part 10.

44 11 0
                                    

Ribet ya ngomong sama orang yang punya kepribadian ganda
****

Ara p.o.v

"Aku kangen kak diaz!"

Jujur,aku merutuki mulutku yang secara blak blakkan mengatakan hal yang memalaukan seperti itu.

Aku menggaruk tengkukku yang tak gatal sambil mengeluarkan cengiran khas ku.

"Hehe,bukan,tadi maksudnya, anu--apa ya?"ujarku sedikit kaku,untuk sejenak canggung yang menyapa,aku melirik sekilas kearah diaz,cowok itu tampak tenang tenang saja,tak ada wajah tegang diwajahnya.

'Hadeuh..kok santai banget sih'aku menolehkan kepalaku kebelakang agar terhindar dari kontak mata dengan diaz,aku berharap akan ada badai atau kebakaran yang bisa membawaku pergi dari keadaan yang canggung seperti saat ini.

"Em...maaf ta--"

Ting tung ting tung--

Ah,syukurlah walaupun tak ada badai ataupun kebakaran,bel masuk kelas pun tak apa bagi ku,aku harus segera pergi dari tempat terkutuk ini.

"Wah udah bel,aku masuk kelas dulu ya ka--"

"Bareng"tuh kan dia jadi dingin lagi,tadi aja sikapnya manis.'cepet banget sih berubahnya,huh,dasar labil'

Aku hanya mengangguk singkat,setelah itu aku keluar dari perpustakaan bersama diaz dan canggung yang melekat.

Karna tak suka dengan adanya hening,akhirnya aku lebih memilib membuka pembicaraan terlebih dahulu.

"Kak"

"Hm..."

"Kak diaz ga serius kan sama apa yang kema--"

Seketika diaz menghentikan langkah kakinya yang membuatku juga ikut menghentikan langkah dan ucapanku.

"Kenapa?"ucapku bingung."kakak masih inget kan yang kemarin"

"Serius"

"Hah,apanya?"

"Bicara"ini nih yang aku kesalkan dengan diaz'sebenarnya dia punya kepribadian berapa sih,kadang manis,ketus,datar,terus ini,irit ngomong.'

"Kak,kalo ngomong jelas dikit napa"

Diaz nampak menghela napas beratnya sejenak sebelum berucap.

"Gue serius sama apa yang gue omongin kemarin,dan untuk tadi,gue cuma lagi proses awal perkenalan sama lo,itu aja"

Hatiku mencelos kaget mendengar peryataannya barusan.

"Terus kenapa kakak seolah masih memberi ara harapan?"

"Soal itu,gue cuma lagi ngetes lo aja kok,jadi gue minta sama lo berpura pura aja lo ga pernah kenal ataupun deket sama gue"

Setelah mengucapakan kalimat barusan diaz pergi begitu saja,meninggalkanku yang masih berdiri dikoriodor kelas XII.

"Cuma pura pura aja kan kak?"

sekali lagi,aku masih meletakkan sebuah harapan pada diaz,walaupun itu hanyalah 1%.

***
"Huh,nadya mana sih?"

Mataku menengok keseluruh penjuru kelas,memastikan dimana nadya berada,dan sialnya lagi aku tak menemukan kemana keberadaannya.

"Apa dia masih ngira gue ada dikantin lagi"gumamku dan aku langsung membawa kakiku menuju kantin,meninggalkan kelas yang riuh karna tak ada guru yang mengajar.

"Mana sih?"aku menjelajahi seisi kantin dan mataku seketika membelalak kaget,aku melongo ditempat kala melihat kejadian yang ada didepanku.

Disana,tepat dipojok kantin sepasang manusia sedang bercengkrama ria tanpa peduli sepasang mata sedang melihatnya dengan mulut terbuka.

"Uh,daebak gimana bisa kak alfa sama nadya bisa deket kek gitu coba?"gumamku pelan,bagaimana bisa aku meninggalkan berita se-hot ini,pikirku sebelum aku pergi meninggalkan kantin.

Entah kemana tujuanku selanjutnya,yang asli aku hanya sedang ingin menyendiri.dan disinilah aku sekarang berada,di taman belakang SMA Harapan.

Aku mendudukkan bokong ku di kursi,sebelum tiga menit kemudian ada yang menyusul duduk disebelahku.aku menolehkan pandanganku menatap cowok yang dengan santainya menaruh kepalanya di bahuku.'apa apaan nih'

"Eh kok ka--"

"Sstt,kayak gini aja dulu"aku menurutinya walaupun posisi ini membuatku rada canggung,sesaat kemudian hening menyapa.

"Lo bolos pelajaran ya?"tanyanya tanpa merubah posisi,aku menoleh sekilas kemudian kembali kedepan.

"Enggak,kak kay paling yang lagi bolos"ujarku santai,ya cowok yang sedang menaruh kepalanya di bahuku adalah kayden.

Sedetik kemudian setelah aku mengatakan itu kay langsung mengangkat kepalanya dari bahuku cepat.

"Kok lo tau nama gue?"tanyanya.

Aku menggaruk tengkukku sekilas."dari name tag kakak lah"kataku santai,kay hanya ber-oh ria menanggapi perkataanku.

"Terus kakak ngapain disini?"tanyaku."bolos ya?"

Yang kuajak bicara hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa?"

"Jadi benerkan kakak bolos?"tuduhku sambil mengacungkan jariku kedepan wajah tampannya,ia tampak mengeryitkan dahi.

"Kalo iya kenapa?"

"Nggak papa sih"untuk sejenak tak ada pembicaraan,aku berniat ingin berdiri sebelum sebuah tangan menghentikanku.aku menoleh sekilas menatap kay sambil menaikkan sebelah alisku,sebelum sebuah kalimat merobohkan harapanku.

"Mundur ra!lo udah kalah!"

Yeyy...akhirnya selesai...
Ditunggu vote and komennya ya!

Next??

MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang