bagian 13 : UGD

881 96 13
                                    

"Maaf dok. Gimana keadaan anak saya?" Lanjut papanya.

"eemm begini pak bu, keadaan pasien sekarang ini sedang kritis, dia banyak kehilangan darah, karena ada benturan yang cukup keras di kepala pasien waktu kecelakaan. Kita harus segera melakukan transfusi darah, tapi kebetulan stok darah yang sesuai dengan pasien sedang kosong". Ujap dokter alex menjelaskan kondisi Egy.

mendengar penuturan dokter membuat Kavita semakin merasa bersalah. Air mata pun tak henti-hentinya keluar membasahi pipinya.

"pakai darah saya saja dok" papanya Egy menawarkan diri untuk mendonorkan darahnya.

"Baiklah kalau begitu mari bapak ikut dengan saya" ujap dokter lalu masuk ke dalam ruangan yang di ikuti dengan papanya Egy yang akan mendonorkan darahnya.

Sementara itu kavita dan yang lainnya menunggu di luar.

Mamanya Egy masih saja tak dapat menahan emosinya saat melihat kavita, di tambah dengan penuturan dokter tentang kondisi Egy yang membuat hatinya tambah sedih.

*****

2 jam kemudian dokter alex keluar lagi bersama papannya Egy, setelah selesai melakukan proses transfusi darah.

"Bagaimana dok? Apakah anak saya sudah sadar?" Tanya mamanya.

"Untuk saat ini anak anda masih belum sadar karena trauma otak yang di alaminya, tapi anda tidak usah khawatir, ini memang biasa terjadi kepada pasien yang mengalami trauma otak. Saya akan terus memantau kondisi anak anda. Dan anak anda juga sudah di pindahkan di kamar rawat" jelas dokter alex.

"Terus apakah anak kami sudah bisa di jenguk?"

"Iya anak anda sudah bisa di jenguk. Kalau begitu saya permisi dulu" jawab dokter, lalu pergi.

setelah dokter pergi, mereka masuk kedalam ruangan untuk menjenguk Egy.

"Mau ngapain kamu masuk ke sini?" Ujap mamanya Egy saat melihat kavita yang ikut masuk ke dalam.

"biarin aja mah. Kan dia juga pengen lihat Egy " bela papanya yang kasihan melihat kavita.

"Tapi pah,, dia yang udah buat anak kita kaya gini. Mama gak trima ada yang nyakitin anak mama".

"Tante, ini bukan salah Kavita. Ini udah takdir" bela Zaifa dengan nada yang sopan.

"tau apa kamu soal takdir hah..?? Pokoknya saya gak mau dia ada di sini" ujap mamanya tanpa menatap Kavita.

"Udah fa gak apa-apa.. tante skali lagi saya minta maaf. saya pamit dulu" ujap Kavita, kemudian berlalu meninggalkan ruangan tersebut.

"Kavita gue anterin lo ya" tawar Irha yang keluar menyusul Kavita.

"Thanks ra,, gue bisa balik sendiri kok. Lo di sini aja" tolak Kavita.

"Lo gak apa-apa?"

"Iya gue gak apa-apa kok. Lo jangan lupa kabarin gue ya, kalau ada apa-apa sama Egy" ujap kavita yang mendapat anggukan Irha. Kemudian dia pergi meninggalkan Irha.

***

(Skip) malam hari

Kavita POV

Aku tak pernah menginginkan ini terjadi. jujur meski mulutku mengatakan sudah melupakannya tapi hatiku berkata lain. Aku mencintainya,, sangat mencintainya.

Aku benci diriku sendiri,
Harusnya aku mengatakan yang sebenarnya, harusnya aku tetap di tempat itu dan mengatakan bahwa aku sangat mencintainya, Harusnya aku melakukan itu, bukan malah pergi dan kejadian yang tak di harapkan itu terjadi.

Ini semua salahku.. ini memang salahku.

"Tok.."

"Tok.."

"Tok.."

terdengar Suara ketukan pintu dari luar kamarku. Buru-buru aku menghapus air mata yang sedari tadi ku biarkan keluar dari kantong mataku.

"Kavita, kamu kenapa sih? dari tadi gak keluar kamar?" Tanya mama setelah ku bukakan pintu. Memang sih sejak pulang dari rumah sakit tadi, aku langsung masuk ke kamar dan mengurung diri di sana.

"Vita gak kenapa-napa kok ma" ujap dengan senyum yang di buat-buat.

"Yasudah kalau begitu ayo turun, papa udah dari tadi nunggu kamu di meja makan" ujap mama kemudian langsung mengajakku makan malam.

(Skip)
Di meja makan lagi-lagi aku melamun memikirkan kondisi Egy. Aku menghawatirkannya.

"Kavita, itu makanannya di makan, jangan cuman di liatin doang" ujap mama.

"Vita gak laper mah, vita pengen istirahat aja di kamar" ujap ku, kemudian langsung berlalu meninggalkan ruang makan.

Author POV.

"Pah, mama khawatir sama kavita. Kayaknya dia lagi ada masalah" ujap mamanya kavita, dia mencemaskan kondisi kavita, pasalnya anaknya itu tak pernah begini sebelumnya.

"Iya mah, papa juga mikirnya gitu. Tapi kita biarin dulu, mungkin kavita pengen nenangin diri dulu di kamar dan dia gak pengen di ganggu" balas papanya. Dia juga merasakan adanya perbedaan sikap dari anaknya. Kavita yang di kenalnya adalah anak yang ceria dan tak pernah terlihat sedih.

Sorry guys kali ini pendek.
Btw jangan lupa vote+coment ya. Jangan jadi silent riders. Please tinggalkan jejak kalian. Jangan jadi kayak hantu yang datang lalu pergi tanpa jejak😂✌

Captain, I Love You(Egy Maulana Vikri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang