Daniel memandang foto dirinya bersama Viola dengan serius. Ia tak habis fikir bahwa seseorang yang dulu begitu ia cintai, rupanya memiliki hati seperti iblis dan sadis. Dengan seenaknya memutuskannya dengan alasan tidak logis.
Memori tentang Viola melintas sejenak, membuatnya teringat kisah cinta mereka sewaktu dulu. Benar-benar di luar dugaan, Viola berhasil memainkan dramanya tanpa Daniel curigai sedikitpun!
Daniel mulai kesal dengan dirinya sendiri, kenapa Viola masih terus menggrogoti otaknya? Jelas-jelas apa yang sudah Viola lakukan sangatlah kejam bagi seorang Daniel.
Brak!
Ia menghantam meja belajarnya dengan cukup keras. Dengusan nafasnya sudah seperti lari maraton beberapa kilometer. Daniel jadi kesal sendiri dengan jalan fikirnya.
"Kapan gue bisa ngelupain lo?!" gumamnya sendiri, tak lama kemudian ponselnya yang ada di sampingnya tiba-tiba menyala, seperti ada panggilan vidio yang masuk. Tapi dari siapa? Daniel merasa ia sama sekali tidak pernah vidcall selain bersama Viola dulu.
Tanpa melihat nama seseorang disitu, ia melempar ponselnya ke arah tempat tidur. Kali ini moodnya sedang tidak baik, ditambah panggilan vidio dari orang yang tidak dikenalnya.
Padahal dilihatpun juga belum.
sudah 3 kali ponselnya berdering, namun Daniel tak kunjung menjawabnya. Ia merasa benar-benar kesal, akhirnya panggilan ke 4 pun ia jawab.
"Ngeselin banget ini orang!"
Daniel berdecak sebal, ia mengangkat panggilan itu tanpa melihat nama orang yang menghubunginya.
*****
"Tuh kan nggak di angkat, ganti aja deh," kata Cindy yang membuat Nanda tidak yakin bahwa apa yang dikatakan sahabatnya barusan. Nanda mencoba panggilan ke 4 dan berharap seseorang itu mengangkatnya. "Oke, ini panggilan terakhir, kalau dia masih nggak jawab, gue ganti dare-nya."
Dalam hati paling dalam sedalam-dalamnya ia berharap orang itu tidak mengangkatnya, Cindy menutup matanya sambil sesekali bergumam sendiri. Namun sepertinya keberuntungan tidak jatuh padanya, terdengar suara Nanda yang tampak histeris. "Cin, diangkat. Buruan ngomong,"
sial
Dengan mental seadanya ia memberanikan diri untuk mengarahan kamera ponselnya tepat di depan wajahnya. terlihat wajah seseorang dari sana, seperti sedang memasang raut kesal.
Bilang "Hai," terus tanyain, "Udah makan belum? jangan lupa makan ya". jangan sampai gagal, kalau gagal gue suruh lo ngomong langsung di sekolah!
Dare yang memalukan!
Sungguh, Cindy ingin melontarkan beberapa kata kasar pada sahabatnya, ia bersumpah akan membalasnya setelah dare ini selesai.
Tampak jelas disana ada Daniel yang beberapa kali mengerutkan dahinya.
"Hai,"
Mendengar kata 'hai' yang barusan ia lontarkan sudah membuat dirinya malu sendiri. Ia melihat sahabatnya sedang tertawa puas melihat aksinya.
Namun Daniel belum juga merespon perkataan Cindy barusan. Setelah beberapa detik, akhirnya ia membuka suara.
"Gila lo!"
Demi apapun Cindy ingin memencet tombol merah di tengah. Namun hanya kurang beberapa kata yang harus ia katakan sebelum panggilan ini selesai.
"Udah makan belum? jangan lupa makan ya?"
Dengan segera ia memencet tombol merah, namun terpaksa ia urungkan setelah mengingat perkataan Dania. Cindy mengalihkan pandangannya ke arah sahabatnya, ia tidak berani melihat wajah Daniel setelah apa yang ia katakan barusan.
Nunggu jawaban dia dulu, baru lo boleh putusin itu telfon.
Cindy berfikir sepertinya Daniel memang lambat bicara, terbukti sudah lima detik tidak ada suara darinya.
"Sinting nggak ketulungan!"
Daniel terlebih dulu memutuskan panggilan tadi, membuat Cindy bernafas lega, akhirnya ia bisa menyelesaikan dare gila sahabatnya.
"Cie perhatian banget sama Daniel," goda Nanda dengan tertawa geli yang diikuti oleh Dania.
"Oh ya, lo nggak boleh bilang ke dia kalo ini dare. lo boleh bilang satu hari setelah dare ini selesai." tambahnya kemudian, yang membuat Cindy melotot kearahnya. Bagaiamana tidak, begitu banyak peraturan yang cukup membuatnya panas. "Itu artinya lo boleh bilang ke Daniel sepulang sekolah besok," kali ini Dania membuka suara.
*****
"Ngapain sih tu cewek, gila kali!"
Daniel mengetik sebuah pesan dan segera dikirimkan kepada pembaca yang ia maksud. ia menarik kursi meja belajarnya dan segera ia duduki. Pandangannya masih ke layar ponsel, disana hanya menampilkan ruang chat pada seseorang yang ia kirim pesan tadi.
Beberapa menit menit kemudian pesan itupun langsung terbalas.
Danieljr
Ngapain sih lo!
kurang kerjaan?
Cindy Azahra
Jangan lupa makan :)
sedetik kemudian pesan baru pun muncul.
Cindy Azahra
khawatir
Ia benar-benar di buat kesal olehnya. Kali ini ia tak merespon balasan Cindy. Ia pun berniat mematikan ponselnya, namun pesan masuk dari seseorang membuat Daniel lebih kesal dari awal.
Viola Le
Udah tidur? Ganggu gak?
Jujur, Daniel rindu akan kehadiran Viola, namun sebisa mungkin ia membuang kenang-kenangan itu sejauh mungkin dan secepat mungkin, karena ia tidak mau jatuh ke lubang yang sama.
Ia menutup ponselnya tanpa membalas 2 pesan dari orang yang berbeda. Ia menghempaskan tubuhnya ke kasur, sambil menenangkan otaknya, merasakan peredaran darah yang mengalir di tubuhnya, begitu juga perasaannya yang kali ini tidak bisa terdedinisikan.
*****
Oh iya aku juga mau bilang kalo visual Viola aku ganti yaa, karena aku gak dapet-dapet foto Denira sama Rizky hehe. Kalo kalian gak setuju bebas kok bayangin siapa aja :))
Viola dan Daniel
Tapi sayang, mereka udah putus ya wkwkSelalu mengingatkan untuk vote wkwk.
-ChindyA
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Teen FictionSilahkan kalian membaca kisah tentang Cindy dan Daniel dengan tenang tanpa tekanan :) Cover by @DWK_Graphic