T W E N T Y - T H R E E

600 72 17
                                    

Setelah beberapa hari memendam kabar gembira itu sendirian, akhirnya Kendall pun memberitahukan kabar itu kepada ketiga sahabatnya. Dan tentu saja Dylan, Gigi, dan Niall langsung merasa terkejut ketika mendengar kabar itu dari Kendall.

"Jadi..." "Harry..." "Hanya berpura-pura?" Ucap mereka bertiga secara bergiliran, yang mana membuat Kendall terkekeh geli seraya mengangguk. Ya, begitulah reaksi mereka setelah mengetahui fakta yang sebenarnya dari Kendall.

"Dan dia sudah mengetahui kalau Dua lah dalang dari semua ini?" Tanya Dylan.

"Iya. Pada hari dimana dia sadar, yang pada saat itu dia tiba-tiba lupa ingatan, sebenarnya pada saat itu dia sudah mulai sadar tapi karena dia mendengar Dua yang sedang bertelfonan dengan seseorang sambil membahas soal mobil dan juga soal polisi, dan dari nada suara Dua yang dia dengar kalau Dua kedengaran ketakutan, dari situ dia menyimpulkan kalau ada sangkut pautnya Dua dengan kecelakaan itu. Jadi ya, dia memutuskan untuk berpura-pura."

"Tapi, untuk apa Harry harus berpura-pura menjadi orang yang terkena amnesia?" Tanya Niall membuat Gigi langsung menghembuskan nafasnya seraya memutar matanya.

"Isshh...kau ini. Tentu saja untuk menjebak Dua." Dan dengan begitu Niall baru tampak mengangguk mengerti.

"Jadi, rencana apa yang selanjutnya akan kalian lakukan?" Tanya Dylan kemudian.

"Nanti kalian juga akan tau." Balas Kendall sambil tersenyum.

**

Setelah hampir 2 minggu lebih 3 hari Harry di rawat di rumah sakit, akhirnya dia pun sudah diperbolehkan pulang. Tapi karena luka bekas operasi di dadanya masih perlu sedikit pemulihan, jadi dia disarankan oleh dokter untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat dulu.

Dan dengan ditemani oleh Dua, Harry kembali pulang ke apartment nya. Sesampainya disana, Harry langsung dibawa oleh Dua menuju kamarnya dan menyuruhnya untuk istirahat saja. Sementara Dua sedang sibuk menyiapkan makan siang untuknya, diam-diam Harry mengambil ponselnya dan menghubungi Kendall.

Ya, bisa dibilang hubungan mereka berdua saat ini sudah kembali seperti dulu lagi. Tanpa perlu dijelaskan lebih lanjut pun kalian sudah tau seperti apa hubungan mereka saat ini setelah kejadian itu. Dan mereka tidak perduli jika ada yang bilang kalau hubungan mereka ini terlarang karena status Harry yang masih menikah dengan Dua. Karena menurut mereka, mereka pantas untuk bersama, jadi kenapa tidak menjalin hubungan lagi seperti dulu. Ada yang setuju?

Dan untuk masalah Dua, mereka sudah punya rencana khusus untuk menyingkirkan wanita bermuka dua itu.

"Halo, Ken?" Ucapnya dengan suara yang sedikit dipelankan sambil mulai melangkah menuju kamar mandi.

"Halo Har, apa kau sudah kembali ke apartment mu?" Tanya Kendall dari sebrang sana.

"Ya, belum lama."

"Baiklah kalau begitu. Aku sedang dalam perjalanan, dan sebentar lagi sampai disana."

"Ken tunggu, kau jangan kesini dulu. Dua ada disini, nanti dia akan curiga kalau dia melihatmu yang tiba-tiba datang." Cegahnya.

"Oh, baiklah kalau begitu." Balas Kendall, dan kemudian Harry tampak mengulas senyum tipis.

"Apa kau sudah makan siang?"

"Tadinya aku ingin kita makan siang bersama, aku sudah beli burrito untuk kita berdua. Tapi karena kita tidak bisa bertemu jadi mungkin aku akan pergi ke apartment Gigi saja dan makan siang bersama dengan dia."

"Maaf ya."

Dan kali ini membuat Kendall yang tampak mengulas senyum tipis. "Tidak usah merasa bersalah seperti itu. Kita masih bisa bertemu dan makan siang bersama lain waktu. Bukan begitu?"

"Ya. Dan setelah semua masalah ini selesai, kita tidak perlu berjauhan lagi."

"Ya kau benar."

Sementara itu, Dua yang sudah selesai menyiapkan makan siang, mulai kembali memasuki kamar Harry. "Harry, makan siangmu sudah siap." Ucapnya dan langsung tertegum ketika melihat tempat tidur itu kosong. Menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri, dan ketika melihat pintu kamar mandi yang tertutup rapat membuatnya segera melangkah kesana.

Dan Harry yang tadi mendengar suara Dua yang memanggil namanya, langsung buru-buru memutuskan sambungan telfonnya dengan Kendall.

"Harry, kau ada didalam?" Ucap Dua lagi, sambil mengetuk pintu itu beberapa kali.

Dan Harry yang saat ini sedang mencuci mukanya dan juga tangannya—agar terlihat kalau dia memang baru saja dari kamar mandi—tampak sedikit mendengus. "Iya, aku akan segera keluar." Serunya, yang tak lama kemudian melangkah keluar dari sana, dan langsung dihadapkan dengan Dua yang sudah menunggunya di depan pintu.

"Itu sudah aku buatkan chicken cream soup dengan mushroom untukmu. Habiskan ya."

"Tentu aku akan menghabiskannya." Balas Harry, yang membuat Dua tersenyum kearahnya.

"Baiklah. Dan aku keluar sebentar untuk membeli beberapa bahan makanan. Segera hubungi aku jika kau membutuhkan sesuatu." Ucapnya lagi, yang direspon anggukan serta senyuman oleh Harry.

"Baiklah kalau begitu, aku pergi dulu. Bye." Dua sedikit mendekat dan mengecup singkat pipi Harry.

"Bye, hati-hati di jalan."

Setelah dia mendengar suara pintu apartmentnya yang sudah tertutup, Harry segera menyeka bagian pipinya dengan handuk yang memang sejak tadi dia pegang. "Dasar penyihir titisan ibu tirinya tangled." Jangan kaget karena memang itu sebutan barunya untuk Dua.

***

Kurang banyak, ya? Emang sengaja kwkwk

Harap bersabar untuk menunggu kelanjutannya karena yang jelas dan yang pasti aku akan meng-update nya lagi as soon as posible hehe.

Thank you so much for reading, sorry for any typos. Vomments nya jangan lupa yaa :)

ForeverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang