Gadis itu menatap sinis pada cewek disebelahnya yang sedang cengar cengir tak jelas kala ditatapnya,ia seperti merasa tak bersalah karna menyebabkan mereka berdua terdampar di barisan kelas XI.
"Lo waras?"tanya ara pada gadis di sebelahnya yang masih disebutnya sebagai sahabat.
Gadis yang merasa ditanya pun menoleh sekilas dan mengalihkan pandangan nya lagi kedepan.
"Waras lah"ujarnya santai dan setelah itu dia terkekeh geli entah karna apa.
Sesaat kemudian ara menyesal masih menganggapnya sebagai sahabat. Harusnya ia bertingkah tak mengenalnya kala orang-orang menatap mereka tadi.huh,menyebalkan.
"Lo sehat kan"tanya ara sekali lagi yang membuatnya menoleh.
"Alhamdulillah kok atas rahmat allah yang udah menciptakan gue jadi makhluk ciptaan tuhan yang memiliki wajah cantik nan imut ini menjawab kalo gue sehat. Lo tenang aja oke"
Ara hanya memutar bola mata malas karna pidato panjang yang dilontarkn sahabatnya itu.'tinggal jawab sehat apa susahnya sih'
Ara kembali memutar bola mata malas entah yang keberapa kalinya kala menghadapi sahabat ajaibnya ini.Nadya Aditya.
Sejenak tak ada pembicaran,yang ada hanya percakapan ringan kakak kelas didepanya yang tak terlalu penting bagi ara.
Namun sedetik kemudian ada yang menepuk bahunya yang membuat ara terlonjak kaget.
"Woy"
Ara berbalik dan mendapati kakak kelas yang namanya tak diketahui ara sedang menatap nya tajam.
"Kelas berapa lo? Kok ikut baris anak kelas sebelas ? Perasaan gue ga pernah liat lo di kelas ini deh?"ujar cowok yang tadi memegang bahu ara.
Yang ditanya pun hanya diam menatapnya dengan wajah datar,tak berniat ingin menjawab.
"Anu kak,tadi kita telat ,terus kelas kita juga kejauhan,jadi kita ikut barisan kelas sebelas deh. Hehehe"ujar nadya yang seolah mengerti kalo ara tak akan mau menjawab pertanyaan orang yang menurutnya asing.
Cowok yang tadi menepuk bahu ara memegang dagunya sendiri sambil mengangguk anggukkan kepalanya seperti sedang berfikir.
"Kelas berapa lo?"
"Kelas X IPA 2 kak" jawab nadya bertepatan dengan ara yang membalikkan tubuhnya lagi seperti semula.
Merasa seperti tak dianggap membuat cowok tadi menepuk bahu Ara lagi mengabaikan Nadya yang sedang mengaguminya dalam keterbengongannya.
Ara membalikkan tubuhnya, lagi, dan mengangkat sebelah alisnya seolah sedang bertanya, apa?
"Nama lo siapa?"
"Namanya Ara kak,lebih tepatnya clara safariana" lagi, Nadya yang menjawab pertanyaan yang dilontarkan cowok tadi yang membuat cowok itu menghela napas jengah.
"Lo bisu ya?"
"Enggak lah kak mana mungkin ara bis--"
"Lo bisa diem ga sih! gue tanyanya sama ara bukan sama lo?" Bentak cowok itu yang mulai terpancing emosi,Nadya yang mendapat bentakan itupun segera berbalik,sepertinya harapannya untuk menaruh hati pada cowok itu pupus sudah.
"Oh ya nama gue alfa hidayat lo bisa panggil gu--"
"Brisik. Gue ga nanya nama lo siapa"ujar ara datar dan sedetik setelahnya nadya menoleh kebelakang.
"Rasain tuh" bertepatan setelah itu upacara selesai, dua gadis itupun segera pergi dari barisan kelas IX , meninggalkan alfa yang masih melongo mendengar ucapan datar dari gadis yang sudah membuatnya penasaran. sial.
![](https://img.wattpad.com/cover/128853159-288-k51320.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Maybe
Teen Fiction"Sampai kapan kau akan melupakannya?" "Entahlah" "Mungkin selamanya..." ****** Kesepian yang sesungguhnya adalah ketika kau hidup ditengah orang-orang yang menyuruhmu untuk berpura-pura.