Rencana yang sudah Richard dan Andri susun masih belum berhasil meringkus Alfon. Dia benar-benar manusia yang pandai berkelit dan mencari celah untuk melarikan diri. Dia sudah memikirkan dengan matang segala kemungkinan yang bisa saja timbul di kemudian hari, maka dia benar-benar rencanakan segala sesuatunya dengan baik.
Richard dan Andri sudah menyisir Maladewa dibantu aparat keamanan di sana, tapi tak ada hasil. Entah dari mana Alfon mendapat informasi tentang pencarian dirinya, sehingga sebelum musuhnya tiba, dia sudah melarikan diri dari persembunyiannya.
"Ah, sialan! Pintar banget tu orang sembunyi. Olie, tolong cari cara supaya kamu bisa kabur atau setidaknya memberitahu kami tentang keberadaanmu. Jangan sampai aku putus asa dan menyerah. Kumohon, sayang," ujar Richard kepada dirinya sendiri. Dia benar-benar kehilangan akal, tak tahu lagi harus mencari Olie di mana.
Sementara Richard merasakan putus asa, Alfon justru sedang bahagia karena pernikahannya dengan Olie akan segera terwujud. Setelah keberadaannya diketahui oleh Richard, dia segera berpindah tempat. Saat ini dia berada di Swiss. Koneksi bisnis yang banyak dan berpengaruh, memudahkannya mendapat akses masuk ke beberapa negara. Memang tak dapat disangkal bahwa Alfon adalah pebisnis handal dengan kecerdasan yang mumpuni.
Dia berada di ruang makan penthouse yang disewanya dari kolega bisnisnya di Swiss. Menikmati sarapan pagi bersama wanita pujaan yang terlihat kehilangan selera makannya.
"Sayang, makan dong. Sebentar lagi pesta pernikahan kita akan digelar, jangan sampai kamu sakit. Apa mau aku suapi?" Begitu manis perlakuan Alfon kepada Olie, tapi tidak mampu meluluhkan hatinya.
"Kenapa tidak kau lepaskan aku, Alfon? Kenapa kau siksa aku seperti ini? Apa kesalahanku?" tanya Olie sedikit terisak merasakan sesak di dada karena rindu kepada sang kekasih yang sudah hampir satu bulan tidak ditemuinya. Dia ingat betul bagaimana Richard disiksa pada hari penculikannya, dia khawatir akan kondisi kekasihnya.
"Apa? Melepaskanmu? Tidak akan pernah. Kau seharusnya jadi milikku, bukan cicak jelek itu," bentak Alfon dengan raut wajah dipenuhi amarah karena Olie masih saja menolak perasaannya.
Olie yang takut dengan kemarahan Alfon memilih diam. Dia tak mau mendapat lebih banyak masalah dengan memberontak. Dia hanya ingin diberikan satu kesempatan untuk bisa memberi kabar kepada Richard.
"Kenapa diam? Apa yang kau pikirkan, huh? Apa kau berpikir untuk melarikan diri lagi?" tanya Alfon dengan nada mengejek, sedangkan Olie terus saja diam.
Tiba-tiba Alfon berdiri, mendekati Olie dan berbisik di telinga kanan, "Jangan pernah sekalipun berpikir untuk lari dariku atau kau akan menyesal."
Bulu kuduk Olie meremang, ancaman Alfon dia yakini bisa menjadi kenyataan. Bukannya bebas, justru dia bisa menjadi mayat dan tak dapat bertemu kembali dengan pria yang dicintainya. Namun, ancaman itu tak menghentikan tekad Olie untuk dapat menghubungi Richard dan memberitahukan keberadaannya. Dia terus mencari kesempatan, sampai akhirnya kesempatan itu datang.
Saat itu Alfon dan anak buahnya pergi mengecek segala persiapan untuk pernikahannya. Hanya ada satu orang pengawal di penthouse, kebetulan dia berada di kamar mandi dan lupa membawa ponsel-nya. Kesempatan itu dimanfaatkan Olie untuk mengirim pesan kepada Richard perihal kondisi dan keberadaannya. Setelah memastikan pesannya terkirim dan dibaca, dia segera menghapus pesan itu.
Sementara di Indonesia, Richard begitu gembira karena mendapat kabar dari Olie. Beberapa hari dia tidak bisa tidur karena terus mencari informasi ke mana kemungkinan Alfon pergi. Setelah memperoleh pesan dari Olie, segera dia hubungi Andri.
"Alfon sampe ke Swiss? Gila tu orang. Gue gak ada koneksi di sana, agak susah kita ngelacaknya, tapi tetep gue usahain cari info," ucap Andri.
"Gue coba tanya Sisil juga, siapa tahu dia ada koneksi di sana," ujar Richard.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Ganteng
Short StoryKisah seorang jomblowati dengan pemuda ganteng tetangga kosnya yang dihiasi dengan tingkah konyol dan dibumbui romantisme dua sejoli yang tertarik satu sama lain sejak pertemuan pertama mereka. #PekanODOP #OneDayOneParagraph