bab 3

488 19 1
                                    

Hampir dua bulan kepergian ibuku hari sepi berjalan juga,
Akupun sudah menerima ikhlas hingga aku bisa tegar seperti saat ini, aku menjadi pengganti ibuku selama ayah bekerja,memasak meski tak enak dan mencuci baju ayah meski tak sebersih ibuku,

Sore ini aku menyiram bunga dipekarangan rumahku,
Karena hari minggu ayah tidak bekerja,

Tapi ayah pergi dengan ibu sonia,kedekatan nya dengan ibu sonia semakin menjadi,
Apalagi sore ini ibu sonia datang lagi kerumah bersama ayahku, sebagai anak aku tidak banyak perotes selama yang dilakukan masih hal wajar,

Tok,tok,tok
Pintu kamarku diketuk,
Aku membuka,
"Nak keruang tamu dulu ayah mau bicara sebentar,'
Nada serius ayahku ingin menyampaikan sesuatu,tanpa kata aku pun mengagguk dan mengikuti ayahku,

Aku duduk, berhadapan dengan ibu sonia,sementara ayahku disebelahnya,

" mungkin kamu akan terkejut,karena ini terlalu cepat tapi mungkin ini yang terbaik untuk ayah dan kamu nak,'
Ayahku memulai pembicaraan yang belum kumengerti,
"Maksudnya apa yah,?
" besok ayah dan ibu sonia akan menikah kami sudah merasa cocok,dan untuk menghindari fitnah dikampung ini,kamu setuju kan,?

Aku diam tak bisa menjawab,aku tak menyangka ayah ku begitu mudah melupakan ibuku,disisi lain ayahku juga butuh teman hidup untuk mengurus keperluaanya,

"Kalau putri keberatan saya mengerti kok pak,tiduk mudah untuk nya punya mama baru,?
" mungkin baginya saya bukan lah sosok yang diharapkan,'
Ibu sonia memotong pembicaraan lagi,

"Enggak kok putri pasti setuju punya ibu baru sebaik kamu,!!
" iya kan putri,??

"Em,,iy iya ya,,yang mana terbaika buat ayah putri pasti setuju,!
" nah,gitu dong,"
Tampak ayah ku gembira,sebenarnya hatiku berat tapi aku tak bisa menolak permintaan ayahku,
"Kalau begitu peluk dan panggil mama dong,!!!

" iya,MAMA

Sebuah kata baru yang ku ucapkan hari ini,

Bukan Putri Salju (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang