06; Semua Tentang Kayla

1.3K 196 9
                                    

Kayla meringis, untuk apa Jinyoung bersikap seolah perduli pada dirinya? Biarlah masa bodo dengan apa respon Jinyoung nantinya. Kayla sudah berusaha sebisa mungkin untuk mempertahankan perasaannya pada Jinyoung, namun Jinyoung itu abstrak. Terlalu banyak wanita disampingnya. Eunbin, Kyulkyung, sampai Chungha anak dari eskul dance pun sempat dipasangkan dengan Jinyoung.

"Mba, ini kayaknya mau hujan deras. Mau neduh dulu?" tanya driver ojek online yang Kayla pesan.

Kayla mengadahkan wajahnya ke atas, awan tampak berwarna kelabu, langit berwarna pekat seolah menyuruhnya untuk segera kembali ke rumah.

"Tancap gas aja pak, lagipula bentar lagi juga sampe." ujar Kayla yang langsung disetujui oleh driver tersebut.

💧💦💧

"Mawar hitam sebuket mba..."

Dengan cekatan sang pegawai langsung merangkai mawar hitam dalam sebuah buket kertas. Sedangkan Kayla tengah berdiri menunggu pesanan miliknya selesai. Kemudian seseorang keluar dari toko bunga tersebut, otomatis Kayla langsung menyapanya.

"Halo tante Wendy..." sapa Kayla ramah lalu menyalami pemilih toko bunga itu.

"Mau ngejenguk mama, Kay?" tanyanya lembut.

Kayla tersenyum, "Iya nih te, udah lama ngga ngejenguk mama. Kangen, hehe."

"Ini pesanannya, totalnya dua puluh enam ribu rupiah."

Kayla langsung memberikan sejumlah uang pada pegawai tersebut, sedangkan Wendy hanya menatap iba pada Kayla. Wendy merasa apa yang dialami Kayla selama ini itu cukup membuktikan bahwa Kayla itu gadis yang tidak mudah menyerah. Wendy sangat ingat bagaimana Kayla menangis hebat saat itu. Kayla yang biasanya murung, sekarang sudah merubah kebiasaannya. Perlahan senyum gadis itu mulai muncul setelah cobaan terberat di hidupnya berhasil dilaluinya.

Kayla itu introvert. Percaya atau tidak Kayla lebih memilih untuk menyendiri di kamar ketimbang bermain bersama temannya. Wendy yang waktu itu turut hadir merasa hatinya ikut teriris melihat Kayla menangis pertama kalinya. Akhirnya cerita sahabatnya selama ini mengenai anaknya, masalah sosial anaknya teratasi walau dengan kejadian menyakitkan.

Tidak semua kejadian menyakitkan Tuhan kirimkan untuk menyakiti kita, selalu ada tujuan sebenarnya dibalik kejadian menyakitkan itu.

"Misi ya tante, keburu hujan nih hehe. Duluan tante!" seru Kayla membuyarkan lamunan Wendy.

"Hati-hati Kay!"

💧💦💧

(I suggest you to play WANNAONE - ALWAYS; 이 자리에)

"Halo mah, Kayla balik lagi!" Kayla berjongkok dihadapan batu nisan lalu membersihkan tanah-tanahnya dari rumput liar.

Terakhir kali Kayla datang itu lima bulan lalu, tepat sebelum pertama masuk SMA. Kayla betah berlama-lama disini karena hanya disini ia bisa merasa dekat dengan ibunya.

"Maaf Kayla jarang kesini ya mah, Kayla lagi riweuh sama tugas dan presentasi. Kayla kangen mama..." Kayla meletakkan sebuket bunga mawar hitam yang dia beli tadi. Bunga yang ia beli lima bulan lalu, sudah kering dan masih ada di tempat yang sama. Kayla langsung membuang bunganya yang sudah mengering itu.

"Dulu mama bilang Kayla ngga boleh pacaran, tapi mama yang sekarang bolehin Kayla pacaran. Rasanya aneh. Dulu mama selalu nyuruh Kayla buat temenan sementara Kayla lebih enjoy ngerjain tugas daripada kumpul sama anak cewek lain. Mama juga sampe cerita ke tante Wendy, gimana mama khawatir kalo aku ada penyakit mental. Sekarang aku udah berubah, mama pasti seneng kan? Maaf kalo aku berubahnya telat, tapi aku berusaha jadi yang terbaik buat mama... Aku kangen mama..."

Kayla mengusap buliran air mata yang sudah turun perlahan dari pelupuk matanya, "Ma, dateng lagi ya ke mimpi Kayla, Kayla kangen sih. Banyak yang mau Kayla cepritain ma... langit udah gelap tapi Kayla masih pengen disini..."

Kayla membetulkan posisi duduknya menjadi lebih dekat sambil terus mengelus batu nisan tersebut, "Ma, tau nggak? Maaf ya Kayla udah ngehianatin omongan mama. Tapi sekarang Kayla udah suka sama orang lain selain oppa Korea loh, hehe. Namanya Jinyoung, kakak kelas Kayla... Anaknya baik, sopan, pinter, ganteng, kalo mama mau liat dia nanti Kayla ajak kesini ya, kapan-kapan itupun kalo kak Jinyoung mau."

Hujan yang semula hanya berupa gerimis sekarang justru bertambah deras. Mengguyur kesepian di pemakaman ini. Hanya ada Kayla, yang masih setia disamping nisan ibunya. Kayla sekarang memberanikan untuk menangis lebih kencang, toh hujan yang mengguyurnya membuat air mata itu tertutupi berganti dengan derasnya hujan.

"Tau nggak sih ma, Kayla tuh berasa bego banget masa. Kak Jinyoung tuh udah jelas-jelas ngga suka sama Kayla, tapi Kayla masih aja demen sama kak Jinyoung. Kayla tau nih mama pasti ngga rela aku mulai suka-sukaan. Tapi ya mau gimana ma? Jinyoung tuh ibarat keindahan dunia, siapa sih yang ngga suka sama dia? Yaudahlah biarin Kayla aja yang suka sama dia. Dia mah ngga suka sama Kayla gapapa. Ah, Kayla jadi ngelantur gini kan. Apa Kayla harus jadi kak Kyulkyung biar kak Jinyoung suka sama Kayla?"

Kayla menghapus air matanya, melirik ke jam tangannya ㅡpukul setengah enam. Dirinya masih ingin berlama-lama disini.

"Jadi diri kamu sendiri cukup kok."

🐣

"Makasih udah dianterin, kak. Besok jaketnya aku balikin."

"Iya gapapa Kay, lain kali jangan kaya begitu lagi. Kamu harus mentingin kesehatan kamu juga."

"Iya kak, makasih kak Guanlin."

🐣

Letting Go ㅡBae Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang