Ahmad, Roy, dan Dani masuk ke dalam rumah Ogi sambil tertawa-tawa. Mereka tidak menyadari bahwa dua macan itu sudah bangun dan duduk di sofa sambil menatap mereka. Ahmad yang pertama menyadari lalu berhenti.
"Hai Bos!" Ahmad menyapa dengan cengiran khas nya. Setelah itu baru Dani dan Roy berhenti lalu menatap Kenzie dan Ogi.
"Dari mana kalian ?" tanya Ogi.
Roy melirik Dani, lalu Dani melirik Ahmad, lalu Ahmad melirik mereka berdua.
"Ini kenapa jadi saling lirik begini ?" tanya Kenzie.
"K-Kita.. abis.. nyari senjata," ucap Dani.
"Senjata ? Buat apa ?" tanya Ogi.
Kenzie melihat ke arah tas dan kantong plastik yang mereka bawa.
"Duduk," titah Kenzie.
Mau tidak mau akhirnya mereka duduk menghadap Kenzie dan Ogi.
"Dari mana ? Itu apa ?" tanya Kenzie sambil menatap kantong yang mereka bawa.
"Senjata," jawab Roy.
"Buat apa ?" tanya Ogi.
"Jelasin aja lah Roy," ucap Ahmad.
"Gini Zie, Gi, Lo berdua tau kan kalau gue punya alat pelacak ? Gue juga pernah ngelacak Dani yang ngilangin waktu disuruh beli nasi goreng dan malah ketemu di markas cabe-cabean," jelas Roy.
"Gue ga nyamperin markas cabe-cabean, emang tukang nasi goreng nya lagi berhenti disana!" sangkal Dani.
"Ya pokoknya itu, nah tadi gue coba lacak nomber handphone nya Bella tapi ga bisa, terus pas kalian tidur gue coba lacak lagi. Ternyata bisa! GPS nya juga aktif, dari alat itu nunjukin kalau posisi nya ada di Jalan Merdeka, tapi yang pasti nya ga tau sebelah mana. Terus ga lama, tanda panah nya ilang lagi. Gue mikir kalau handphone nya dinyalain abis itu dimatiin lagi, mungkin ngecek gitu."
Kenzie menarik nafas. "Terus itu senjata buat apa ?"
"Rencana nya gue mau ngajak kalian untuk menyergap alamat itu," ucap Roy.
"Lo mau sergap sekeliling jalan itu ? Alamat pasti nya aja ga tau, gimana kita mau nyergap ?" tanya Ogi. Cowok itu terlihat kesal.
"Ga ada salah nya dicoba dulu kan ? Kita samperin tempat yang mencurigakan," kata Ahmad.
"Oke kalau gitu gue ikut, kita mulai keluar jam 10 malam biar keadaan jalan ga terlalu rame. Roy dari jam 8 lacak lagi takutnya pindah tempat, Dani sama Ahmad siapin alat-alat yang sekiranya kita butuh disana termasuk senjata yang kalian bawa barusan, Ogi sediain kendaraan, kita ga bisa naik motor rame-rame, jadinya kayak geng motor, gue bakal kasih tau Bang Wira," jelas Kenzie panjang lebar.
Semua nya mengangguk setuju. Kenzie melirik jam dinding yang menunjukkan pukul setengah 7.
Ini akan menjadi malam yang panjang.
***
Wira berada di dalam mobil bersama lima orang lainnya. Cowok itu tentu saja bingung ketika Kenzie mengatakan bahwa mereka akan melakukan penyergapan. Tapi Roy sudah menjelaskan nya dan Wira seperti mendapat harapan lagi untuk bertemu Mishall.
Ogi menyetir dengan santai walaupun Wira tahu cowok itu pasti gugup. Ogi tak henti mengetuk-ngetuk setir mobil dengan jari nya. Yang lainnya juga sama.
"Gimana ?" tanya Kenzie pada Roy.
"Ga aktif." Roy menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionSebut saja aku pengecut. Aku tidak pernah berani untuk mengatakan perasaan ku secara langsung pada dia. Yang aku lakukan hanya mengirim nya surat setiap hari, mengungkapkan isi hati ku, dan betapa aku mengagumi nya. Tapi aku percaya, bahwa suatu har...