1. Pertemuan

3.2K 239 145
                                    

Ponselnya berdering, membuat gadis yang duduk di bangku pojok itu tersadar akan lamunanya. Rambutnya tergerai cantik dipunggungnya, hidungnya mancung, kulitnya putih. Ya itu adalah Cindy.

Besok adalah hari pertama ia masuk sekolah di Jakarta. Sebelumnya ia sudah pernah sekolah disana, namun pada saat itu ia masih duduk di bangku SD.

Setelah melihat isi pesan dari ponselnya, ia pun beranjak pergi. Tetapi sebelumnya ia memesan cappucino kesukaannya untuk diminum di perjalanan.

Selesai memesan, Cindy berjalan ke arah pintu dengan memasukkan ponsel dan dompetnya ke dalam tas tanpa memandang ke arah depan.

Bug!

Sepertinya ia menabrak seseorang. Secara spontan cappucino yang digenggamnya melayang, kemudian mendarat ke baju seseorang yang tadi tak sengaja di tabraknya.

Cowok itu langsung menoleh ke arah Cindy dengan tatapan tak menyenangkan. Pundaknya basah, karena cappucino itu tumbah lumayan banyak.

"Lo sengaja ya numpahin ini ha?!
" sentak cowok tersebut.

Cindy hanya menyengir kesakitan, karena cowok itu berbicara tepat di telinganya dengan volume sedikit keras. Maklum, ternyata cowok itu tingginya tidak beda jauh darinya.

"Maaf."

Ucapnya dengan lembut. Ia langsung mengambil sapu tangan yang ada di tasnya, kemudian diberikan pada cowok itu.

Namun, ia itu membalas dengan tidak sopan. Ia mengambil sapu tangan itu dengan kasar kemudian memainkannya sebentar.

"Lo pikir dengan ini baju gue bisa bersih kayak semula?!" tanya cowok itu dengan sinis.

"Yaudah kalo gak mau sini aku aja yang bersihin."

Cindy mengambil sapu tangan yang ada di genggaman cowok itu. Tetapi, dengan sigap tangganya dikibaskan cowok tadi dengan kasar yang membuatnya mengerutkan dahi.

"Gue nggak butuh bantuan dari lo!"

Cowok itu melempar sapu tangannya ke arah Cindy dengan seenak pantatnya. Kemudian pergi dan diikuti oleh teman yang ada di belakangnya.

Cindy hanya mematung sambil menatap ke arah sapu tangan yang kini ia genggam.

Tanpa berpikir panjang Cindy berjalan keluar untuk mencari taksi.

Cowok aneh.

*****

Hari ini adalah hari pertama Cindy sekolah di SMA PANCASILA dan berstatus menjadi murid baru. Ia berharap tidak ada kejadian buruk yang menimpanya seperti di novel novel.

Tin tin

Terdengar bunyi klakson mobil. Itu pasti mobil Nanda. Cindy sengaja meminta untuk menjemputnya, karena ia malas jika harus berangkat sendiri.

"Maa, paa Cindy berangkat dulu," sapa Cindy sambil menuruni anak tangga kemudian menghampiri kedua orangtuanya.

"iya sayang, hati hati yaa."

Cindypun langsung bergegas keluar dan segera naik ke mobil Nanda.

"Uda siap?" tanya Nanda yang ada di jok paling depan.

"Heem." Cindy hanya tersenyum, menandakan jawaban iya.

Mobil Nanda berwarna biru itu melaju dengan kecepatan sedang, sehingga perjalanan terasa nyaman. Saat perjalanan, mereka bertiga saling berbagi cerita satu sama lain. Hingga tak terasa mereka sudah tiba di sekolah.

Mulai saat ini, mereka bertiga akan satu kelas lagi seperti dulu sewaktu SD. Ia mendapat kabar dari kepala sekolah bahwa hari ini ia masuk kelas yang sama dengan Nanda dan Dania.

"Eh tau nggak gue seneng banget kita sekelas kayak dulu," Nanda memecah keheningan saat mereka menelusuri koridor.

"Iya syukur deh"

Dari tadi Dania terlihat Murung, entah kenapa. Mungkin ia kemarin begadang lagi demi melihat drama korea. Rutinitas.

Matanya terbelalak ketika melihat Cowok di depannya yang mengenakan baju cukup tidak rapi. Ia seperti mengenal wajahnya.

"Eh dia...," Cindy berbicara tanpa sadar. Nanda dan Dania pun menjadi bingung.

"Lo kenal dia? " tanya Dania.

"Enggak si cuman wajahnya nggak asing."

"Ohh, okelah."

"Emang nama dia siapa?" tanya Cindy penasaran.

"Daniel" Dania menjawab dengan nada datar. Cindy hanya mengangguk anggukan kepala.

Kemudian ia menoleh ke arah cowok tadi, pandangannya terus mencari orang yang dimaksudnya. Tapi yang di carinya kini sudah menghilang.

Dengan tak sadar, ia tertinggal. Sahabatnya hilang sekejap. Apa ia telah dihipnotis seseorang? Tapi itu tidak mungkin. Apa dia sengaja di tinggal oleh sahabatnya itu? Cindy tidak tahu dimana letak kelasnya, jadi bagaimana ia akan masuk.

Cindy mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru koridor, namun ia tak kunjung menemukan kelasnya. Disini ia seperti orang yang benar-benar bingung. Maklum.

Deg!

Ia berpapasan dengan Daniel, tatapan mereka saling bertemu. Ini membuat jantungnya berdegup kencang.

"Apa lo liat liat," tanya cowok itu yang kini berjalan menuju kearahnya, Cindy pun hanya terdiam sambil membulatkan matanya.

"eng-enggak" ia menunduk. Ia takut jika cowok itu ingat kejadian kemarin sewaktu di kafe.

Tanpa basa basi cowok itu beranjak pergi tanpa memperdulikan Cindy. Menurutnya, itu tidak penting.

"Tunggu. Tunjukin kelasku dong. kelas X-IPA 3"

Cindy menarik tas Daniel yang otomatis mau tidak mau Daniel langsung tertarik kebelakang.

Ia memejamkan mata sejenak, berharap cowok itu mau mengantarkannya. Lalu tak di sangka cowok itu langsung menggandeng tangan Cindy.

Cindy terkejut ia membuka matanya dan melihat tanggannya yang kini digenggam oleh Daniel. Seluruh pandang tertuju pada Cindy dan Daniel. Banyak yang menatapnya dengan tatapan heran. Mungkin karena wajahnya begitu asing di sekolah ini.

Daniel menggandeng tangan Cindy dengan santai. Seolah olah mereka sudah kenal sejak lama. Padahal nyatanya tidak.

"Di depan itu kelas lo." kemudian Daniel beranjak pergi sebelum Cindy melihatnya.

"Iya makas... "

Hilang. Cowok itu menghilang saat ia mebalikkan badannya. Belum sempat ia mengucapkan terima kasih terlebih dahulu. Tapi syukurlah, berkat cowok itu ia jadi tahu dimana kelasnya. Namun, ia juga bingung kemarin cowok itu marah-marah saat di kafe, sedangkan sekarang, di suruh anter ke kelasnya mau. Aneh memang.

*****

Terima kasih buat kalian yang sudah baca cerita ini, semoga suka. Kalau memang awalannya gak seru menurut kalian, coba deh baca sampai akhir. Kalau masih tetep gak seru, coba deh ikutin sampai tamat wkwk

Jangan lupa untuk vote dan komentarnya.

-ChindyA

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang