T W E N T Y - S E V E N

661 62 18
                                    

Hari sudah mulai beranjak sore, dan setelah semua sahabatnya pulang, dan juga karena Harry belum juga datang, akhirnya Kendall memutuskan untuk pergi ke rooftop rumah sakit. Berdiri sekitar 1 meter dari pagar pembatas yang terbuat dari kaca, Kendall tampak terpukau menatap langit disore hari yang berwarna jingga keunguan.

Sementara Kendall masih terpukau dengan pemandangan langit sore, Harry tampak muncul dari arah pintu darurat. Mendapati Kendall yang sedang berdiri memunggunginya dan tampak tidak menyadari akan kedatangannya, membuat senyumannya mengembang. Lalu dengan perlahan Harry berjalan menghampirinya.

"Hey, Miss. Jenner apa yang sedang kau lakukan disana? Kau tidak berniat untuk melompat, bukan?"

Kendall yang mendengar suaranya pun segera membalik tubuhnya, lalu dia tampak tersenyum. "Memangnya kenapa jika aku melakukannya?"

"Karena jika kau melakukannya, kau akan pergi dari dunia ini dan kau juga akan pergi meninggalkanku. Dan seperti yang kau tau, aku tidak bisa hidup sendiri tanpa dirimu." Balasnya, yang kemudian dia sudah berdiri tepat dihadapan Kendall.

Kendall pun terkekeh karena mendengar balasannya itu. "Kenapa kau bisa tau aku ada disini?"

"Radarku ini terhubung kuat dengan dirimu. Jadi kemanapun kau pergi aku akan tau." Ujarnya, dan lagi-lagi Kendall terkekeh karenanya. "Bagaimana? Apa kau sudah merasa lebih baik?" Tanya Harry kemudian.

"Ya, aku merasa lebih baik dari sebelumnya." Balas Kendall, yang kemudian dihadiahi cubitan kecil dari Harry pada pipinya.

Saling terdiam satu sama lain, mereka berdua hanya tampak menatap wajah satu sama lain. Menatap, meneliti, dan saling mengagumi wajah cantik dan juga tampan yang sedang dinikmati oleh mata mereka masing-masing.

Setelah beberapa detik kemudian, Kendall tampak teringat akan suatu hal yang ingin dia beritahukan kepada Harry. "Ohya, aku dapat kabar dari Cara dan juga Dylan kalau Dua ternyata menderita gangguan jiwa dan pagi tadi dia sudah dipindahkan ke rumah sakit jiwa."

"Oh benarkah? Bagus kalau begitu." Respon Harry, kontan membuat Kendall tampak tertegum sesaat. Merasa sedikit terkejut dengan respon Harry yang ternyata diluar ekspektasinya.

"Harry, kenapa kau justru bersikap seperti itu? Seharusnya kau merasa kasihan dengan dirinya."

"Ini merupakan kabar bagus, Ken. Dengan begitu tidak ada lagi orang yang bisa mengusik kehidupan kita berdua."

Menghela nafas panjang, lalu Kendall tampak mengalihkan pandangannya itu dari Harry. "Ya aku tau, tapi kan Harry kita tidak-" dan seketika ucapannya terhenti karena dia yang sudah kembali menatap kearah Harry, dan mendapati pria yang ada dihadapannya saat ini sedang mengarahkan sebuah cincin emas putih sederhana dengan sebuah mata berlian kecil.

"Ya aku mengerti, kita tidak seharusnya merasa bahagia disaat orang lain menderita. Tapi tidak bisakah kita merasa bahagia untuk hari ini saja?" Ujar Harry, dan Kendall hanya tampak terdiam menatapnya. Kendall masih terlihat cukup terkejut dengan hal yang dia dilihat saat ini. "Ya mungkin memang ini bukan waktu yang tepat, tapi aku sudah tidak bisa menahannya lagi, Ken. I love you more than anything in this world. I want you to be the one and only woman in my life, my best friend, my naughty lover, and my partner in life. So, Ken, will you marry me and live with me forever?" Ujarnya lagi, tapi Kendall masih saja terdiam menatapnya. "Ken, aku mohon katakan sesuatu."

"Kau serius dengan keputusanmu ini?"

"Aku benar-benar serius, Kendall. Bahkan aku tidak pernah merasa seserius ini sebelumnya."

"Apa kau yakin aku memang wanita yang tepat untukmu?"

"You are the only woman in this world who I really love. And you are the only woman that I know who really love me too." Ucap Harry, membuat senyuman dibibir Kendall mengembang.

Dan akhirnya dengan penuh keyakinan yang ada didalam dirinya, Kendall pun menganggukkan kepalanya itu. "Yes, I will, Harry. I want to be the one and only woman in your life , your best friend, your partner in life, your naughty lover, and I also want to live with you forever." Balas Kendall pada akhirnya.

Dan senyuman yang penuh dengan kebahagian langsung terlihat dengan jelas terlukis diwajah Harry. Dan dengan segera Harry menyematkan cincin itu pada jari manis Kendall, lalu setelah itu secara perlahan dia memberikan ciuman termanisnya untuk Kendall. Dan dengan matahari yang semakin menghilang keperaduan, semakin melengkapi kesan manis diantara mereka berdua.

***

Sad ending atau happy ending?

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang