3 Way Monolog

1.2K 133 57
                                    

D E B R A N ---- R O N ---- LEYYA

 

 

--“Jadi inikah Ron itu? Sang dokter Ahli. Apakah Leyya akan marah jika mengetahui aku menguping pembicaraan mereka? Akh asal tidak ketahuan tak mengapa, lagi pula dari tempatku sekarang mereka terlihat jelas.“ --

“Pulanglah!” Tuntutku padanya.

“Kemana? Bangli?” Kupandang sekilas kearah matanya.

“Rumah, kita sembunyi disana,” Kesabaranku sudah hilang sejak tadi, sejak aku memutuskan menerobos masuk kedalam rumah orang asing ini.

“Aku tak pernah memilikinya, sebuah rumah seperti yang kau katakan,” apakah ia berusaha menyinggungku?

“Rumahku,” Maaf, aku lupa Leyya. Hapuslah mimik sedih diwajahmu itu!

“Disini Lebih aman,” Kupasang sebuah senyum sebagai jawaban santai singgunganmu barusan, puas Ron?

“Disini tidak ada puding,” kurasa ia mempertimbangkan tawaranku. Dan mengapa ia memasang ekspresi seperti itu? Benar-benar mengobarkan amarah.

-“Jadi ini semua tentang puding?”-

“Ada puding walau jarang, ingat itu.”

“Disini tidak ada aku.”

“Tapi ada Debran,” Ron membatu, wajahnya mengeras. Apakah ada yang salah dengan ucapanku? Apakah ia tidak paham bahwa akulah magnet dari segala bahaya. Ia hanya akan celaka berada didekatku.

-“Kenapa aku dibawa-bawa? Tapi tak mengapa, rupanya aku berarti bagi Leyya.”-

“Debran tidak dapat mengobatimu, akulah sang Dokter.”

“Pasien, jadi hanya itu?” Aneh, perasaan aneh apa ini. Hatiku serasa diremas...

“Tak lebih penting dari Debran begitukah?” Amarahku menguap sekarang, tidakkah ia menyadari perhatianku?

-“Apakah cara bicara orang dewasa, saling melempar pertanyaan tanpa memberi jawaban? CooL, aku harus belajar.”-

“Pergilah Ron!”

“Aku menolak. Debran dalam bahaya bila kau disini,” Maaf Leyya, bukan bermaksud kasar, akan kugunakan segala cara untuk membawamu. Bahkan bila harus mencabikmu menjadi seribu, aku butuh kamu. Egois? Memang!

“Kau Benar tentang Debran, aku akan segera pergi dari sini!”

-“Sebentar, sebenarnya  ini tentang apa? Makhluk mini itu berbahaya bagiku? Lelucon. Akal bulus seorang Ron.”-

“Kemana?”

“Entah.”

“Berhentilah menjadi keras kepala Leyya!”

“Berhentilah, berpura-pura perduli padaku!”

-“Nah sekali lagi begitu, perintah dibalas perintah. Orang dewasa memang benar-benar Cool.”-

“Baik, akan kuberikan tawaran kepadamu.”

“Aku menolak!”

“Aku bahkan belum menyebutkan tawaranku.”

“Apapun tawaranmu, hanya akan membelenggu kebebasanku bukan?”

“Kamu tidak memiliki pilihan, kamu ingin Astro menggerayangi Debran kesayanganmu.”

Shards Of GlassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang