T W E N T Y - F O U R

679 69 12
                                    

Drrtt...drrtt...drrtt...

Mendengar suara getaran dari ponselnya yang cukup keras membuat Dua segera terbangun dari tidurnya. Meraih ponselnya dari atas nakas yang kemudian dahinya tampak berkerut ketika melihat ada satu panggilan masuk dari seseorang.

Menoleh kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 11.30 malam, lalu dia beralih menatap Harry yang tidur memunggunginya untuk memastikan kalau Harry benar-benar sudah tertidur lelap. Dan dengan ponsel yang masih terus bergetar di tangan, Dua mulai bangkit secara perlahan dari atas tempat tidur, lalu dengan sedikit berjingkat dia berajalan keluar dari kamar.

Berjalan kearah dapur, Dua baru mulai mengangkat telfon itu. "Ada apa kau menghubungiku lagi? Urusan kita sudah selesai." Ucapnya, yang kemudian terdengar suara tawa pria dari disebrang sana.

"Calm down young lady. Iya, aku tau urusan kita sudah selesai, tapi kau tau kan yang namanya rahasia itu tidak boleh dibocorkan? Jadi aku butuh sesuatu untuk menutup mulutku ini."

"Semua uang yang kau minta sudah aku berikan kepadamu tadi." Dan lagi-lagi terdengar suara tawa dari sebrang sana.

"Hey nona, apa kau lupa? Uang yang kau berikan tadi itu hanya untuk mobil yang kau sewa dan untuk memperbaiki beberapa kerusakkannya. " Ujar pria itu, yang membuat Dua menghembuskan nafas berat.

"Baiklah, berapa yang kau inginkan?"

"Yang jelas, yang bisa menutup mulut besarku ini. Kau tidak maukan kalau seluruh rahasia mu bocor ketangan polisi ataupun orang lain."

"5.000$ is that enough?"

"Hmm...how about 50.000$?"

"What? Are you crazy?! I just give you 10.000$ and now you want 50.000$? No. I'll only give you 5.000$. Deal or you cant get that money." Ujarnya dengan nada kesal.

"Ok ok. Deal."

"Baiklah. Besok sekitar jam 10 akan segera aku kirimkan lagi untukmu. Dan ingat jangan pernah hubungi aku lagi. Tangani saja masalah ini agar sampai tidak diketahui orang lain. Bye." Memutuskan sambungan secara sepihak, setelah itu Dua langsung berjalan kearah lemari pendingin dan mengambil sekaleng bir, dan langsung menenggakkan banyak-banyak. Sangat terlihat kalau dia merasa cukup frustasi saat ini.

Sementara itu Harry yang sejak tadi berdiri dibalik dinding dan sudah mendengar semua perkataan Dua, saat ini dia kembali melangkah kearah kamarnya dan segera mengambil ponselnya untuk mengirim pesan kepada Kendall dan juga orang kepercayaannya.

**

Di sebuah cafe, Harry tampak sedang duduk menunggu kedua orang yang sudah dia hubungi kemarin malam. Tak lama berselang Kendall datang dan langsung mendudukkan dirinya dibangku yang ada di hadapannya.

"Jadi kau sudah dapat buktinya?"

"Kita tunggu orang kepercayaanku datang. Dia yang membawa semua buktinya." Ujarnya, dan Kendall tampak mengangguk mengerti.

Dan selang semenit kemudian orang yang ditunggu-tunggu akhirnya datang. Mendudukkan dirinya dibangku kosong yang ada, tanpa basa-basi dia langsung menyerahkan sebuah amplop coklat.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang