T E N

671 75 11
                                    

Hari-hari Kendall mulai kembali seperti semula. Kendall pun juga sudah kembali menjadi Kendall yang ceria dan bersemangat. Dia tidak lagi menjadi seseorang yang penyendiri dan pemurung. Aktivitas dia akhir-akhir ini benar-benar sudah kembali seperti semula, dan perlahan-lahan pikiran pada kenyataan dirinya dan juga Harry sudah mulai dia lupakan. Walaupun tidak sepenuhnya, tapi saat ini dia sudah bisa menerima kenyataan itu.

Kendall yang saat ini sudah selesai melakukan pemotretan untuk salah satu majalah mode ternama mulai memeluk singkat beberapa orang disana sekaligus mengucapkan selamat tinggal dan juga mengungkapkan betapa dia senang melakukan pemotretan kali ini.

Melangkahkan kakinya keluar melalui pintu belakang studio, Kendall dengan cepat segera berjalan menuju mobilnya untuk menghindar dari para paparazzi yang langsung menyorotnya dan juga menghujaninya dengan beberapa pertanyaan.

"Kendall, did you breakup with Harry Styles? Is that true, Kendall?"

Pertanyaan itu terlontar dari salah seorang paparazzi. Mendengar pertanyaan itu, membuat rahang Kendall sedikit mengeras, dan dia hanya menutup mulutnya rapat-rapat sekaligus mengacungkan jari tengahnya kearah para paparazzi itu sebelum akhirnya dia merangkak masuk ke kursi pengemudi.

Menyalakan mesin mobilnya, Kendall ingin buru-buru pergi dari tempat itu. Membunyikan klakson mobilnya, Kendall berusaha mengusir beberapa orang yang menghalangi laju mobilnya. Dan setelah dibantu oleh pihak keamanan studio, Kendall baru bisa melaju pergi dengan mobilnya.

Mengendarai mobilnya membelah jalan raya didaerah Beverly Hills, Kendall tampak menghela nafasnya beberapa kali. Karena pertanyaan dari salah satu paparazzi tadi, membuat emosi Kendall sedikit goyah saat ini.

"Sudahlah Kendall. Jangan ingat-ingat lagi soal hal itu." Ucapnya untuk dirinya sendiri, berusaha untuk kembali menormalkan emosinya.

Drrtt...drrtt...drrtt...

Mendengar suara getaran dari ponselnya yang berada didashboard, Kendall menunduk sesaat kearah ponselnya itu. Melihat ada panggilan masuk dari Kylie, Kendall pun men-slide ponselnya dan menyalakan loudspeaker tanpa mengambil ponselnya itu.

"Halo Kylie, ada apa?"

"Halo Ken, kau sedang ada dimana?" Tanya Kylie dari sebrang sana, yang membuat Kendall mengernyitkan dahi karena dia tau dari nada bicara Kylie ini pasti ada sesuatu dibaliknya.

"Dijalan. Ada apa, eh? Ada sesuatu yang kau inginkan?"

"Hehehe...." Kylie pun tertawa. "Kendall, kakakku yang cantik dan manis, bisakah kau belikan aku makanan kecil?" Ucap Kylie lagi dengan nada suara memohonnya.

"Kenapa kau tidak beli saja sendiri, hm?"

"Oh, Kenny. Aku sedang malas keluar. Lebih tepatnya sedang malas bertemu dengan para paparazzi yang menyebalkan itu. Jadi tolong ya, ya, ya, ya..." mendengar suara Kylie yang memohon layaknya anak yang sedang meminta mainan, membuat Kendall memutar bola matanya itu.

"Oh, baiklah. Iya iya, akan aku belikan. Makanan apa yang sedang kau inginkan?"

"Hmm...apa saja, tapi rasanya harus manis."

"Oh ok."

"Thanks, Kenny. I love you." Ucapnya, yang kemudian sambungan diantara mereka langsung terputus.

Kendall pun menggeleng-gelengkan kepalanya itu seraya sedikit terkekeh, dan dia melajukan mobilnya menuju supermarket yang tidak jauh dari dia berkendara saat ini.

**

Melangkah keluar dari supermarket itu Kendall kembali melangkah menuju mobilnya, sambil sesekali dia juga masih sempat meladeni beberapa fansnya yang meminta foto maupun tanda tangan. Dia bisa bernafas lega saat ini karena tidak ada begitu banyak paparazzi dan diantara mereka tidak ada yang melontarkan pertanyaan yang aneh-aneh kepadanya.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang