ASTRO
-----------------
I’ll put your poison in my veins
They say the best love is insane
I’ll light your fire till my last day
I’ll let your fields burn around me, around me
If that’s what you wanted
If that’s what you wanted
Lagu yang diputar Ron semakin jelas terdengar...
Sedang apa gerangan ia diruangan itu? Mari kita intip sebentar. Kunikmati tiap langkah menuju ruangannya, tubuh ringan flora memberikan keuntungan yang sangat besar! Siapapun yang kuintai tidak akan pernah menyadarinya... Kubuka pintu ruangan Ron dengan perlahan.
“Ahaa.. Ron sedang ketiduran diruangannya. Sungguh suatu tindakan ceroboh!” bisikku perlahan.
Terlena oleh lagu yang ia putar sendiri rupanya, terbaring di sofa panjang dan diselimuti jubah kerjanya... mari kita amati ia lebih dekat!
Kucondongkan tubuhku mendekati Ron yang sedang tertidur pulas. Papan nama menggantung dijubahnya, bertuliskan Prof. Dr. Ronald Westinghale Jr M.S.Psy. Sungguh mengesankan....! Dan benar kata Leyya, kulitnya memang pucat serupa dengan dinding rumah sakit ini. Hal tersebut justru membuat ia jauh lebih menarik bagiku. Gurat tipis pembuluh darah samar terlihat dileher jenjangnya. Begitu menggoda! Seperti apakah bercak dari cipratan darah yang akan tercipta? Sejauh apakah jangkauannya? Akankah ia membuat genangan BESAR? Ooooh aku tidak sabar akan sensasi atas darahnya.
Mari kita amati lebih dekat lagi...
Ooooh betapa manisnya dokter muda kita yang satu ini, bibir tipisnya sewarna darah. Warna favoritku! Tidak heran Leyya enggan untuk berbagi... kelak akan ku ukir bulan separuh membentang dari telinga ke telinga. Menjadikan senyummu sebagai Maha Karya, bahkan legenda senyum Monalisa pun akan sirna...
Ini tidak cukup! Aku ingin mengamatimu lebih dekat, jauh lebih dekat lagi Ron..
Heuuuum... kali ini dapat kuendus bau tubuhmu! Begitu manis seperti Caramel dan Vanilla, mungkin sisa aroma dari makan siang tadi.. Puding ibumu pasti! Kususuri lagi tubuh Ron. Persendian yang sehat, pasti lebih mudah ketika kupotong kelak.
Baiklah cukup untuk hari ini...
Kusapukan tangan ini dengan lembut kedahi Ron. Anggaplah Leyya atau flora yang melakukannya, BUKAN AKU...BUKAN AKU...! Sweet Dream Ron..
Kututup kembali pintu ruangan Ron dengan lembut, berjaga-jaga agar tidak membangunkannya. Senyumku mengembang, SATU KORBAN SUDAH DITANGAN...!
RONALD
"Tok...Tok....Tok...." suara ketukan halus dipintuku.
"ya, silahkan masuk" Kubetulkan jubah kerja yang sedikit berantakan setelah kugunakan sebagai selimut barusan.
"Maaf Dokter, ini laporan yang anda minta tadi." anna berjalan mendekati meja kerjaku dan meletakkan setumpukkan berkas disana.
"Anna..." Suaraku mencegahnya untuk melangkah pergi.
"Ada apa Dok?" Ia berjalan mendekat...
"Bisakah kau menemaniku sebentar?" Kutepukkan tangan pada ruang kosong disofa ini, sebuah perintah halus yang akan ia turuti segera!
"Tentu, Apapun untukmu Dok." Wajah anna tersipu, ia mulai menggigiti bibir bawahnya. Sebuah tanda, bahwa ia tergugup.
Tanpa perlu meminta izin, kurebahkan kepalaku diatas pahanya.. Disofa ini aku dan anna berdua.
Anna meletakkan tangannya dikepalaku, membelainya lembut. Seperti seorang ibu yang sedang memberi restu pada putranya. Tangan anna begitu hangat, tapi mengapa kehangatannya tidak menyentuh hatiku? tidak seperti harapku?
"Ada apa Ron?" tumben anna menyebut namaku? Caranya bertanya seolah ia tahu ada yang sedang kupikirkan.
"Mengenai Flora"
"Kenapa dengan Flora?" anna mulai menggali.
"Kau tahu, kasus sepertinya tidak pernah benar-benar bisa disembuhkan! Kepribadian lainnya hanya dapat ditekan dengan kesadaran penuh sipemilik tubuh." Nadaku melirih....
"Anda dokternya Ron, dan saya yakin dengan kemampuan anda!" Anna menyemangatiku.
"Tapi flora tidak sekuat Leyya ataupun kepribadian lain yang mungkin muncul." aku mendebat.
"Jujurlah Ron, bukan itu masalah sebenarnya! Ada hal yang lebih anda takutkan, dan hal itu bukan karena kepribadian lain yang akan mengambil alih." Anna mengambil jeda "Anda takut apabila Flora menekan kepribadian yang lain, ia juga akan menekan leyya! Maka Leyya akan Terhempas selamanya..."
Aku terkejut... Anna mampu membaca maksudku! Dalam kondisi ini Annalah siDokter dan aku Pasiennya. Kata-kata Anna memeras perutku, paru-paru ini pun tak dapat mengembang sempurna, nafasku memberat.
Pinjamkanlah pahamu sebagai bantalku sesaat lagi anna, toh aku tahu kau takkan MENOLAK..!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Shards Of Glass
Misteri / ThrillerSemua luka ini tidak terlihat, ibuku pandai menutupinya! Dibalik gaun indah yang kukenakan, dibalik rambut kuncir dua yang ibu ikatkan, terdapat puluhan memar dan belasan sabetan yang ia torehkan. (pernahkah orang tua memikirkan, apa akibat perbuata...