"Eh lo lagi. Berapa lama ya kita gak ketemu, emm--- kayaknya kita masih punya urusan yang belum selesai deh,"
Cindy yang ingin menuju ke toilet harus mengurungkan niatnya sejenak, karena langkahnya yang terus dihalangi oleh Viola. Viola menatapnya sinis, seakan-akan menaruh dendam yang hebat.
"Maaf kak, lagi nggak ada waktu,"
"Oh ya? Sibuk banget ya lo?!" kata Viola dengan nada menyindir.
Cindy masih terdiam di tempat. Ia tidak tau apa yang harus dilakukannya disaat seperti ini.
Viola melihat Cindy dari ujung kepala sampai kaki, kemudian berkata, "Tampang lo polos, tapi kok sifat lo gak jauh dari perebut laki orang ya?!"
Perebut laki orang? Siapa? Batinnya.
Cindy berdiam sebentar,berusaha mencerna kalimat Viola barusan,"Aku gak paham maksud kakak," jawab Cindy polos. Ia masih menundukkan kepalanya, tidak berani menatap wajah Viola yang sepertinya kali ini mirip iblis atau semacamnya
"Dih, sok gak paham. Gue gak mau tau pokoknya lo---"
"Cukup!"
Daniel berjalan menghampiri mereka kemudian berhenti di tengah-tengah antara Cindy dan Viola. Ia menatap kedua gadis itu secara bergantian.
"Ngapain sih pada ribut!" tatapannya beralih ke Viola yang kini melipat tangannya di depan dada. "Lo juga ngapain bersikap kaya gitu?!"
"Karna gue gak suka sama dia! Gue sering pergokin lo sama dia. Gak di kafe gak di UKS bahkan kalian sempat pulang bareng ya kan?." Viola mendenguskan nafasnya kasar, kemudian melajutkan kalimatnya lagi, "Dan gue gak suka itu! Lo itu cuman punya gue Niel!"
Daniel tertawa jahat. Bisa-bisanya Viola mengeluarkan kalimat seperti itu dengan enteng.
"Itu cuman sekali!" Daniel melirik Cindy, kemudian melanjutkan kalimatnya, "Dan nggak bakal terulang lagi!"
Tatapan Daniel beralih ke Viola "Gue cuman punya lo? Rendy kekasih lo kemana?" tanyanya dengan nada seperti mengejek.
Dengan raut wajah yang bingung Viola susah menjawab pertanyaan Daniel barusan. Hubungannya tidak berlangsung lama dengan Rendy, hanya 15 jam kemudian mereka putus.
"Ituu.. " Viola sulit melajutkan kalimatnya. Ia bingung harus mengatakan apa pada Daniel kali ini. "Yah.. maafin gue Niel, gue janji gue gak bakal ngulangin kesalahan gue lagi, janji kok"
Yang dikatakan Viola barusan tidak mempan membuat hati Daniel luluh. Bagi Daniel, cukup sekali saja Daniel merasakan sakit itu. Jangan sampai jatuh ke lubang yang sama. Cukup sekali dan tidak terulang lagi.
Disisi lain, Cindy berbalik badan serta berjalan sedikit mengendap-endap supaya ia bisa kabur tanpa mereka ketahui. Namun, sepertinya rencananya gagal, baru maju beberapa langkah suara seseorang berhasil membuatnya harus menoleh.
"Gue pastiin kita bakal ketemu lagi!"
Tidak merespon kalimat tadi, Cindy hanya bergumam, cukup di dalam hati saja.
Pasti, karna kita satu sekolahan kan? Batinnya
*****
Daniel merenung, sambil memainkan bolpoint yang kini ada di tangannya. Otaknya tertuju pada Cindy. Gadis itu masih tetap baik padanya, walaupun ia selalu bersikap ketus. Apakah sifatnya kini terlalu berlebihan?
Sedikit dingin? Ya, memang itulah sifat Daniel, tetapi kali ini Daniel merasa bahwa dirinya jadi begitu jahat semenjak ia putus dengan Viola. Dorongan dan sapaan seseorang membuat bolpoint nya jatuh tergeletak, membuatnya sadar akan lamunannya. "Woi, ngelamun ae Kang Daniel gue ini."
"Kang Daniel?"
"Iya Kang Daniel, lo itu Kang Daniel gue versi indo ckckck." Obi terkekeh menikmati, membuat Daniel menatapnya heran. Sahabatnya satu ini selalu manggilnya dengan sebutan 'Kang Daniel' yang ia tak tau apa maksudnya.
"Siapa? Lo sering banget manggil gue sebutan itu" tanya Daniel dengan dahi mengerut.
"Kang Daniel itu artis Korea, dia itu anggota Wanna One. Kenapa gue nyebut lo 'Kang Daniel'? Karena nama lo Daniel jadi gue tambahin depannya 'Kang' sekalian ckckck"
"Rese' lo! "
"Ngomong-ngomong kenapa muka lo muram gitu? Kang Daniel boleh cerita sama dede Obi deh." kata Obi dengan menekankan 3 kata dari belakang yang membuat Daniel geli mendengarnya.
Daniel melirik Obi dengan tatapan tajam. Obi mengerti arti dari tatapan itu, bahwa Daniel sedang tidak ingin bercanda. Kemudian ia melempar senyuman seimut mungkin di depan Daniel.
"Iya-iya sini cerita, dede Obi siap dengerin kok" Obi mengelus-elus pundak Daniel sambil mengangguk-anggukan kepalanya tanpa melihat ke arah Daniel.
"Lagi?!" Sentak Daniel.
"Iya ampun! Gue siap dengerin cerita lo astaga"
*****Sedih sih liat views makin turun, tapi gak papa deh mungkin kalian emang gak tertarik sama cerita ini. Dan aku juga gak maksa kalian harus baca cerita ini pas aku update.
Jangan lupa vote! 😂😂
-ChindyA
*pacarnya Hoshi, svtn*

KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Teen FictionSilahkan kalian membaca kisah tentang Cindy dan Daniel dengan tenang tanpa tekanan :) Cover by @DWK_Graphic