DanielJr
Tambah | blokir | laporkan
Soal tadi lo gak usah baper. Itu semua cuman ucapan terima kasih gue ke lo. Gak lebih.
Setelah melihat pesan Daniel barusan, ia segera mengetik balasan.
Aku nggak baper.
Jaket kamu ketinggalan, besok aku kembaliin.Danieljr
Ya harus lah. Itu lo nya yang lupa ngembaliin, bukan ketinggalan. Besok gue tungguin di kantin paling pojok.
Balasan Daniel barusan adalah penutup chatting mereka. Ada hal aneh yang mengerubungi otaknya, darimana Daniel tau id linenya?
Masih pukul 19.00 Cindy sudah merasa ngantuk. Ia ingin bermain ke kafe tempat Dania bekerja part time, tetapi hari sudah lumayan larut.
Dania, sahabatnya memang sudah dari dulu melakukan kerja part time, karena ada sesuatu masalah di rumah yang membuat ia bosan. Jadi, ia lebih memilih untuk kerja part time dari pada di rumah.
Akhirnya ia lebih memilih melihat MV korea kesukaannya. Untuk kali ini Cindy sengaja tidak melihat drama korea, karena jika sudah melihat itu ia sangat lupa segalanya, waktu, makan bahkan belajar.
🍭🍭🍭Karena kejadian kemarin, Cindy jadi tidak bisa tidur. Ia terus memikirkan sifat Daniel yang susah di tebak. Kadang judes, dingin, kadang baik, bahkan perhatian.
Brakk!
Bunyi gebrakan itu menyadarkan Cindy dari lamunannya. Ternyata yang melakukan ulah itu adalah sahabatnya sendiri, Nanda.
"Ngelamun ae. Lo tau gak kalo Daniel sama Viola udah putus?"
Mendengar kata Viola dan Daniel Cindy memutar tubuhnya menghadap kearah ke Nanda.
"Hah? Mana aku tau, lagian apa hubungannya sama aku coba?"
Kaget. Iya. Ia mengingat kejadian kemarin saat di depan toilet. Mungkin itu alasan Daniel yang menjadikan ia sebagai imbasnya. Tapi kenapa harus dirinya?
"Lo kemarin pulang dianter Daniel?" tebak Nanda yang membuat Cindy spontan terkejut.
"Dari mana kamu tau?"
Nanda cekikikan melihat raut wajah Cindy yang begitu konyol bercampur pipi nya yang berubah merah merona. Cindy menatap Nanda heran. Bagaimana tidak heran, Nanda yang tiba tiba tertawa tidak jelas.
"Lo suka sama Daniel?"
Seketika pipi Cindy makin menjadi. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan Nanda barusan. Hanya menjawab iya atau tidak memang tidak lah susah, yang susah adalah menyamakan antara isi hatinya.
"Kalo lo gak jawab gue anggep iya."
"Enggak. Ngapain juga suka sama Daniel. Ishh." jawab Cindy langsung.
Jaket.
Teringat itu, Cindy langsung merogo tasnya dan mencari benda yang terbungkus dengan rapi. Ia segera bangkit sebelum bel masuk berbunyi.
"Ehh ehh lo mau kemana?"
Cindy tidak merespon pertanyaan Nanda. Memang ia sengaja mengabaikannya, karena ia tidak ingin Nanda ikut, bisa bisa nanti dia risuh lagi.
Kantin paling pojok.
Dilihatnya Daniel yang sedang duduk menyendiri di ujung sana. Cindy segera menghampiri Daniel dan memberikan jaket itu.
"Ini, makasih."
Ia meletakkan barang yang terbungkus rapi tepat di depan Daniel dan segera beranjak pergi.
"Udah, cuman ngembaliin doang?"
Suara Daniel barusan membuat Cindy memutar tubuhnya ke arah Daniel.
"La terus mau gimana lagi? Kan niat aku cuman balikin jaketnya."
"Duduk!" ucap Daniel dengan nada memerintah.
"Lo ngerti kan maksud gue kemarin yang di line?" ucapnya sambil menatap Cindy serta meneguk segelas es tehnya.
"Ngerti. Lagian aku gak baper kok."
Cindy mengalihkan tatapannya ketika Daniel menatap bola matanya. Rasanya kaki nya ingin berlari, tetapi arus Daniel begitu kuat sehingga ia tidak bisa beranjak dari situ.
"Yaudah." Daniel beranjak dari kursinya, namun di depannya kini sudah ada Viola yang menghalangi jalan dengan raut wajah memelas.
"Bisa kita ngulang dari awal? Plis." ujarnya dengan nada memohon.
Tetapi, Daniel tidak merespon perkataan Viola barusan, ia tetap berjalan pergi. Mungkin luka yang Viola beri masi membekas, sehingga Daniel tidak menanggapi perkataan Viola barusan.
Kini Viola menatap Cindy, Seolah olah ia berfikir bahwa Cindy yang merubah perasaan Daniel. Karena Viola tau, Daniel sangat mencintainya, dan tidak pernah sesekali mengabaikannya.
"Lo siapanya Daniel?!" tanya Viola pada Cindy dengan nada tegas.
Cindy hanya melongo ketika Daniel pergi meninggalkannya dalam keadaan seperti ini.
"woi! Gue lagi ngomong sama lo!"
"Bu-bukan siapa siapa," jawabnya dengan nada terbata bata.
"Boong!" kata Viola tak percaya.
"Dia gak bohong."
Suara Daniel barusan membuat Viola dan Cindy langsung menoleh. Cindy bersyukur, mungkin Daniel akan menyelamatkannya dari cewek ganas yang ada di depannya.
Tapi ternyata alasan Daniel kembali adalah mengambil bingkisannya yang tertinggal.
"Gue sama dia gak ada apa apa. Jadi kalo lo mau nuduh dia karena perasaan gue berubah, lo salah. Lagian yang minta udahan elo kan?"
"Kalau lo mau selamat, lo pergi sekarang." sambungnya lagi sambil menoleh ke arah Cindy.
Ia beranjak pergi meninggalkan Daniel dan Viola. Ia tidak mau terbawa arus permasalahan di antara mereka. Lagian ia tidak tau permasalahan apa yang menyelimuti mereka, setaunya mereka sudah putus.
***
Yeayy akhirnya bisa ngelanjutin juga wkwk. Sempat bingung si lanjutannya yaapa, yaudah aku bikin sesuai kemampuan otakku saja hehe
Jangan lupa pencet tombol bintang oke ^^

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Teen FictionSilahkan kalian membaca kisah tentang Cindy dan Daniel dengan tenang tanpa tekanan :) Cover by @DWK_Graphic