S E V E N

795 84 27
                                    

Makan malam dirumah keluarga Styles terasa begitu tenang. Semua anggota keluarga duduk dibangku mereka masing-masing sambil menikmati makanan masing-masing, dan terkadang mereka juga mengobrol ringan mengenai berbagai macam kegiatan yang mereka lakukan hari ini.

Tapi tampaknya ada satu orang yang tidak terlalu tertarik dengan pembicaraan dimeja makan malam ini. Harry. Sejak dimulainya makan malam tadi dia hanya diam tanpa kata dan tak berniat untuk menanggapi apapun yang sedang dibicarakan oleh Gemma dan juga kedua orang tuanya. Keterdiamannya ini bukan hanya karena dia tidak berminat dengan pembicaraan itu, tapi juga karena pikirannya yang melayang-layang entah kemana karena memikirkan akan perjodohan yang menurutnya konyol itu dan juga soal Kendall yang masih belum dia beritahu sola hal itu.

Sadar akan keterdiaman putranya, Anne mulai berinisatif untuk memancing Harry bicara. "Harry, bagaimana dengan pekerjaanmu hari ini? Apa berjalan dengan baik?" Tanya nya, tapi Harry masih saja diam tidak merespon.

Melihat hal itu, Gemma pun menggerakkan kakinya yang berada dibawah meja makan untuk sedikit menendang kaki Harry agar Harry tersadar dari lamunannya itu.

Terkesiap, Harry tampak langsung menatap Gemma dengan mengernyit. Dan Gemma langsung memberikan isyarat kepadanya. Mengerti akan isyarat itu, Harry segera menoleh kearah Anne.

"Hmm...ya pekerjaanku berjalan dengan baik dan lancar hari ini, tidak ada hambatan apapun." Balasnya membuat Anne tersenyum.

"Baguslah kalau begitu, Mom senang mendengarnya jika tidak ada hambatan apapun dalam pekerjaanmu hari ini."

"Dan Harry..." mendengar suara Des membuat Harry, Gemma dan Anne menoleh kearahnya. "Bagaimana dengan hari-harimu selama di LA beberapa hari lalu? Kau banyak menghabiskan waktumu bersama dengan Dua, bukan?" Pertanyaan Dad nya itu kontan membuat Harry menghela nafasnya berat seraya mengalihkan pandangannya, dan dia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Dad nya itu.

Melihat Harry yang tidak memberikan respon apapun, Des tampak sedikit menghela nafasnya dan kembali mengajak Harry bicara, "ohya nak, Dad hanya ingin bilang kalau pertunanganmu dan Dua akan dilaksanakan bulan depan. Jadi Dad harap kau bisa menghabiskan waktu lebih banyak lagi dengan Dua." Ujarnya, membuat Harry menegang dengan kedua telapak tangannya itu yang mengepal dengan sangat kuat, begitupun dengan rahangnya yang mengatup tidak kalah kuatnya. Dan secara tiba-tiba Harry bangkit dari duduknya yang menimbulkan suara deritan bangku yang cukup keras.

"Harry duduklah dulu, habiskan makananmu." Anne kembali besuara untuk sedikit menenangkan Harry, ketika dilihatnya putranya itu mulai terpancing emosi jika sudah berhubungan dengan perjodohan itu.

"Aku sudah selesai. Selamat malam." Ucapnya, yang kemudian berjalan pergi meninggalkan ruang makan.

"Harry, Dad masih ingin bicara denganmu." Ucap Des, tapi Harry tidak memperdulikan hal itu dan terus berjalan menaiki anak tangga untuk menuju kamarnya. "Hahh...anak itu..." ucapnya lagi dengan menghembuskan nafasnya panjang, lalu menenggak segelas air putih miliknya dengan cepat.

Menyadari akan suasana disekitar mereka yang menjadi kurang baik, membuat Anne menghela nafasnya panjang. "Des, bisakah kita batalkan saja perjodohan itu? Kau tau kan, betapa Harry mencintai Kendall. Dia tidak..."

"Aku akan tetap melaksanakan perjodohan itu karena sudah lama aku berjanji kepada Dukagjin (Ayahnya Dua) untuk menjodohkan mereka berdua. Jadi aku tidak bisa secara tiba-tiba membatalkan hal itu."

"Tapi Des..."

"Dan soal perasaan cinta...rasa itu pasti secara perlahan akan tumbuh didalam diri Harry untuk Dua." Ucap Des lagi, yang kemudian berpamitan kepada Anne dan Gemma untuk pergi ke ruang kerjanya.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang