Ronald
Leyya tidak pernah lagi muncul ke permukaan, sudah berminggu-minggu lamanya. Hanya Flora yang tiap pagi datang menemuiku, dengan langkah tertata dan senyum mengembang. Tutur kata yang lembut menandakan betapa terpelajanya ia. Menguasai 4 alat musik, paham akan puisi, merajut dan seorang balerina. Seperti dua sisi mata uang, bila disandingkan dengan Leyya. Namun entah mengapa, Leyya si sarkas begitu kutunggu.
"Selamat pagi anna" sapaku singkat.
"Selamat pagi Dok" Anna membalas sambil menyerahkan sebuah note kecil yang baru ia temukan..
Leyya :
Apakah aku terkutuk Ron? Akan dosa dari orang yang telah lalu, dari kedua orang tuaku? Ron pernahkah kamu merasa, ada monster didalam dirimu? bagian dari dirimu yang kamu benci? bagian dirimu yang lain? yang selalu menggaruk dan mengetuk didalam kepalamu, semakin lama dan kencang, seolah ingin mengambil alih kesadaranmu dan mengendapkannya kebawah. Membuatmu tertidur lama dan melenyapkan mu. Ron tolong AKU! aku berada didalam sisi gelap duniaku, terjebak dan terjerembab.
Ku acak-acak rambutku untuk melampiaskan kegelisahan yang melanda.
"Berarti hari ini Flora yang berada diruanganku?"
Anna tidak menjawab, hanya mengangguk ragu dan berlalu dari hadapanku.
FLORA
Pagi ini langit begitu cerah, aroma bunga dan sejuk embun menyeruak masuk keruang kerja Ron. Membuatku ingin berlama-lama memandang keluar melalui jendela ini. Motif bunga Daisy dengan latar merah tua, bangku antik mahal dan sebuah sofa panjang, Ruang kerja Ron yang terlihat elegan tidak kalah dengan pemandangan diluar jendelanya.
"Menyenangkan bukan?" Ron mengejutkan... Dengan seketika ia sudah berada disampingku, menyilangkan lengannya didada dan menghirup nafas dalam-dalam.
"Kau memiliki pemandangan yang luar biasa disini! hamparan luas mawar putih diluar jendela dan kolam kecil ditengahnya." Suasana seperti ini sudah lama menghilang, bentuk baru dari kedamaian.
Kami terdiam sejenak, hingga akhirnya Ron secara perlahan menggerakkan tangannya untuk mengusap pipiku, "ADA APA?" Aku tersontak.
Cairan bening mengalir dari mata meluncur turun dan terjatuh... Mengapa aku menangis? apakah karena suasana ini? karena rasa ini? atau karena Ron. Seolah telah berabad lamanya hal ini kurindukan.
"kau baik-baik saja Flora?" Nada Ron cemas, hatiku serasa diremas oleh perhatian yang ia berikan.
"Ron.. ketika rasa takut, kalut, dan sepi tiba. Kemanakah kau akan bersembunyi?" apakah kiranya jawaban yang akan diberikan oleh ron? Seorang pria mapan, dengan keluarga yang berkuasa, dan kecerdasan yang luar biasa. Uang, Keluarga, atau logika yang akan ia pilih?
Tatapan Ron seolah tak percaya atas pertanyaanku, ia menghela nafas panjang sebelum menjawab.
"Dalam DOA kubersembunyi Flora!'
---HENING---
Ronald
Tok...tok..tok.... Berulang kali pintu ruanganku diketuk. Perlahan kulirik jam ditangan, waktu menunjukkan pukul 21.00. Pasti Anna, hanya ia yang berani datang keruanganku pada jam segini.
"ya, silahkan masuk!"
"maaf mengganggu dok" seraya memasuki ruangan dengan langkah yang ringan disertai senyuman lembut.
"Ada apa Anna? apakah ini berkaitan dengan flora dan leyya?"
"Bisakah dokter ikut dengan saya, ada yang ingin saya tunjukkan pada dokter!" Gurat khawatir tercipta pada wajah Anna, ia menggigiti pinggiran bibir tipisnya. Apapun yang akan ia tunjukkan, pastilah bukan hal yang baik.
"silahkan tunjukkan jalannya!"
Kuikuti tiap langkah anna, menuju kamar Flora rupanya.
============
Behind my skirt , there is my skin...
Behind my Skin, there is my meat...
Behind my meat, there is my soul...
Inside my Soul, there is a BIG BLACK HOLE..
A Big black hole in soul of Ghoul...
Hide...Hide... Under your bed..
I'll seek you and I will Get
Run and Run as fast as Cat..
I'll catch you and Cut your Troath
la..la..la..la..la...
===========
Flora menyanyikan lagu itu secara berulang-ulang, nadanya begitu sedih dan kelam. Anna membuat gerakan seolah kami harus cepat-cepat pergi sebelum flora menyadarinya. Akhirnya kami memutuskan untuk kembali keruanganku.
"apa itu tadi anna?" baru kali ini kudengar Flora menyanyikan lagu tersebut.
"Maaf dokter, biasanya flora ataupun Leyya tidak pernah bersikap seperti itu. Beberapa hari belakang ini Flora menyanyikan lagu tersebut secara berulang-ulang sampai akhirnya ia tertidur dok." lagi-lagi anna menggigiti bibirnya, menunjukkan bahwa ia sedang khawatir, tidak nyaman atau bahkan ketakutan!
"Besok pagi akan kutanyakan langsung pada Flora. sekarang kamu istirahat saja, lagi pula jam jaga mu sudah berakhir anna" Anna menyetujui perkataanku, ia berjalan keluar ruangan dan menutup pintunya dengan lembut.
Sekiranya siapa yang akan menemuiku esok? Flora atau Leyya? dan aku tak dapat menyingkirkan irama lagu tadi dari kepalaku, sesuatu dalam lagu itu dapat memberikan perasaan dingin dan tidak nyaman. Besok pagi akan kutemukan jawabannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Shards Of Glass
Mystery / ThrillerSemua luka ini tidak terlihat, ibuku pandai menutupinya! Dibalik gaun indah yang kukenakan, dibalik rambut kuncir dua yang ibu ikatkan, terdapat puluhan memar dan belasan sabetan yang ia torehkan. (pernahkah orang tua memikirkan, apa akibat perbuata...