Jam 23:00 WITA
Sejak sekembalinya mereka dari pantai Kuta Nay cuma terbaring diatas tempat tidur, wajahnya pucat dan suhu badannya tinggi. Beberapa teman sudah menyarankan agar dia dibawa ke klinik terdekat, tapi Nay menolak. Damar terus berada disamping Nay dan mengompres keningnya dengan air hangat.
"Lo kelamaan main air ya tadi" ucap Flo sambil menyelimuti Nay.
Nay menggigil, demamnya sampai 39 derajat. Sejak siang tadi dia memang sudah terasa kurang enak badan. Damar benar-benar khawatir melihat kondisi Nay.
"Kalo lo ga mau dibawa ke klinik, gue cari obat keluar dulu" Damar bertindak cepat, dia pergi kesana kemari mencari apotek yang masih buka hanya untuk Nay.
Sementara itu dikamar.
"Nay, Dhevo dateng" Kata Flo yang berdiri di depan pintu dan Dhevo yang tau-tau sudah muncul dibelakangnya.
"Dhevo? Kok kamu kesini?" Nay kaget sekaligus bingung melihat kehadiran Dhevo.
"Tadi sore Flo telepon aku, katanya kamu sakit makannya aku buru-buru terbang kesini, kita pulang aja ya"
Mendengar penjelasan Dhevo barusan Nay langsung melirik ke arah Flo.
Flo ngapain kasih tau Dhevo segala sih.
Mendapat tatapan ga enak dari sahabatnya itu Flo langsung ngeluyur pergi dengan sebelumnya melemparkan senyum paling maksa.
"Aku gapapa Dhev, cuma demam biasa minum obat juga palingan udah sembuh"
"Tapi Mama juga khawatir denger kamu sakit, kita pulang ya"
"Dhev, aku mau ngikutin reuni ini sampai selesai lagipula besok kita udah pulang kok, ga papa ya" Nay memohon sambil menggenggam tangan Dhevo. Dhevo bisa merasakan tangan Nay terasa hangat karena demam.
Dhevo berfikir sejenak.
"Yaudah kalau gitu aku juga akan nemenin kamu disini sampai kita pulang"
"Kamu mau disini? Aku beneran ga papa kok Dhev"
"Tapi aku kepikiran"
Nay ga tau harus berkata apa lagi untuk meyakinkan Dhevo untuk ga terlalu khawatir kepadanya.
Tiga puluh menit kemudian Damar kembali dengan membawa obat Paracetamol yang dia dapatkan dari apotek yang lokasinya cukup jauh dari vila mereka. Wajahnya panik memikirkan Nay. Dia langsung bergegas ke kamar Nay.
"Nay ini gue bawain obat buat....." seketika ucapan Damar terhenti saat melihat seorang pria duduk disamping tempat tidur Nay sambil mengusap keningnya, orang itu tidak asing buatnya.
Damar tau dia Dhevo, kakak kelasnya sewaktu di SMA. Ada tanda tanya dalam hati Damar, kenapa orang itu ada disini, disamping Nay. Nay menoleh ke arah Damar yang berdiri diambang pintu.
Sejujurnya saat ini Nay merasa ga enak sama Damar, dia belum menceritakan tentang hubungannya dengan Dhevo dan statusnya yang memang sudah menjadi milik orang lain. Nay jadi merasa bersalah karena hanya memberi harapan kepada Damar.
Damar gantian menatap Nay. Dari ekspresi Damar, Nay rasa dia sudah bisa menebak siapa Dhevo bagi Nay.
Dhevo menghampiri Damar, mengambil plastik berisi obat yang baru Damar beli."Thanks, oh ya honey kamu udah makan? Kalo udah obatnya langsung diminum aja"
Damar tertegun. Ternyata benar Dhevo pacar Nayaka. Wanita yang dia cintai kini sudah menjadi milik orang lain.🌸 🌸 🌸
Damar menjatuhkan badannya diatas tempat tidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG RINDU
RomanceSebuah undangan reuni membuat Nayaka banyak bernostalgia mengenang masa-masa SMA-nya dan mengingat kembali sosok Damar orang yang pernah mengisi hari-harinya dulu. Kalau kebanyakan remaja mengidolakan sosok cowok populer, kapten basket dan biasanya...