Pandangan Mishall tertuju ke arah televisi yang menayangkan acara favorit nya. Di tangan kanan nya terdapat setoples keripik kentang balado.
"Eh ini kenapa belum siap-siap ?"
Mishall menoleh dan mendapati Wira sudah rapih dengan pakaian formal nya. Laki-laki itu nampak tampan dengan balutan jas berwarna hitam.
"Sans kali Bang, masih lama juga," gumam Mishall.
"Liat jam deh."
Mishall menoleh ke arah jam dinding lalu menoleh ke arah Wira. Gadis itu menyeringai.
"Ganti baju sekarang."
"Bentar kali Bang, belum selesai ini."
"Sekarang Mishall!"
Mishall mendengus lalu menutup toples yang ada di sebelah nya. Setelah itu, gadis berambut panjang itu berdiri dan menuju kamar nya. Ia segera mengganti pakaian nya dengan dress yang sudah ia siapkan beberapa jam yang lalu.
Wira mengajak Mishall ke pernikahan anak dari Bos nya, sebenarnya Wira bukan mengajak. Tapi laki-laki itu memaksa nya untuk menemani dengan alasan agar tidak terlihat jomblo.
Mishall memakai dress berwarna hitam dengan lengan panjang. Lalu memakai gesper dibagian pinggang nya.
Setelah itu ia duduk di depan meja rias dan mulai berkutat dengan perlengkapan make up nya yang sederhana. Setelah selesai merias wajah nya, Mishall memakaikan parfum pada pakaian nya dan sekitar leher lalu pergelangan tangan.
"Selesai," gumam nya sambil menatap pantulan dirinya di cermin.
Mishall mengambil tas bertali rantai yang sudah disiapkan tadi, lalu segera keluar dari kamar dan menuju ruang tamu. Wira yang sedang duduk, menyadari kehadiran adik nya itu.
Wira tersenyum. "Cantik kan adik gue, ga kucel kayak biasanya."
Mishall melotot. "Sialan!"
"Ya udah, kita berangkat sekarang." Wira terkekeh.
***
Wira dan Mishall tiba beberapa menit yang lalu di gedung tempat digelar nya pernikahan. Banyak tamu undangan yang hadir diacara ini, kebanyakan sih orang dewasa seumuran Wira. Tempat nya juga cukup luas dan menarik.
"Itu anak nya Bos Abang ?" tanya Mishall sambil memperhatikan pengantin yang ada di altar.
"Iya yang cewek nya," jawab Wira.
Mishall manggut-manggut. "Gue mau bawa minum dulu ya Bang, haus."
"Perlu ditemenin ga ?" tanya Wira.
Mishall menggeleng. "Ga usah, Abang mau nitip ?"
"Ngga."
Setelah itu, Mishall berdiri lalu segera melangkah menuju meja tempat minuman berada. Gadis itu mengambil segelas jus jeruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionSebut saja aku pengecut. Aku tidak pernah berani untuk mengatakan perasaan ku secara langsung pada dia. Yang aku lakukan hanya mengirim nya surat setiap hari, mengungkapkan isi hati ku, dan betapa aku mengagumi nya. Tapi aku percaya, bahwa suatu har...