33. Undangan

9.3K 721 19
                                    

Mishall berbaring di atas karpet yang ada di dalam kelas nya bersama murid lainnya. Mereka memanfaatkan waktu selagi kaum Adam di kelas nya itu tidak ada. Murid cowok dari seluruh kelas 11 dipanggil ke Aula untuk mengikuti arahan Mabit atau Malam Bina Iman & Takwa yang memang selalu diselenggarakan untuk laki-laki disekolah itu.

Disebelah Mishall ada Bella yang sudah pergi ke alam mimpi.
Mishall mengeluarkan handphone nya lalu menyalakan data selular nya. Dari pada bengong, ya udah main hp.

Mishall membuka aplikasi chat nya. Mata nya langsung tertuju pada chat yang berada diposisi paling atas.

Lauren Elena

Mishall membuka chat itu. Penasaran juga dengan isi nya.

Lauren Elena

Mishall
P
P
P

"Mau ngapain nih orang ?" gumam Mishall.

Y ?

Tak berapa lama kemudian, notifikasi chat dari Lauren kembali muncul.

Lo dmn ?

D kls

Temuin gue di kantin
Skrng!

Mishall menegakkan tubuh nya sambil masih tetap menatap handphone nya.

Mau ngapain nenek lampir itu nyuruh ke kantin ? Kalau mau traktir sih ga masalah, tapi kalau mau macem-macem Mishall mesti pasang pelindung. Takut kalau tiba-tiba Lauren memukul atau menjambak rambutnya.

Tanpa bertanya apa tujuan Lauren, gadis itu berdiri lalu merapihkan pakaian beserta rambut nya. Setelah itu ia segera pergi dari kelas dan menuju kantin. Langkah kaki nya terbilang cepat, ia juga penasaran apa yang akan Lauren lakukan nanti. Walaupun dalam hati kecil nya ia takut.

Mishall tiba di kantin. Gadis itu melihat sekeliling untuk mencari keberadaan Lauren. Mata nya berhenti pada satu titik dimana dua orang gadis duduk sambil mengobrol. Mishall segera menghampiri meja itu.

Gadis itu berdeham ketika baru saja tiba di sisi meja. Lauren yang pertama menyadari langsung merubah posisi nya menjadi duduk tegak.

"Duduk," ucap Lauren. Suara nya datar tanpa penekanan atau nada sinis yang biasa dia keluarkan.

Mishall menurut. Gadis itu duduk menghadap Lauren dan Salsha.

"Lo sibuk ?" tanya Lauren.

Mishall menggeleng. Mencoba tidak terlihat gugup.

"Bagus, karena gue pasti butuh waktu yang banyak untuk ngobrol sekarang," ucap Lauren, gadis itu tetap santai dan Mishall menyukai bagaimana cara gadis itu terlihat santai dalam situasi yang bisa dibilang tidak baik. Mereka terbilang cukup sering bertengkar atau beradu bacot.

"Disini gue ga akan gengsi ya, gue mau minta maaf atas semua kelakuan gue yang ga baik sama lo," ujar Lauren.

"Gue juga," timpal Salsha cepat.

Wow. Mishall cukup terkejut mendengar nya. Bagaimana bisa seorang Lauren gadis angkuh dan jahat tiba-tiba meminta maaf pada nya, Gadis udik mirip pembantu.

Mishall berdeham lalu meletakkan kedua tangan nya di atas meja. "Menurut pengalaman gue, orang yang jahat lalu tiba-tiba baik suka ada mau nya, apa mau kalian ?"

Lauren mendengus. "Duh, berani juga lo ngomong gitu, tapi kami ga mau apa-apa."

"Yakin ?"

"Ga percaya banget sih lo," ucap Salsha.

"Gini ya, gue sadar juga kalau kelakuan gue emang ga bener sejak omongan lo ke gue waktu di pesta, gimana ya, duh gue tuh kesel sebenernya sama lo gara-gara lo lebih deket sama Kenzie. Tapi ya gue ga lebay sampe ngebully lo biar lo jauhin Kenzie. Intinya, kami minta maaf."

Mishall manggut-manggut. "Sebenernya gue ga terlalu menanggapi serius sih, tapi ya niat kalian baik mau minta maaf sama gue. Jadi gue maafin."

Lauren mengangguk. "Oh iya! Mana Sal undangan nya."

Salsha merogoh totebag yang ada di samping gadis itu lalu mengeluarkan setumpuk kertas berwarna pink.

"Ini undangan dari Kak Caca, kebetulan gue bantuin dia sebar undangan," ucap Lauren sambil memberikan satu buah undangan itu pada Mishall.

"Kak Caca ?" tanya Mishall.

"Cewek yang suka ribut sama temen lo itu," kata Salsha.

Mishall menerima undangan tanpa nama itu lalu melihat isi nya.

"Kak Caca ngundang satu sekolah ke pesta nya makanya ga pake nama buat siapa nya, kebanyakan sih kalo pake nama, dia juga pasti ribet ngurusin nya," jelas Lauren.

Mishall mengangguk. "Oke, makasih."

***

Mishall menahan kantuk nya sejak tadi. Sebenarnya ia bisa tidur sekarang, tapi tugas dari guru sejarah yang tidak masuk membuatnya harus cepat-cepat menyelesaikan. Bella tidak ada di bangku nya sejak 15 menit yang lalu, Mishall tidak perduli. Yang penting tugas nya selesai dan ia bisa tidur.

Mishall menulis dibuku tugas nya dengan ogah-ogahan, dia juga tidak perduli dengan tulisan nya yang tidak rapih dan terkesan buru-buru. Memang kenyataan nya Mishall buru-buru agar dia segera tidur.

"Shall."

Mishall mendongak. Bella sudah duduk disebelah nya.

"Sejak kapan lo disini ?" tanya Mishall.

"Baru aja, ada tugas ya ?" tanya Bella. Mishall mengangguk lalu melanjutkan mengisi tugas-tugas nya.

"Gue ketemu si Caca barusan," ujar Bella.

"Ribut lagi ?"

"Ngga, dia minta maaf."

Mishall menghentikan aktivitas nya lalu menoleh ke arah Bella. "Dia minta maaf ?"

Bella mengangguk. "Iya, katanya dia udah jahat banget sama gue. Dia mau tobat, katanya sih mau UN jadi harus baik-baik sama orang."

"Terus ?"

"Ya gue sih oke-oke aja, terus gue dikasih undangan ultah nya dia." Bella menunjukkan kartu undangan yang sama dengan yang Lauren kasih pada Mishall tadi.

"Gue juga dikasih."

"Sama Caca ?"

"Bukan, sama Lauren. Dia juga minta maaf tadi gara-gara suka jahatin gue gitu."

Bella dan Mishall kini saling berpandangan, seolah-olah berbicara lewat tatapan mereka. Namun, Bella mengedikkan bahu nya lalu mulai membuka buku. Mishall tidak mengerti dan kembali melanjutkan mengisi tugas.

***

Hampir aja lupa buat update😂
Maaf ya update malem-malem, biasanya siang tapi karena tadi aku lagi berburu novel, jadinya ga keburu ngetik😂

Kalau ada yang typo maapinnnn

Jangan lupa vote! 😋❤

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang