mino yang berdiri tepat di samping kursi taman yang aku dudukki sekarang.
"Aku tersiksa, aku terluka Jinu-yaa, kumohon terimalah aku untuk hari ini saja"
Aku diam meski dia terus berbicara, memohon padaku untuk berbicara padanya dan tidak meneriakinya.
Mino mendesah pelan, mungkin ia lelah menghadapi sikapku padanya, lebih baik begitu dari pada kau menjauhiku karena perasaan terlarangku.
Ia menaruh sesuatu di samping bangku yang aku dudukki itu. Bau cake menguar dari bungkusan itu.
"Ini cake kesukaanmu, ku harap kau mau menerimanya ini... buatanku sendiri jadi maaf kalau rasanya tak enak"
Tidak enak? Tentu saja aku tak percaya jika cake buatanmu ini tidak enak, pasalnya kau adalah pemilik toko roti paling enak di Yongin!!
"Jinu-yaa, cepatlah membaik aku ingin kita bercanda tawa seperti dulu, aku sangat merindukan tawamu yah walaupun lelucon yang aku buat tidaklah lucu tapi kau menertawai leluconku"
Mino tersenyum pahit, jujur aku sangat sedih dan sangat amat merasa bersalah Mino-yaa, aku tidak suka melihat wajah sedih itu.
"Waktuku habis, tapi aku ingin tetap disini. Tunggulah kedatanganku berikutnya" ucap Mino.
Aku memang melihatnya hanya saja aku tidak mau membuka mulutmu untuk menyuarakan isi hatiku. Seakan suara ini sangat berharga.
Aku terkejut saat Mino memelukku, erat, sangat erat. Ia seakan takut melepasku. Ada apa ini?
"Aku sangat merindukanmu" bisik Mino.
Ini seperti pelukan perpisahan. Tapi ini juga menghangatkan hatiku yang lama membeku.
"Saranghae..."
---
Lima bulan berlalu setelah pelukan terakhir itu, ia berjanji akan kembali tapi setelah kutunggu sekian lama ia tak kunjung datang, apa yang terjadi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Winner Fanfiction All Theme (SongKim)
Hayran Kurgu21/10/18 ranking 01 for SongKim and MinWoo 🌻🙊🙏🎉🎉 Karena bosen yaudah munculah nih cerita buat iseng... Mau tau baca aja, aku buat khusus untuk SongKim aja kayaknya hehe.. WARNING!! (Koleksi One-Shoot or Two-Shoot ku buat SongKim) jadi tiap par...