T W E N T Y - O N E

572 71 21
                                    

Sorry for any typos. Enjoy :)

Sampai di rumah sakit, Dylan segera berlari dengan cepat memasuki lobby lalu menyusuri lorong untuk menuju ruang operasi. Matanya tak henti-hentinya memindai kesana kemari untuk mencari keberadaan Kendall. Dan ketika sosok Kendall tertangkap pandangan matanya, Dylan langsung mempercepat langkah kakinya menuju Kendall.

"Ken?" Panggilnya membuat Kendall yang sedang berjalan bulak-balik di depan pintu ruang operasi langsung menoleh. Dan ketika Dylan sudah berada cukup dekat dengannya, Kendall segera bergerak memeluk tubuhnya, yang kemudian segera dibalas oleh Dylan.

"Kau tidak apa-apa? Jadi, siapa yang ada di dalam?" Tanya nya, tapi tidak ada jawaban dari Kendall dan hanya terdengar suara tangisan yang tertahan. Dylan pun memilih untuk diam dan mengelus punggung Kendall dengan lembut untuk menangkannya.

"Harry..." ucap Kendall pada akhirnya dengan terisak. "Harry terluka parah karena aku." Lanjutnya dengan tangisannya yang kembali pecah.

"Sshh...Ken, ini adalah kecelakaan. Jangan menyalahkan dirimu seperti ini."

"Tapi Dy..."

"Hey, Kendall listen to me. I know you worried about him, but this is happen because of an accident. This isn't your fault." Dylan pun melepaskan pelukkannya dan menghadapkan wajah Kendall agar menatapnya. "Calm down, ok. He will be alright." Ujarnya lagi, yang kembali berusaha untuk membuat Kendall lebih tenang.

Dan tak berselang lama datang dua orang, laki-laki dan perempuan, yang dengan berlari menghampiri Kendall dan Dylan. Gigi dan Niall.

"Ken!" Panggil Gigi, dengan langkah kakinya yang semakin cepat menghampiri Kendall. Dan dia langsung bergerak memeluk Kendall begitu sampai dihadapannya. "Kau tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja, hanya sedikit lecet. Tapi...tidak dengan Harry." Kendall memeluk tubuh Gigi semakin erat, berusaha untuk menahan tangisannya yang ingin kembali pecah.

"Harry?" Tanya Gigi yang tampak cukup terkejut.

"Apa dia baik-baik saja?" Begitupun dengan Niall setelah mendengar Harry juga turut menjadi korban.

"Dia terluka parah karena menolongku." Ujarnya, dengan tangisannya yang akhirnya kembali pecah.

"Sshh...Kendall, tenang. Dia akan baik-baik saja." Ucap Gigi seraya mengelus punggung Kendall lembut.

Selang beberapa detik, pintu ruang operasi mulai terbuka, yang kemudian keluarlah seorang dokter pria yang masih mengenakan pakai operasi. Melihatnya, membuat Kendall segera menghampirinya.

"Dok, bagaimana kondisinya?" Tanyanya dengan begitu cepat.

"Dia dalam kondisi baik. Dan untuk saat ini tolong biarkan pasien istirahat terlebih dahulu untuk melewati masa kritisnya. Kalau begitu saya permisi." Jelas dokter itu yang kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka semua.

Dengan perasaan yang sudah mulai sedikit lega, Kendall pun kembali menjatuhkan tubuhnya kedalam pelukkan Gigi dengan air matanya yang kembali mengalir. Dan sekali lagi Gigi berusaha untuk menenangkan sahabatnya itu begitupun dengan Niall.

Sementara itu Dylan yang juga masih berada disana, tampak seperti mulai memikirkan sesuatu. Pikirannya mulai melayang menuju Dua yang memang dia tau memiliki niatan jahat kepada Kendall. Dengan segala kemungkinan yang ada, Dylan mulai merasa yakin kalau kecelakan ini merupakan rencana Dua dan bukan murni layaknya kecelakaan pada umumnya.

**

Di kamar hotelnya, Dua tampak tidak bisa berhenti berjalan bulak-balik sambil terus menggigiti kuku-kuku jarinya. Sungguh, dia merasa sangat cemas dan juga gelisah dengan kejadian siang tadi. Dan dia tidak bisa berhenti untuk tidak merutukki dirinya sendiri yang sudah salah sasaran.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang