Rooftop

2.5K 113 0
                                    

Malam ini acara pertemuan keluarga berjalan lancar, Dhevo datang bersama Orang tua juga kakak laki-lakinya dan diputuskannya rencana pertunangan mereka akan digelar akhir bulan depan. One step closer.

"Aku pulang ya honey" Pamit Dhevo sebelum masuk mobil. Orang tua Dhevo dan kakaknya sudah pulang duluan.

"Honey?" Nay mengerutkan kening, sebelumnya mereka emang ga pernah punya panggilan sayang khusus. Cuma panggil nama aja. Ini Dhevo tumben-tumbenan.

"Kenapa? Ga suka ya? Aneh ya?"

"Uhm suka" Nay tersenyum simpul lalu mengulang kata honey.

Dhevo mengecup kening Nay lalu masuk ke dalam mobil.

"hati-hati, jangan ngebut-ngebut"

"Siap calon nyonya Dhevo"

Mobil Dhevo melaju pergi, Nay melambai ke arah mobil Dhevo entah Dhevo melihat atau tidak, Nay terus memandang mobil Dhevo sampai tak terlihat di ujung jalan.
Nay ga langsung masuk ke dalam rumah, dia duduk di ayunan rotan yang ada teras rumahnya. Matanya terpejam sambil mendengarkan musik dari handphonenya.

🌸 🌸 🌸

Desember 2010

Saat itu malam tahun baru 2011. Nay lagi asyik duduk sendirian di ayunan rotan saat Damar tiba-tiba datang ke rumahnya.

"Damar?" Nay sedikit kaget melihat Damar tau-tau ada depan rumahnya.

"Lo ngapain bengong sambil ngeliatin ke atas?" tanya Damar.

"Nungguin kembang api, Lo ngapain kesini?"

"kenapa? Gak boleh?"

"Kalau ga boleh, gue udah langsung ngusir lo barusan"

Damar hanya tertawa renyah dan yang baru Nay sadari ternyata Damar punya lesung pipi, lesung pipi itu membuat Damar terlihat semakin manis.

"Ikut gue yuk, sekarang kan malam tahun baru emang ga bosen dirumah doang?"

"Mmm.. bosen sih, emang mau ajak gue kemana?" Nay penasaran.

"Pokoknya lo ikut aja"

Nay hanya mengangguk.

"Oh ya, Orang tua lo mana?"

"Kenapa?"

"Mau ijin dulu, soalnya mau bawa anak gadisnya keluar malem-malem"

"Orang tua gue udah tidur, emang jauh?"

"Ngga kok deket"

"Yaudah gpp kita jalan aja"

Mereka akhirnya pergi berdua, berjalan disepanjang trotoar, setiap sudut jalan yang mereka lewati penuh dengan orang-orang yang akan menyambut malam pergantian tahun, suara terompet, suara petasan, terdengar dimana-mana. Nay masih ga tau mau diajak kemana dia hanya mengikuti langkah kaki Damar.

"Ga papa kan kalau gue cuma bisa ajak lo jalan kaki doang" Tanya Damar.

"Ga papa kok, seharusnya gue yang nanya itu ke lo, lo beneran kuat jalan kaki?"

"Gue emang cacat, tapi gue ga lemah"

Nay setuju dengan ucapan Damar barusan. Setelah 30 menit mereka berjalan, Damar berhenti didepan sebuah hotel.

"Hotel ini punya Kakek gue dulu"

Nay memandangi hotel yang ada dihadapannya, hotel ini lumayan besar kira-kira ada belasan lantai, gedungnya bergaya klasik eropa dengan cat berwarna coklat dan krem yang mendominasi.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang