3. Apa salahku?

1.1K 146 106
                                        

Hari ini mungkin adalah hari keberuntungan seluruh siswa di SMA PANCASILA. karena semua guru sedang sibuk rapat. Namun seluruh siswa tidak boleh bolos, ataupun kabur dari sekolah.

"Liat drama korea yuk, gue bawa laptop nih." ajak Dania.

"Males kalo di sekolah, gak bisa ngehayati entar" jawab Cindy bermalas malasan.

Menurut Cindy, jika nonton drama Korea di sekolah mungkin tidak bisa dihayati dengan betul. Seperti menangis, ketawa dan semacamnya.

Dari arah pintu, terlihat Nanda yang sedang berlari lari menuju bangku kedua sahabatnya.

"Wee wee weee ke lapangan yuk!,
lihat tanding basket dua tim cogan" kata Nanda dengan menarik narik tangan Cindy dan Dania.

"Apasih, gue pengen nonton drama ni" jawab Dania.

"udah buruan ayokk ada Adam kok"

"Serius? Oke lah gue mau" jawab Dania bersemangat.

Dasar, cewek.

"Ayok Cinn, kita harus liat" ajak Dania yang kini mulai bersemangat.

Dengan segera Nanda menarik tangan Cindy. Cindy sebetulnya malas, karena Cindy bukanlah type cewek yang jika sudah mendengar atau melihat cogan akan memberontak. Bukan. Tapi apalah daya, dua lawan satu. Ia tetap kalah.

Dari arah koridor, terlihat Daniel yang sedang berusaha memasukan bola ke ring dengan keringat yang bercucuran di wajahnya diiringi sorak sorakan yang mendukung satu sama lain.

Mereka bertiga mencari tempat duduk di deretan paling depan. Alasannya, supaya bisa melihat cogan cogan itu dengan jelas.

"Lo tau nggak yang dilawan Daniel itu siapa?" tanya Nanda.

"Mana aku kenal" jawab Cindy datar.

"Dia gebetannya Dania wkwk" ujar Nanda sambil cengengesan ke arah Dania. Padahal itu tidak lucu.

Namun Dania tidak menyadarinya. Ia terlalu fokus dengan Adam yang kini sedang mendrible bola.

"Oh gitu" jawab Cindy santai.

Setelah sekian lama, akhirnya pertandingan pun selesai. Pencetakan point terbesar adalah tim Daniel.

Pandangan Daniel seperti mencari cari seseorang yang Cindy tak tau siapa itu. 

"Kok dari tadi gue nggak liat Viola ya? Biasanya dia paling semangat nyorakin Daniel" kata Nanda sambil celingak celinguk.

Viola. Mendengar nama itu ia teringat kejadian saat di kantin kemarin.

"Viola?" tanya Cindy.

"Pacarnya Daniel"

Ohh pacar, batinnya.

"Gue ke kamar mandi dulu" ujar Cindy pamit.

"Perlu gue temenin?" tanya Nanda.

"Gak usah"

*****

"Lo liat Viola gak? " tanya Daniel kepada salah satu teman sekelas Viola.

"Gak tuu"

Daniel merasakan sesuatu yang aneh, bukan ghaib atau apa. Tapi, sejak tadi Viola tidak terlihat saat pertandingan berlangsung.

Tidak biasanya Viola seperti ini. Biasanya ia yang paling semangat menyoraki Daniel. Mengapa sekarang dia berubah?

Daniel terus menelusuri koridor koridor,berharap ia menemukan Viola. Sampai akhirnya tujuan akhir Daniel adalah kebelakang sekolah.

Deg!

Betapa terkejutnya, ia melihat Viola yang kini sedang berpelukan dengan seseorang yang Daniel tidak tau jelas siapa itu.

"shit!"

Sontak mereka yang asik berpelukan terkejut ketika melihat Daniel yang kini berjalan menuju ke arahnya.

"Kita perlu bicara,"

Daniel segera menarik tangan Viola untuk meminta penjelasan lebih lanjut. Namun, dengan sigap Viola menghempaskan tangan Daniel.

"Mulai saat ini gue bukan lagi pacar lo ngerti! " kata Viola tegas.

"Maksud lo" jawab Daniel karena bingung.

"Kita putus!"

Kratak!  Pyarr pyarr!

Mungkin seperti itu bunyi hati Daniel di dalam tubuhnya. Daniel menatap cowok yang kini berada di sebelah Viola. Ia seperti mengenal cowok itu. Ia ingat itu adalah mantan Viola, Rendy.

Tanpa pamit, Viola menggenggam tangan Rendy untuk beranjak pergi meninggalkan Daniel yang kini dalam keadaan emosi. Sedangkan Rendy, tersenyum jahat kepada Daniel.

"Tunggu!" 

Perkataan Daniel barusan membuat langkah kedua makhluk yang ada di belakangnya terhenti.

"Lo harus jelasin kenapa lo putusin gue!" sambungnya lagi.

"Gue bosen sama lo." jawab Viola santai tanpa menatap ke arah Daniel.

Daniel hanya terdiam. Tangannya mengepal, kemudian ia melontarkan tinjuan ke arah tembok yang ada di sampingnya.

"Sial."

Tinjuan yang keras itu membuat tangannya memerah dan mengalirkan sedikit darah. Namun hal itu tidak sesakit apa yang dirasakan hatinya saat ini.

*****

Setelah keluar dari kamar mandi, Cindy tak sengaja berpapasan dengan Daniel. Wajah Daniel tampak begitu memerah dan penuh emosional yang membuat Cindy tidak bisa melepaskan pandangannya ke arah cowok itu.

Daniel membalas tatapan Cindy dengan tatapan tajam  yang membuat Cindy sedikit takut. Karena Daniel merasa kesal, ia medorong tubuh Cindy ke arah tembok dan menatap mata Cindy dengan tajam, dengan tangan kanannya di letakkan di samping gadis itu.

Hal itu membuat Cindy terkejut setengah mati. Kini kedua bola mata mereka saling bertatapan. Jantungnya serasa berhenti berdetak karena Daniel menatapnya seolah olah ia akan di bunuh. Tatapan mereka tidak berhenti selama 5 detik.

"Ke ke kenapa?" tanya Cindy dengan nada bergetar.

Hening. Tidak ada suara apapun.

Daniel terus menatap Cindy tiada henti.

"KENAPA DIA LAKUIIN ITU!" bentak Daniel dengan nada tinggi yang membuat Cindy terkejut dan berkeringat dingin.

Cindy hanya terdiam. Ia bingung harus menjawab apa. Disini juga tidak ada orang lain selain mereka berdua jadi, Cindy tidak bisa meminta bantuan siapapun.

"CEPET JAWAB!"

"Dia siapa, aku nggak tau."

Dengan penuh keberanian ia menjawab pertanyaan Daniel tadi dengan nada bergetar. Ia sempat bingung, kenapa tiba tiba Daniel seperti ini.

"BOONGG!"

"TATAP MATA GUE!"

Daniel tidak puas membentak Cindy yang tidak berasalah sama sekali, bahkan ia sempat mencengkram kedua lengan Cindy yang membuat gadis itu meringis kesakitan.

Kemudian ia mengikuti apa yang dikatakan oleh Daniel. Perlahan, air matanya tumpah yang sedari tadi di tahannya.

"Aduh sakit" jawab Cindy lirih sambil memejamkan matanya.

"Aku gak tau apa apa. "sambungnya lagi.

Melihat tangisan Cindy, Daniel tersadar bahwa Cindy tidak ada hubungannya dengan semua ini.

"Sorry" ujar Daniel sambil melepaskan cengkraman tadi.

Kemudian ia meninggalkan Cindy dengan beberapa pertanyaan. Sedangkan Cindy hanya menatap bingung ke arah Daniel.

*****

Jangan lupa Vote dan komentarnya teman. Aku tahu kalian baik. Hehe

-ChindyA

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang