Pagi ini Damar sudah berada di bandara Soekarno-Hatta, ditangannya ada selembar tiket tujuan Korea.
"Maaf bisa saya lihat tiket dan identitasnya Mas?" kata petugas counter check-in di depan Damar, dengan agak ragu-ragu Damar memberikan tiket dan KTP-nya.
Hati Damar merasa ga tenang untuk meninggalkan Indonesia dan terutama lagi-lagi dia pergi tanpa pamit ke Nay. Damar tau sekalipun dia pamit, Nay pasti tidak akan peduli lagi kepadanya.
Tapi dalam hati sungguh Damar berat untuk meninggalkan Nay lagi setelah semua yang sudah terjadi selama reuni kemarin. Sebelum masuk pesawat Damar menoleh kebelakang sesaat.
"Nay, gue pergi jaga diri Lo baik-baik dan jangan sakit lagi" Damar berbicara sendiri seakan-akan Nay ada dihadapannya.
🌸 🌸 🌸
Nay membuka mata, pandangannya masih terlihat samar-samar, dia melihat ke sekeliling tempat dia berada sekarang, ini kamarnya. Kepalanya masih terasa berat dan pusing. Ada Mama yang duduk pinggir tempat tidur Nay.
"Kamu udah bangun Nay? Gimana keadaan kamu sekarang?"
Nay mengangkat badannya. Belum sempat menjawab, Mama udah melontarkan sederet omelan kepada Nay.
"Kemarin Mama kan udah pesen kalau sakit pulang aja, Dhevo juga udah dateng kesana buat jemput tapi kamu malah ga mau pulang, semalem pulang tau-tau dianter orang, kamu ketiduran badannya anget pula" ucapan Mama yang bertubi-tubi membuat kepala Nay yang tadinya udah agak mendingan jadi pusing lagi.
"Duh... Mama Nay kan baru bangun, jangan langsung diomelin gini dong" ucap Nay sambil memijit-mijit kepalanya yang jadi pening.
"Gimana Mama ga khawatir, waktu di Bali Mama denger kamu sakit terus kemarin kamu pulang tau-tau dianter orang"
Nay mengingat-ingat kejadian terakhir yang dialaminya.
Oh ya kemarin sore nunggu hujan di pos satpam trus tiba-tiba kepala gue pusing banget, ngantuk dan... gue ga inget lagi tau-tau sekarang udah ada dirumah.
"Kamu harus terima kasih sama temen yang nganter kamu pulang, semalam hujan-hujan dia anter kamu naik taxi trus gendong kamu sampai ke kamar"
Temen? Jadi sampai malam itu Dhevo beneran ga dateng? Dan jangan bilang orang itu Damar.
"Temen Nay? Siapa Ma?"
"Kemarin dia ngenalin diri ke Mama namanya Damar. Orangnya cakep ya Nay, baik lagi. Mama suruh makan malam dulu disini tapi ga mau"
Tuh kan bener Damar!
"Yaudah kamu istirahat aja, Mama mau siapin sarapan dulu"
Nay terdiam. Dia menyesal sudah tak acuh terhadap Damar kemarin. Rasanya mau ketemu Damar sekarang dan bilang terima kasih, ya harus!
Tapi... Nay ingat sesuatu, hari ini Damar sudah kembali ke Korea lagi. Nay terlambat. Nay membuka jendela kamarnya. Pandangannya diarahkan ke langit luas, disaat yang bersamaan sebuah pesawat melintas tepat diatas rumahnya.
"Thanks Mar buat semuanya, suatu saat kalau kita bertemu entah itu besok, bulan depan atau tahun depan, semoga kita betemu dengan sesuatu yang berbeda and i let u go"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG RINDU
Storie d'amoreSebuah undangan reuni membuat Nayaka banyak bernostalgia mengenang masa-masa SMA-nya dan mengingat kembali sosok Damar orang yang pernah mengisi hari-harinya dulu. Kalau kebanyakan remaja mengidolakan sosok cowok populer, kapten basket dan biasanya...