Ketidakhadiran Karen dalam keseharian Olie akhir-akhir ini, benar-benar membuatnya gelisah. Berulang kali Olie mendesah, merasakan kehampaan karena kesendiriannya. Kehadiran Richard seolah tak memberi pengaruh apa pun, sekali pun hubungan keduanya sudah semakin dekat, tetap saja bagi Olie orang yang bisa memahami dirinya hanyalah Karen, karena hanya dengan Karen dia bisa mengutarakan segala hal tanpa takut dihakimi.
"Gue kangen lo Ren, kapan lo balik ke sini, gue butuh lo," desah Olie merasakan rindu kepada sahabat terdekatnya yang sedang berjuang untuk kesembuhannya.
"Sabar Ol, Karen pasti balik ke sini kok, kan dia dah janji ma lo. Mending sekarang kita cari sarapan yuk, sekalian gue anterin lo ngantor, gimana?" tawar Richard yang bisa dibilang menjadi ojek Olie sekarang.
"Oke," jawab Olie lemah.
Richard pun memakaikan helm ke kepala Olie karena dia tidak menerimanya saat Richard menyodorkan helm itu kepadanya. Tindakan Richard sontak membuat Olie terkejut karena jarak muka mereka begitu dekat, bahkan Olie bisa merasakan hembusan nafas Richard di wajahnya dan hal itu membuat jantungnya berdegup kencang.
"Eh, emhh ... makasih Chard," kata Olie sambil menenangkan degupan jantungnya.
Richard membalas ucapan Olie hanya dengan senyuman yang bukannya menetralkan pacu jantung Olie, justru membuatnya semakin kencang dan berhasil membuat Olie salah tingkah.
"Yuk, tar telat kalo lo ngalamun terus," goda Richard sambil terkekeh.
"Kurang asem lo," balas Olie memukul pelan lengan Richard.
Mereka berdua pun pergi ke satu warung makan yang letaknya tidak jauh dari kantor Olie, warung ini menjual berbagai masakan rumahan dengan harga yang cukup terjangkau dan rasa yang enak sehingga banyak karyawan maupun karyawati dari perkantoran di sekitarnya yang suka makan di warung tersebut. Saat ini jam menunjuk ke pukul 6.45 WIB, masih banyak waktu sebelum jam kantor Olie mulai, dia pun segera memesan makanan begitu juga Richard, mereka berdua makan dalam diam seraya menyimak obrolan orang-orang di sekitar mereka.
"Kenyang yak, masakan di sini selalu enak," ucap Richard memecah keheningan yang dibalas anggukan oleh Olie.
"Gue ngantor jalan aja ya, udah deket juga tinggal nyeberang doang, daripada lo repot puter baliknya nanti."
"Oke, lo ati-ati nyeberangnya ya. Kabari gue kalo dah mau balik, tar gue jemput."
"Hu-um, makasih ya, lo ati-ati baliknya."
Richard pun mengantar Olie ke depan warung dan menunggunya sampai memasuki kantor demi memastikan dia baik-baik saja. Ya, Richard benar-benar sudah jatuh cinta dengan Olie, tapi dia tidak mau memaksakan perasaannya, dia bersabar menunggu sampai Olie membuka hatinya dan mengizinkan Richard mengisi ruang kosong di hatinya. Richard selalu yakin bahwa kesabaran akan berbuah manis pada waktunya, tapi kalaupun hasil tidak sesuai harapan, Richard bersedia menerimanya.
Setelah memastikan Olie memasuki kantornya dengan selamat, Richard pun kembali ke kosnya untuk melanjutkan proyeknya merancang bangunan rumah pesanan salah satu temannya saat SMA dulu. Hasil-hasil rancangan Richard memang sudah dikenal bagus dan lain dari yang lain, belum ada satu pun dari antara kliennya yang komplain dengan hasil rancangannya, mereka selalu berdecak kagum setiap kali melihat hasil akhir dari rancangan Richard, tetapi hal itu tidak lantas membuat Richard besar kepala. Dia bisa saja membeli rumah mewah atau merancang sendiri rumah yang dia inginkan karena pendapatan dari profesinya memang cukup besar, tapi karena cintanya kepada Olie, dia rela tetap tinggal di kos sempit yang berdekatan dengan kos Olie. Dia ingin selalu dekat dengan Olie dan menjalankan amanat yang diberikan Karen untuk menjaga Olie selama kepergiannya untuk berobat di Singapura. Hal itu juga memudahkan Richard untuk memantau keseharian Olie dan melaporkan segala hal yang terjadi kepada Karen. Ya, Richard menjadi mata-mata bagi Karen, dan Karen mendukung tindakannya karena Karen ingin mereka berdua bersatu. Karen yakin Richard bisa membahagiakan Olie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ganteng
Historia CortaKisah seorang jomblowati dengan pemuda ganteng tetangga kosnya yang dihiasi dengan tingkah konyol dan dibumbui romantisme dua sejoli yang tertarik satu sama lain sejak pertemuan pertama mereka. #PekanODOP #OneDayOneParagraph