7. Matematika

939 75 21
                                    

Jam terakhir saat ini diisi dengan ulangan harian matematika. Cindy lupa bahwa hari ini ada ulangan harian, ditambah lagi rumus rumus yang belum ia pahami dengan betul.

Dania.

Ia bisa tanya sahabatnya itu jika tidak ketahuan oleh bu Widya, guru matematika. Dania memang unggul dalam pelajaran matematika sedangkan Cindy hanya diatas rata rata. Walaupun tampang Cindy yang polos, ia sering menyontek jika ia benar benar tidak bisa mengerjakan soal.

Bu Widya sudah masuk kelas. Beliau membagikan soal soal dengan kode berbeda setiap beberapa bangku. Cindy, Nanda dan Dania memiliki kode soal yang berbeda, itu artinya mereka tidak bisa saling contek menyontek, tetapi bisa saling membantu.

"Kerjakan sendiri. Jangan melihat kanan kiri."

Untuk beberapa menit pertama keadaan kelas masih hening. Waktu masih tersisa beberapa menit dan Cindy sudah selesai mengerjakannya karena soal-soal itu tidak lumayan susah. Mungkin ini adalah keberuntungannya. Ia segera mengkumpulkan lembaran ulangannya kepada bu Widya. 

"Kamu, tolong antar ini ke kelas IPA-2 ya?" pinta bu Widya sembari mengasihkan lembaran- lembaran kepada Cindy. 

Cindy pun mengangguk dan segera pergi ke kelas atas sesuai perintah bu Widya. Cindy sudah mengetahui dimana letak seluruh kelaa anak IPA, berkat pengetahuan dari Nanda, sahabatnya itu.

"Sama panggilin anak yang namanya Daniel Jordhan ya."

Ia memutar badannya dan menunjukan senyum kepada bu Widya, menandakan jawaban iya.

Seketika Cindy menjadi gugup. Belum sampai kelas yang dimaksud ia sudah berkeringat dingin. Cindy memang pemalu, apalagi jika ia sendiri. Dengan mental yang tersisa ia mempercepat jalannya.

"Permisi, Daniel Jordhan di panggil bu Widya di kelas IPA-3, dan ini....," ucapnya sambil memberikan lembaran tadi kepada salah satu siswa yang paling dekat dengan pintu.

Dan ternyata siswa yang dekat dengan pintu adalah Daniel sendiri. 

"Terima kasih.. "

Dengan segera ia menutup pintu itu dan berjalan dengan setengah berlari menuju kelasnya. Namun hal buruk terjadi, karena kelincahannya kakinya saat menuruni anak tangga. Ia tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri yang terlepas, membuatnya jatuh.

Daniel terkekeh pelan. Bukannya menolong, ia hanya melewati Cindy tanpa memperdulikannya.

Saat tiba di kelas, Bu Widya dan Daniel tampak berbicara serius. Posisi Daniel yang membelakangi bangku Cindy membuatnya Cindy semakin sulit mencari tahu apa yang sedang dibicarakannya. Lagian gak penting. Batinnya.

***

15.00

Line

Cindy segera membuka layar ponselnya. Dan benar, ada line masuk dari sahabatnya itu. Dania.

Dania Fioren
Lo duluan aja.
Gue ada urusan sama
Pak Mario.

Cindy Azahra
Okelah.

Sial. Kali ini Cindy harus berangkat les sendiri. Sejak awal masuk, ia di ajak Dania untuk les pelajaran matematika di rumah bu Widya. Mungkin itulah yang membuat Dania unggul dalam pelajaran itu.

Cindy sangat malas untuk berangkat les tanpa Dania. Karena disana dia pasti cewek sendiri, maksudnya sebagai murid. No problem disana masih ada Bara yang masih bisa ia ajak ngomong.

Ia bangkit dari kasurnya dan segera mandi, serta tidak lupa untuk sholat. Karena Cindy menganut agama Islam.

Setelah ngebut mengebut, akhirnya ia sampai di rumah bu Widya. Alasannya mengebut, supaya ia datang paling awal dan ternyata disana sudah ada Bara dan Daniel. Sejak kapan Daniel les disini? Batinnya.

Saat Cindy masuk Bara celingak celinguk, seperti mencari seseorang.

"Dania mana Cin? Gak les dia? Yahh gak bisa ritual dong," tanya Bara kepada Cindy yang belum sempat duduk.

Dania, Bara dan Cindy memang selalu tertawa saat les. Entah karena hal sepele pun mereka tertawa. Mungkin sudah tertular penyakit Bara yang abnormal.

Tetapi jika ada Adam, Dania kicep seketika. Mendadak sifat Dania berubah 180 derajat dari awal. Kemudian Cindy duduk di bangku siku siku yang membuatnya mau tidak mau menghadap ke arah Daniel, karena bangku itu berbentuk L.

Bara asik bermain ponselnya dengan Cindy karena bu Wid belum memulai materi, jadi ia sempatkan untuk memulai ritual tertawanya. Ia menunjukan sebuah vidio kocak yang membuat mereka saling tertawa, sedangkan Daniel hanya diam. Tidak mengerti apa yang dilihat Bara dan Cindy.

Sungguh, kali ini Daniel seperti tidak dianggap ada untuk Bara.

Sesekali Daniel menatap ke arah Cindy. Ia melihat gadis itu sedang tertawa puas. Entah, Daniel mengakui bahwa gadis itu ternyata lumayan cantik juga. Walaupun sebenarnya tidak terlalu cantik tetapi pas lah untuk type Daniel. Mungkin.

Ini adalah pertama kali ia memandang wajah Cindy seluas luasnya dan sebebas bebasnya. Gadis itu tidak menyadari bahwa Daniel terus menatapnya. Hati Daniel adem seketika jika melihat Cindy seperti itu.

Cindy merasa bahwa Daniel menatapnya, Daniel langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, sedangkan Cindy hanya bersikap 'bodo amat' tapi juga ada rasa 'malu' di balik itu.

*****

Jangan lupa vomment hehe.
Maaf kalau judul sama isinya gak nyambung wkwk.


-ChindyA

RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang