FLORA & Ronald
Bangli Mental Health Center, Rumah sakit ini berdiri kokoh dipojok jalan disekitar Nusa Dua. Bangunannya tinggi dan beratap segitiga, memiliki jendela-jendela besar dan berwarna-warni, sejenis kaca panel mungkin. Bangunan kuno ini perlu di cat ulang, dibeberapa sisi terdapat lumut berhinggapan. Namun bangunan ini sempat menjadi primadona ditahun 60an, bahkan keanggunannya masih tersisa hingga kini! Didalamnya terdapat belasan dokter, puluhan perawat dan beratus pasien. Sebuah informasi yang diberikan Ron.... disini kami seperti sebuah keluarga besar bahagia, hanya saja kami –SPESIAL-
Informasi lain yang diberikan Ron berupa pengetahuan tentang penyakitku. Skizofrenia adalah salah satu penyebab disabilitas, dengan psikosis aktif menempati ranking ketiga setelah kuadriplegia (lumpuh keempat lengan dan tungkai) dan demensia. Penderita skizofrenia mengalami disabilitas terus-menerus dengan relaps(kambuh)! Tingkat bunuh diri terkait skizofrenia lebih tinggi dari rata-rata. Disebutkan bahwa angka ini sebesar 4,9%, yang terjadi selama periode setelah onset atau perawatan pertama di rumah sakit. Umur penderita penyakit ini cenderung lebih pendek 10 sampai dengan 15 tahun. Semua hal yang di jabarkan Ron mengenai kemungkinan kedepan penyakit yang kuderita, kenyataan pahit memang! Tapi itu sudah biasa...
Kumasuki ruangan Ron, dengan langkah tertata perlahan namun pasti. Membawa baki dengan cangkir teh yang akan kusajikan untuk Ron, semoga ia menyukai teh buatanku.
“Selamat pagi Ron. Bagaimana sarapanmu? Semoga masih ada cukup ruang untuk secangkir teh.” Kulayangkan senyuman singkat, sambil meletakkan secangkir teh dimejannya.
“Selamat pagi Flora! Tentu saja selalu ada ruang untuk secangkir teh darimu.” Dari mana aku tahu itu Flora? Mudah saja! Tutur kata yang sopan dan lembut, gerakan anggun dan gemulai.
Kami berbicara panjang lebar mengenai kegemarannya berkuda, konon salah satu pamannya memiliki sebuah peternakan sebelum ia bangkrut. Disanalah Flora belajar berkuda, suatu hobby yang berkelas! Suatu kali anna pernah bercerita padaku, Flora mengajukan dirinya secara sukarela untuk menjahit seragam pasien lain yang robek, maklum biaya untuk perawatan pasien dirumah sakit ini terbatas, maka ada beberapa pakaian robek yang masih digunakan selama itu masih layak pakai. Satu lagi kelebihan Flora, sang putri berhati emas. Tidak seperti ia yang satu lagi, selalu saja menguji batas kesabaranku. Ceroboh dan seenak jidatnya, SANG MONSTER PUDING. Lihat,.. Bahkan mengingatnya saja urat dikepalaku sudah bermunculan, selalu membuatku salah tingkah!!!
------------------------------------
“Ron... Bayangkan bila saat ini kau sedang jatuh cinta. Melihat ia yang kau cintai ditiap pagi, berbicara tentang hari yang terlewati, meracau tentang perdebatan-perdebatan ringan. Ia akan tersenyum padamu, membelai dan mengecupmu lembut terkadang. Tawa dan candanya mampu mencerahkan harimu. Gambaran akan surga adalah ia! Sosok yang mampu mencairkan kebekuan hati dan pikiranmu. Bersamanya derita hanyalah kisah dunia maya” Mataku meremang, dunia seolah pudar saat ini.
“Pasti indah Flora, terdengar sangat menyenangkan! Mungkin suatu saat akan kurasakan jua, suatu saat bukan sekarang!” sebuah pernyataan dariku, cinta memang nampak begitu jauh! Itu bukan AREAku...
“Bagimu itu suatu saat Ron...! Bagiku itu terjadi setiap hari. Hingga tiba saat kalian berkata, pria yang kucintai adalah ilusi.... Ya Syam adalah Delusi yang kuciptakan. Bayangkan rasanya!!!”
Vonis yang kami jatuhkan, menghancurkan cinta pertama dan sejatinya. Bagaimana ada kata yang cukup untuk menenangkan hatinya? Aku terdiam, pasrah untuk menjawab. Lagi pula manusia mana yang sanggup menjawab?
KAMU SEDANG MEMBACA
Shards Of Glass
Mystery / ThrillerSemua luka ini tidak terlihat, ibuku pandai menutupinya! Dibalik gaun indah yang kukenakan, dibalik rambut kuncir dua yang ibu ikatkan, terdapat puluhan memar dan belasan sabetan yang ia torehkan. (pernahkah orang tua memikirkan, apa akibat perbuata...