01; My Precious Bae, Jinyoung.

1.9K 247 15
                                    

"Woy buruan! Bel bentar lagi bunyi!"

"IH BENTARAN SOMI INI GUE BELUM BAYAR DUITNYA!"

"AH GUE TINGGAL AH LO MAH LAMBAT BANGET!"

"SABAR KAMPRET!"

Teriakan dua siswi bername-tag Somi Alexa dan Kayla Andersen memenuhi kantin siang itu. Bel tinggal berbunyi dua menit lagi, namun Kayla masih sibuk memilih jajanan. Bukan itu masalahnya, tapi sehabis ini guru yang mengajar adalah guru killer, Ibu Dewi. Terlebih sehabis ini masih ada presentasi mengenai mata pelajaran yang diajarnya, Geografi.

Kayla tidak masalah, presentasi kelompoknya sudah jauh-jauh hari dipersiapkan. Beda dengan kelompok Somi, baru setengah jalan. Maka dari itu Somi harus menyelesaikannya sekarang atau akan berakhir di ruang guru esok hari.

Dengan embel-embel "Ntar besok gue jajanin, bentar aja temenin guee!!!", Somi berhasil melupakan presentasinya. Yang akhirnya Somi harus rela menghabiskan hampir dua puluh delapan menitnya untuk menemani Kayla di kantin. Suasana kantin memang sedang ramai dan banyak antrian dimana-mana.

"Udah nih ayuk ke kelas!" ajak Kayla seusai dirinya berhasil membeli sebotol air mineral.

"Lo ngabisin setengah jam cuma buat beli minum??!!! Gila!! Ngga tau ah gue mau buru-buru ke kelas!! Gue duluan!!" pada akhirnya Somi berlarian ke kelas meninggalkan Kayla ditengah lapangan.

"Woi tunggu, Som!!" gadis itu berlari hingga menabrak seseorang didepannya, tanpa perkiraan lutut Kayla menyentuh semen lapangan yang kasar hingga lutut Kayla terluka.

"Aduh… heh jalan tuh cepet dikit makanya!!" tukas gadis itu cepat membersihkan pasir-pasir yang menempel di luka pada lutut kanannya.

Kayla mengadahkan kepalanya keatas, melihat badan siapa yang baru saja ia tabrak. Seketika badan Kayla rasanya membeku, yang ditabraknya adalah kakak kelas. Sebenarnya tak ada masalah kakak kelas atau bukan, Kayla tidak takut. Namun yang ditabraknya adalah Jinyoung. Kakak kelas yang ditaksir oleh Kayla.

"Ah -- maaf kak. Kirain siapa, hehe" Kayla lantas berdiri setelah membersihkan lukanya dari pasir. Gadis itu kehilangan kata-katanya ketika berhadapan Jinyoung.

Jinyoung mengulurkan tangannya kearah Kayla, "Kamu luka? Ayo saya anter ke UKS."

"Ah ini mah ngga masalah, beret doang mah. Ga bikin kaki jadi pincang juga kan hehe…" tolak Kayla halus.

"Kalo ngga dikasih alkohol, nanti bisa infeksi. Ayo ke UKS, nanti balik ke kelasnya saya anterin biar ngga kena marah gurunya." walau Jinyoung itu pendiam, dia masih punya perasaan untuk bertanggung jawab atas perbuatannya.

"Ya… yaudah deh ikut ke UKS." pasrah Kayla pada akhirnya.

Akhirnya Kayla berjalan dengan tertatih. Jarak UKS tidak jauh namun Kayla harus menaiki anak tangga untuk kelantai selanjutnya. Jinyoung hanya menjaga gadis itu dari belakang tanpa ada niatan mengintip rok tersebut.

Sesampainya di lantai dua, koridor sepi karena para murid sudah masuk ke kelas masing-masing. Jinyoung menatap Kayla, "Masuk, saya ga bakal ngapa-ngapain kamu."

Kayla rasanya ingin berteriak sekarang! Jinyoung itu kakak kelas yang sudah diincar Kayla sejak awal masuk MOS. Ya walaupun Jinyoung terkesan cuek dan formal dengan menggunakan kata panggilan 'saya-kamu' ㅡkecuali ke teman satu gengnya, Kayla tetap menyukainya.

Siapa yang tidak suka pada Jinyoung A. Robinson? Pentolan sekolah yang tampan, pintar, sopan, anak OSIS, juga bergabung dengan tim basket sekolah, sudah cukup banyak kan alasan untuk menyukai Jinyoung?

Tanya saja pada gerombolan anak kelas sepuluh, siapa yang dia sukai. Mayoritas akan memilih Daniel, Jihoon, juga Jinyoung. Namun sikap Jinyoung seolah menjadi kelemahannya. Dengan watak pendiam, Jinyoung tidak pernah tertarik untuk mendekati wanita atau apapun itulah. Jinyoung sangat kaku pada wanita.

"Diapa-apain juga kaga apa-apa, hehe" ringis Kayla pelan namun masih bisa didengar dengan jelas pada pendengaran Jinyoung.

"Hah? Kamu bilang apa tadi? Kamu itu wanita, harusnya lebih bermartabat." tukas Jinyoung langsung.

Kayla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Yah, bercanda doang yaelah kak. Serius amat dah, selaw aja kali kak takut nih gua."

Jinyoung memilih diam dan tidak menghiraukan perkataan Kayla barusan. Jinyoung meraih kotak P3K lalu mengambil alkohol lalu mengoleskan pelan pada luka Kayla.

"Pelan-pelan ih sakit kak!"

"SAKIT SAPI!!!"

"Hush, kamu diem. Jangan berisik, nanti kena marah guru piket. Udah, ini tinggal ditempelin kain kasa sama plester aja ya." lalu dengan sigap Jinyoung mengambil kain kasa yang sudah diberi alkoholㅡ untuk tetap menjaga lukanya steril kemudian menempelkannya pada luka Kayla.

Kayla memang menyukai Jinyoung, memang benar adanya. Gadis itu bahkan berusaha menutupi kebenaran tersebut walau Somi, Herin, juga Sohye sudah tau kebenarannya. Berdua pada saat seperti ini membuat Kayla kaku, namun sifat gadis itu mengubah semuanya. Dirinya berhasil membuat siapa saja nyaman ketika bersama dengannya

"Saya minta maaf."

"Loh??!! Ngga kak, saya yang salah, buru-buru terus nabrak kak Jinyoung deh. Ngga perlu minta maaf." ujar Kayla. Memang Kayla yang salah, iya kan?

"Oke, ayo ke kelas." ajak Jinyoung.

Kayla langsung menghentikan pergerakan Jinyoung yang akan keluar dari UKS, "Ngga usah, kak! Saya sendiri aja ke kelas. Kak Jinyoung langsung aja ke kelasnya kak Jinyoung."

"Ngga apa-apa?" tanya Jinyoung.

"Ngga papa lah emang mau kenapa? Udah sana kak Jinyoung kan OSIS, ntar repot lagi, dah kak!" seusai itu Kayla langsung berlarian kearah kelasnya yang ada dilantai tiga.

Nyatanya, Jinyoung tetap mengantar Kayla dari belakang. Lelaki sejati tak pernah mengingkari janji.

🌠🌌🌠

unch gemay sekali jinyoung:(( bayangin aja malunya Kayla waktu jatuh depan doinya (ini dibelakang Jinyoung sih tepatnya)

wkwk vomment ya!

Letting Go ㅡBae Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang