S I X

875 87 13
                                    

"Apa benar itu business partner nya? Tapi..."

"Argh...Kendall, stop your negative thinking!"

Pikiran dan dirinya terus beradu. Dikepalanya tidak bisa berhenti memikirkan akan kejadian kemarin yang dia lihat sedangkan dirinya sendiri berusaha untuk menghilangkan segala prasangka buruk yang belum tentu sama sekali benar.

Sudah sejak kemarin dia berusaha untuk menghilangkan segala prasangka buruk yang ada didalam kepalanya, tapi tetap saja tidak mau hilang. Hal itu terus saja terngiang dikepalanya. Dan untuk mengalihkan segala pemikiran dikepalanya akan kejadian kemarin yang dia lihat, Kendall memilih untuk merefreshingkan pikirannya dengan berjalan-jalan disekitar daerah gedung apartment nya dan tidak peduli-atau lebih tepatnya berpura-pura tidak peduli, dengan beberapa paparazzi yang entah bagaimana sudah berada didepan pintu lobby gedung apartment nya ketika dia melangkah keluar.

Dengan kacamata hitam yang bertengger dihidung mancungnya, Kendall tampak berjalan dengan santai walaupun beberapa paparazzi terus saja mengikutinya sejak dia keluar dari lobby gedung apartment nya. Melihat ada sebuah cafe yang tidak jauh dari posisinya saat ini, langsung terpikirkan olehnya untuk masuk ke cafe itu.

Melangkahkan kakinya memasuki cafe, Kendall mulai melepaskan kaca mata hitamnya dan segera berjalan menuju meja kasir untuk memesan. Setelah memesan secangkir hot cappuccino, Kendall membalik badannya dan segera melangkah menuju meja kosong yang langsung tertangkap dimatanya. Mendudukkan dirinya, Kendall tampak menghela nafasnya panjang dan setelahnya dia mulai menyesap perlahan hot cappuccino yang masih mengepulkan sedikit asap itu.

Menoleh kearah jendela cafe, dilihatnya para paparazzi yang masih berkumpul didepan cafe dengan kamera mereka yang selalu ditangan. Dan hal itu membuat Kendall kembali menghela nafasnya seraya menggeleng.

"Tidak bisakah mereka pergi?" Gumamnya.

"Apa kau ingin aku mengusir mereka semua?" Ucap seseorang secara tiba-tiba, yang membuatnya sedikit terlonjak kaget dan menoleh ke sumber suara.

"Oh, hi. Kita bertemu lagi." Ucap Kendall dengan senyuman, yang mana membuat pria didekatnya juga ikut tersenyum.

"Hmm...boleh aku bergabung?"

"Ya, jika kau tidak masalah dengan beberapa pemberitaan yang mungkin akan muncul beberapa jam lagi."

"Hmm...aku rasa pernyataan itu lebih tepat untuk dirimu." Balas pria itu, yang mana membuat Kendall terkekeh.

"Aku tau kau lelah berdiri, jadi duduklah." Ucapnya, dan pria itu pun mendudukkan dirinya dibangku kosong yang ada dihadapan Kendall.

"Ohya, sejak pertamakali kita bertemu secara tidak sengaja waktu itu, aku masih belum tau siapa namamu. Jadi kalau aku boleh tau, what's your name, stranger?"

"Kau yakin ingin tau namaku?"

"Yeah. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang. Karena aku ingin kenal dekat denganmu, jadi aku harus mengetahui siapa namamu." Ujar Kendall, dan membuat pria dihadapannya itu terkekeh.

"I'm Dylan. Dylan Minnette." Ucap Dylan, yang akhirnya memperkenalkan dirinya pada Kendall dengan tidak lupa mengulurkan sebelah tangannya kearah Kendall.

Kendall pun membalas jabatan tangannya itu. "Nice to meet you Dylan. And I'm Ken-"

"Nice to meet you too, Miss. Kendall Jenner." Ucap Dylan yang langsung memotong ucapan Kendall, dan hal itu kontan membuat Kendall terkekeh.

Setelah berbaasa-basi, mereka berdua mulai asik mengobrol mengenai hal-hal yang random. Karena pembicaraan random bersama dengan Dylan itulah membuat pikiran Kendall akan hal yang kemarin dia lihat jadi teralihkan.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang