T W E L V E

655 72 14
                                    

Heathrow International Airport, London.

Berdiri didepan pintu gate B5 khusus keberangkatan, Harry kembali mengecek passport dan juga tiket pesawat miliknya. Ditemani oleh Dua, Harry sudah siap dengan barang bawaannya untuk masuk ke pesawat yang akan membawanya ke LA. Ya, hari ini adalah hari dimana dia harus berangkat ke LA untuk menangani masalah yang ada di hotel milik keluarganya itu. Tapi Harry hanya berangkat sendiri, Dua tidak bisa ikut dengannya karena masalah pekerjaan.

"Semuanya sudah lengkap, tidak ada yang tertinggal?" Tanya Dua kepada Harry, yang membuat Harry mengangguk lalu memberikan senyuman kecil kerarahnya. "Ya sudah kalau begitu, hati-hati dijalan dan jaga dirimu baik-baik." Ucap Dua lagi.

"Hmm...ya, kau juga. Selalu hati-hati selama aku tidak ada." Balas Harry, membuat Dua mengembangkan senyum kearahnya dan mengangguk.

"Bye, Harry."

Meresponnya dengan senyuman kecil, lalu dengan membawa barang bawaannya, Harry mulai melangkah untuk masuk ke gate.

Melihat Harry yang sudah masuk ke dalam gate dan lama-kelamaan menghilang dari pandangannya, Dua tampak menghela nafasnya panjang. Dan entah kenapa saat ini dia merasa begitu khawatir. Dia khawatir kalau di LA nanti Harry akan bertemu dengan Kendall. Walaupun sebenarnya dia tidak akan pernah melarang Harry untuk bertemu dengan Kendall, dia sendiri juga sebenarnya menginginkan agar Harry dan Kendall kembali seperti dulu. Tapi entah kenapa saat ini dia begitu khawatir akan hal itu.

**

Memasuki malam hari, Dua yang sendirian saat ini, setelah makan malam dia memilih untuk langsung pergi ke kamarnya. Duduk setengah berbaring diatas tempat tidurnya, Dua hanya terdiam sambil menatap lurus kearah langit-langit kamarnya.

Menghela nafasnya panjang, lalu sebelah tangannya mulai menyentuh bagian dadanya seraya mengelusnya perlahan. Sampai saat ini perasaan khawatir akan Harry yang mungkin bisa bertemu dengan Kendall masih dia rasakan.

"Apa yang aku khawatirkan sebenarnya?" Gumamnya, merasa bingung sendiri kenapa dia bisa sekhawatir ini.

Bangkit dari posisinya, dengan segera Dua melangkah menuju walk in closet untuk mengganti pakaiannya. Setelah itu dia mengambil ponsel serta dompetnya dan segera melangkah pergi.

Mengendarai mobilnya menyusuri jalan raya kota London yang cukup ramai pada malam hari, kemudian dia membelokkan mobilnya itu kearah kanan. Dan tak lama dia sampai didepan sebuah bar.

Melangkahkan kakinya memasuki bar itu, Dua langsung menuju meja bar dan memesan satu gelas minuman. Setelah mendapatkan minuman yang dia inginkan, Dua langsung menenggaknya sampai tandas kemudian meminta lagi kepada sang bartender untuk membuatkannya minuman yang sama. Terus seperti itu, sampai saat ini sudah 5 gelas minuman yang Dua habiskan.

Kembali menenggak habis minumannya, dan ini sudah menjadi gelas keenam yang sudah dia habiskan. "Hey, tolong satu gelas whiskey lagi." Ucap Dua dengan nada suaranya yang berayun. Dirinya sudah benar-benar mabuk saat ini walaupun begitu dia tidak mau berhenti untuk minum.

Dan gelas ketujuhnya pun diletakkan oleh sang bartender ke hadapannya. Dua kembali menenggak isinya tapi kali ini tidak langsung dia habiskan. Meletakkan gelasnya keatas meja bar, lalu dia menyangga dagunya dengan sebelah tangan, tampak mulai bosan dengan kondisi disekitarnya.

Menghembusakn nafasnya panjang, lalu Dua mengambil ponsel dari dalam saku celananya dan mulai menghubungi seseorang.

"Halo, Dua?" Ucap seseorang dari sebrang sana.

"Halo, Jane. Maaf mengganggumu malam-malam begini, tapi bisakah kau datang kesini?" Mendengar suara Dua yang berayun seperti itu membuat Jane mengernyit dan langsung tau ada dimana Dua saat ini.

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang