19

502 40 3
                                    

Sinar matahari telah muncul dibalik sela-sela gorden. Tetapi gadis dibalik selimut itu tak kunjung bangun dari mimpinya. Hingga alarm ke-4 berbunyi, barulah dia sadar.

Kringg kringg kringg

Dengan mata yang sedikit sayup, ia mencari ponselnya, untuk melihat pukul berapa saat ini. Namun matanya membulat ketika wallpaper nya muncul notifikasi panggilan dan sms. Jumlahnyapun tidaklah sedikit.

Ia langsung berlari keluar dari kamarnya tanpa membereskan apapun. Cindy menuruni tangga dengan buru-buru, ketika tinggal beberapa tangga lagi selesai, dari arah ruang tamu terdapat seorang yang membuatnya terburu-buru seperti saat ini.

Cindy segera membalikkan badan untuk pergi ke kamarnya lagi, namun mamanya sudah mengetahuinya terlebih dahulu.

"Mau tidur lagi?"

Otomatis Cindy mebalikkan badannya, ia melihat ekspresi mamanya, seperti mengejek.

"Iya ini mau mandi hehehe" jawab Cindy dengan cengengesan, sambil menatap ke arah cowok yang ada duduk di depan mamanya itu.

*****

Setelah berpamitan kepada orang tuanya, Cindy dan Daniel berjalan keluar rumah menuju ke mobilnya.

"Kenapa gak bawa motor?"

Daniel yang baru masuk ke mobilnya, menatap Cindy, kemudian menjawab "muka lo bikin gue takut kalau lo naik motor"

Cindy hanya ber-ooh saja. Ia juga bersyukur, Daniel tidak membawa motor, karena keadaan baju yang saat ini ia kenakan tidak memungkinkan.

Ia mengenakan dress kotak-kotak selutut dan kaos putih di dalamnya.  Bisa bayangkan bukan, kalau pada saat itu ia naik motor Daniel yang seperti itu? 

"Nanti pulangnya turunin aku di toko buku dekat situ" pinta Cindy sambil menunjukkan toko buku yang ia maksud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nanti pulangnya turunin aku di toko buku dekat situ" pinta Cindy sambil menunjukkan toko buku yang ia maksud.

"Mau sekarang?"

"Eh, nanti aja. Belum buka kalo jam segini"

Hening. Baik Daniel maupun Cindy tidak ada yang bersuara. Dan untuk kedua kalinya, Cindylah yang memecah keheningan itu.

"Kalau latiannya di rumah kamu, gak usa jemput aku segala, aku kan bisa naik Taxi"

Mendengar suara seseorang tertawa, Cindy menoleh ke samping. Benar saja, Daniel yang sedang tertawa disana. Padahal tidak ada hal lucu yang perlu ditertawain.

"Yaiyalah, mana mau gue jemput lo kalau latian di rumah gue. Lagian siapa juga yang mau latian di rumah gue"

Cindy terdiam, mencoba mencerna kalimat Daniel barusan. "Owh, jadi?"

"Diem aja, ntar juga sampai"

*****

"Udahlah Cin, selaw aja, paling-paling Nanda sama Dania abis ini dateng kok" kata Obi sambil menenangkan Cindy. Disini, ia adalah cewek sendiri yang ada di meja ini. Ia hanya memainkan ponselnya sedari tadi, karena ia tidak mengerti apa yang dibicarakan Daniel, Adam dan Obi.

Sedari tadi, hanyalah Obi yang mengajaknya bicara. Adam dan Daniel hanya melirik sekilas, kemudian melanjutkan obrolan yang mereka bahas tadi.

Sungguh malang nasib anak pemalu seperti Cindy. Walaupun ia sudah mengenal Daniel sedikit, namun jika harus berhadapan dengan beberapa cowok dan dirinya adalah salah satu anak yang berbeda kelamin sendiri, ia pasti akan merasa malu. Sangat malu. Itulah Cindy.

Jika ada sahabatnya Nanda dan Dania, mungkin Cindy tidak akan semalu ini.  Atau bisa dibilang juga, gugup.

"Nah itu mereka"

Cindy langsung menoleh, mendapati Dania dan Nanda yang berjalan kearahnya dengan tampang tanpa dosa.

"Kalian kok gak ngomong sih, tau gitu aku bareng kalian tau gak."

"Ya, gimana ya Cin. Dadakan juga sih" ujar Nanda sambil menarik kursi disamping Cindy duduk.

"Karena uda datang semua, buruan ke studio musik. Tadi gue uda booking mbknya" kata Obi, kemudian beranjak dari kursi.

"Wah, lo booking mbk-mbk ya bi hahaha" kata Adam disertai tawa khasnya. Kemudian diikuti Daniel.

"Apaan pret, dede Obi masi polos, gak tau maksud kang Adam. Udah ah yuk, studionya di pojok sana" balas Obi, karena ia tau mengarah kemana perkataan Adam barusan.

"Wah, suka mojok-mojok nih Obi hahaha"

*****

Cindy gugup bukan main. Pasalnyaa ia akan menyanyi dan dilihat oleh Nanda, Dania, Adam dan Obi.

Megang mic saja tangannya sudah bergetar, apalagi suaranya. Tetapi, Cindy akan berusaha totalitas, bagaimanapun besok akan lebih banyak yang melihatnya daripada yang ini.

Keadaan studiopun menjadi hening. Hanya terdengar alunan gitar dan suara Cindy. Mereka tampaknya seperti menikmati, hingga ada yang sampai matanya tertutup, ada juga bibirnya yang menganga, ada juga yang matanya fokus terhadap saru titik.

Dan intinya mereka semua menikmatinya.

Setelah alunan gitar selesai, mereka semua bertepuk tangan, sesekali mengacungkan jempol kearah Cindy dan Daniel.

"Ini nih juaranyaaa!" ujar Adam. Namun, Obi juga tidak mau kalah. "Gue yakin tim kita besok yang menang! Pasti!"

"Cindyyyy gue kira lo gak bisa nyanyi! Kasih tau, lo les vokal dimana! Kasih tau." tanya Nanda seperti orang histeris. Ia tidak mengira, bahwa Sahabatnya Cindy bisa menyanyi juga.

Dulunya, ia hanya mengira bahwa Cindy tidak bisa menyanyi. Karena sewaktu smp dulu, ketika teman-temannya bernyanyi ia hanya diam saja. Ternyata, dibalik diamnya seseorang, ada sesuatu emas yang tersembunyi.

"Daniel, gitaran lo bagus" kata Dania kalem. Ia dari tadi hanya fokus pada alunan musik dari gitar yang dimainkan Daniel. Dania lebih suka pada gitar daripada vokal. Itu adalah hobinya dari smp, menyukai gitar.

"Thanks"

"Okee, gue kira kalian latiannya uda cukup deh. Masi ada beberapa waktu nih, gimana kalo kita karaoke an yuk?" tawar Obi.

"Wahh setuju setuju"

"Boleh boleh"

*****
TERIMA KASIH BUAT PEMBACA^^

DAN LAGI LAGI SAYA TIDAK TAU PART INI BERJUDUL APA :)

SAYA AKAN BERUSAHA LAGI BUAT GIAT UPDATE :) JANGAN LUPA VOTENYAA

SEKIAN DARI KEMBARANNYA UMJI

-ChindyA

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang