The Proposal

1.5K 117 3
                                    

Malam ini Nay duduk sendiri dibelakang rumah, disebuah bangku panjang tepat dibawah pohon sakura. Damar menghampiri Nay sambil membawa selimut tebal dan coklat hangat.

"Nih minum biar anget" Damar menyodorkan segelas coklat hangat dan menyelimuti tubuh Nay. Udara malam ini begitu dingin.

"Kok belum tidur?" Tanya Nay usai menyeruput cokelat hangat .

"Lo sendiri kenapa belum tidur? Diluar pula, emang ga dingin?"

"Dingin sih. Gue mau liat bintang tapi ternyata di Seoul juga sama kaya di Jakarta ga ada bintang yang keliatan"

Damar tertawa kecil.

"Semua kota besar sama Nay, langitnya udah banyak polusi udara dan cahaya. Sebenarnya bintang ada cuma ketutupan aja. Masuk yuk dingin banget nih" Damar hampir beranjak dari duduk namun Nay menahan lengannya.

"Deketan" perintah Nay sambil mengulurkan selimut ke tubuh Damar. Nay membagi selimutnya berdua dengan Damar.

"Udah anget kan?" Nay tersenyum ke arah Damar.

Damar sedikit canggung, dia hanya mengangguk sambil membetulkan posisi duduknya disisi Nay.

"Mar, ternyata selama ini Lo nyimpen foto gue diem-diem ya?" Nay menggoda Damar. Damar langsung menoleh ke arah Nay, dia terkejut dari mana Nay bisa tau.

"Sorry, kemarin gue masuk kamar Lo tanpa izin dan ga sengaja nemuin foto gue ada di agenda Lo, kenapa nyimpen foto gue yang lagi ngelamun gitu sih mana jelek banget lagi bengong, kalo bilang kan bisa gue kasih foto gue yang cakepan" Kata Nay terkekeh.

Damar memandangi Nay yang tertawa di sampingnya lalu Damar ikut tersenyum tipis. Gadis ini selalu bisa membuatnya bahagia.

"Lo cantik apa adanya Nay, dan gue rasa Lo tau betul kenapa gue masih nyimpen foto Lo sampai sekarang"

Nay mengangkat bahu, pura-pura ga tau.

"Lo tau"

"Apa?" Nay makin memancing Damar untuk berterus terang.

Damar menatap Nay lekat-lekat. Dia sudah tak ingin menyembunyikan perasaan dihatinya lagi. Nay masih menunggu jawaban dari Damar.

"Nay, saranghae" (Nay, aku cinta kamu). Damar berkata serius namun ekspresi Nay justru datar, dia ga mengerti sama apa yang Damar bilang barusan.

"Artinya?" Nay menaikan satu alisnya.
Bukannya menjawab Damar malah mengulangi perkataannya.

"Saranghae" (aku cinta kamu)
Nay berdecak sebal, akhirnya dia mengeluarkan ponselnya berusaha mencari terjemahan dari ucapan Damar barusan. Belum sempat dia baca, Damar keburu menarik ponselnya dan memeletakan kedua tangannya di pipi Nay.

"Saranghae, te amo, wo ai ni, aishiteru, i love you, aku...cinta...kamu. udah ngerti kan?"

Nay mengerjapkan matanya beberapa kali. Perasaannya campur aduk, senang dan terharu mendapat ungkapan cinta yang bertubi-tubi dari Damar.

"Nay?" Damar menanti jawaban Nay.

"Gue mau Lo janji satu hal dulu"

"Apa?" Tanya Damar sedikit bingung.

"Jangan pernah pergi lagi, jangan pernah ninggalin gue lagi, jangan pernah datang dan pergi seenaknya lagi"

"Never Nayaka" Jawab Damar lugas.

"Janji?" Nay mengacungkan jari kelingkingnya meminta ikrar dari Damar. Tanpa ragu Damar langsung menyambutnya hingga jari mereka bertautan.

RUANG RINDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang