Januari 2010
Matahari belum juga menampakan sinarnya, tapi subuh ini Nay sudah berdiri rapi di depan cermin lengkap dengan seragam putih abu-abunya. Kali ini dia mau berangkat lebih pagi dari biasanya, dan jelas ini bukan Nay banget karena dia biasa datang sekolah selalu mepet jam 07.00 dan kadang telat.
Baru saja Mama ingin membuka pintu kamar Nay untuk membangunkannya, pintu itu terbuka.
"Loh Nay, kok kamu tumben udah bangun? Udah rapi lagi" Tanya Mama heran seraya melihat Nay dari ujung kaki sampai ujung rambut.
"Nay mau berangkat pagian aja" Jawab Nay dengan wajah berseri.
"Kamu mau ngerjain PR dulu di sekolah ya?!" Mama curiga.
"Ya ampun bukan Mah, kalo berangkat lebih pagi itu ga macet, masih adem ga panas"
"Yaudah sarapan dulu dibawah gih"
Nay meluncur ke lantai bawah, menikmati sarapan nasi goreng buatan mbak Parni, selepas itu dia langsung pamit ke Mama dan Papa.
"Nay berangkat dulu Ma Pa" ucapnya sambil mencium tangan orangtuanya sebelum berangkat. Mama cuma bisa geleng-geleng kepala ngeliat tingkah anak sulungnya itu. Mama ga tau kalo sebenarnya ada yang direncanakan Nay berangkat sepagi ini.
🌸 🌸 🌸
Sampai Di Sekolah.
Suasana sekolah masih belum ramai saat Nay datang, sambil bersenandung kecil Nay berjalan santai menuju kelasnya.
"Kok tumben Lo dateng pagian?" Tanya Flo heran, Nay cuma nyengir doang sambil meletakan tasnya dan keluar lagi, dia berdiri di balkon sekolah sambil memandang ke arah gerbang sekolah.
Setiap siswa yang baru datang dia perhatikan dengan seksama, dia menunggu seseorang datang, orang yang sudah membuatnya penasaran sejak kemarin, yaitu Damar.
Nay memicingkan matanya begitu sosok yang dia tunggu muncul, itu Damar! Mata Nay mengikuti kemana Damar berjalan, sudah Nay duga dia pasti ke taman belakang sekolah lagi. Nay langsung bergegas turun dan mengikutinya.
Di taman belakang sekolah Damar duduk diantara meja dan kursi rongsok yang sudah tak terpakai, dia mengeluarkan sebuah buku, buku yang berisi sketsa-sketsa gambar yang Damar buat, saat Damar baru saja akan menggoreskan pensil dibuku sketsanya Nay tiba-tiba datang.
"Lo sering kesini ya?" Ucap Nay sambil mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Taman belakang sekolah ini tidak terawat dan jarang didatangin siswa, hanya ada beberapa kursi dan meja yang sudah rusak diletakan begitu saja disana.
Damar hanya menoleh sekilas lalu melanjutkannya gambarannya.
"Emang ga bete ya sendirian disini?" Ucap Nay lagi sambil berjalan ke arah Damar dan duduk di atas sebuah meja yang ga jauh dari Damar. Nay mencoba bersikap bersahabat. Damar masih ga menjawab dan melanjutkan gambarannya.
Nay benar-benar penasaran sama Damar, disaat remaja yang lain asyik menikmati masa SMA mereka yang indah dengan punya banyak teman, bergaul dan melakukan hal-hal seru, lain halnya dengan Damar, dia justru menarik diri dari pergaulan, menyendiri, murung dan terkesan apatis.
Disisi lain Nay sebenarnya merasa iba dengan kondisi fisik Damar dan ingin mencoba berteman dengannya.
Nay mendekat melihat gambar apa yang sedang Damar buat, ternyata Damar menggambar sketsa wajah seseorang, entah siapa."Wah ternyata lo jago gambar ya"
Damar langsung menutup buku dan menarik badannya sedikit karena merasa Nay terlalu dekat. Nay sadar Damar canggung tapi dia justru duduk disamping Damar. Damar menoleh ke arah Nay yang duduk disebelah kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG RINDU
RomanceSebuah undangan reuni membuat Nayaka banyak bernostalgia mengenang masa-masa SMA-nya dan mengingat kembali sosok Damar orang yang pernah mengisi hari-harinya dulu. Kalau kebanyakan remaja mengidolakan sosok cowok populer, kapten basket dan biasanya...