"Nay... bangun, udah siang!" Suara Mama terdengar kencang dari balik pintu, membuat Nayaka terbangun dari tidur nyenyaknya. Nayaka beranjak dari tempat tidur dengan malas dan melangkahkan kakinya untuk membuka kamar.
"Ini kan hari Minggu Ma" Ucapnya dengan rambut dan pakaiannya yang kusut.
"Udah jam 11 siang, kamu mau tidur sampai jam berapa? Butik kamu mau dibuka jam berapa? Anak gadis itu harusnya bangun pagi" cecar Mama, Nayaka yang masih setengah sadar hanya mengangguk sambil menguap lebar.
"Beresin tempat tidur kamu jangan lupa" ucap Mama lagi.
"Biar Mbak Parni aja Mah"
"Itukan kamar kamu sendiri, kenapa harus Mba Parni yang beresin?"
"Iya Mah iya" Nay menyudahi perdebatannya dengan Mama sambil ngeluyur pergi. Mama hanya geleng-geleng melihat kelakuan anak sulungnya itu.
Nay berjalan ke dapur, tenggorokannya terasa kering. Dia meraih gelas lalu menuangkan air dingin dari lemari es.
Uh... seger banget.
Nay melirik sepotong kue yang ada di meja makan, itu kue favoritnya, klepon. Pasti mbak Parni yang beli ini di pasar tadi pagi. Nay mencomot kue itu tapi belum sempat kue itu masuk ke mulutnya tiba-tiba Chiko -adik yang tidak ingin diakui sebagai adik- dengan cepat menyambar kue yang ada di tangan Nay.
"Mandi dulu baru makan! bau lo sampe sini-sini tau" ucap si tengil Chiko sambil mengibaskan tangannya didekat hidung.
"Rese lo ya, balikin kue gue!" Nay mendengus kesal.
"Ambil aja kalo bisa nih"
Berhubung kuenya memang tinggal satu terpaksa Nay harus meladeni anak itu yang sepertinya memang minta dikejar. Nayaka berlari mengejar Chiko kesana kemari tapi anak itu larinya gesit banget sampai Nay kepayahan.
"Chiko, lo itu udah gede, udah kelas 3 SMP, ga usah main lari-larian lagi deh! Sini balikin kue gue!" Nay berkata sambil mengatur nafasnya yang memburu. Kesabarannya sudah habis.
Namun tiba-tiba seseorang datang dan berdiri di depan pintu rumah.
"Kalian lagi ngapain?" ucap Dhevo menghampiri Nay."Dhevo?" Nay kaget sekaligus malu, malu karena sekarang penampilannya berantakan sekali, rambut acak-acakan, keringatan, belum mandi dan masih lengkap dengan baju piyama yang dia pakai di jam 11 siang ini.
Nayaka meminta Dhevo untuk duduk dulu sementara Nay yang sudah terlanjur malu langsung bergegas masuk kamar mandi, sebelum masuk kamar mandi Nay bertemu dengan Mama.
"Nah Mama bilang apa, anak gadis itu ga baik kan bangun siang".
Nay cuma manyun sambil berlalu ke kamar mandi.Beberapa menit kemudian Nay selesai mandi. Dia bercermin di depan kaca sebentar sebelum menghampiri Dhevo dibawah. Sekarang dia sudah wangi dan pastinya rambutnya udah disisir rapi, Nay kemudian keluar menemui Dhevo.
"Dhev, kok kamu mau dateng ga bilang ke aku dulu?"
"Tadi aku kebetulan lewat sini jadi mampir sekalian"
Nay hanya ber-oh, dia malu sebenernya dilihat pacarnya seperti tadi.
"Hari ini empat tahun kita pacaran kan?" Kata Dhevo mengingatkan. Nay tertegun sejenak. Dia lupa.
"Oh iya" Nay mengangguk cepat menutupi rasa kikuknya walau sebenernya dia lupa, lupa banget.
"Nay, aku mau bikin acara makan malam keluarga buat bahas rencana tunangan kita"
"Kapan?"
"Minggu depan"
"Minggu depan?"
"Iya, kenapa? kecepatan ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG RINDU
RomanceSebuah undangan reuni membuat Nayaka banyak bernostalgia mengenang masa-masa SMA-nya dan mengingat kembali sosok Damar orang yang pernah mengisi hari-harinya dulu. Kalau kebanyakan remaja mengidolakan sosok cowok populer, kapten basket dan biasanya...