Part 2

2.4K 96 15
                                    

Alarm di-handphone Olie berbunyi meraung-raung, mengingatkannya bahwa sekarang sudah waktunya untuk bangun dan memulai aktivitas hariannya, yaitu bekerja.

"Hmmh ... hoaam, iya-iya dah bangun kok, diem lo, berisik aja dari tadi," katanya sambil mematikan alarm dan beranjak menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual pagi dan dilanjutkan dengan mandi.

"Hmmhh seger ..." ucapnya sambil bersiul dan mengusap rambutnya yang basah karena baru saja dikeramas.

Tok ... tok ....

"Ol, dah siap belom, ayuk buruan sarapan terus berangkat. Gue tunggu di bawah, GAK PAKE LAMA." Karen mengingatkan.

"Iyee ... tinggal nyisir rambut bentar," balasnya.

Mereka berdua memang bekerja di kantor yang sama, dan sebenernya Karen itu atasan Olie. Saat di kantor, mereka akan bersikap profesional layaknya atasan dan bawahan, tapi di luar kantor mereka seperti kakak beradik. Meskipun sebagai atasan, Karen bertindak sesuai dengan wewenang yang dia punya, tidak seenaknya. Oleh karena itu, Olie cepat akrab dengannya.

"Ol, sarapan apa nih?" tanya Karen sambil memainkan game di-gadget-nya.

Ya, Karen itu maniak games, apalagi games-games yang ada di media sosial, dia paling hobi menghabiskan waktu untuk memainkan game itu.

"Soto aja, gimana? Kayanya enak pagi-pagi sarapan soto," saran Olie yang disetujui oleh Karen.

Segera Olie lajukan mobil menuju warung dekat kos, warung Pak No yang terkenal dengan soto semarangnya. Setelah memarkirkan mobil, mereka berdua turun dan memasuki kedai sambil mencari tempat duduk sampai akhirnya mata Olie menemukan sosok itu, sosok mas ganteng yang dia temui sore kemarin sewaktu dia membeli mie ayam.

"Eh mas ganteng, kebetulan banget ketemu lagi di sini," gumamnya pelan, tapi masih didengar oleh Karen.

"Hah mas ganteng, sapa Ol? Gebetan lo? Gaya lo sok-sok cari gebetan, tapi ga pernah aksi. Udah tau namanya belom? Pasti belom, kan?" ejek Karen yang dibalas dengan tatapan membunuh oleh Olie.

"Sial lo, Ren. Itu tuh, cowo di belakang gue yang gue temuin kemaren sore pas beli mie ayam, ganteng banget Ren, senyumnya ya ampuun melelehkan hati, bodynya Ren ... bodi roti sobek, peluk-able, bibirnya juga kissable banget Ren ... gue naksir," katanya dengan mata berbinar.

"Kumat lebay lo, Ol, percuma lo kagumi kalau ga berani deketin, emang mau sampe kapan lo cuma jadi pengagumnya?" ucap Karen sambil menoyor kepala Olie.

"Ish, lo ni ah kebiasaan, jadi bego tar lama-lama ditoyorin mulu," gerutu Olie.

"Emang udah bego, tapi ga sadar-sadar," ejek Karen lagi yang dibalas dengkusan dan tatapan tajam oleh Olie.

"Apa lo, melotot-melotot? Mau potong gaji?" ancam Karen melihat reaksi Olie.

"Eh eh jangaaaan ... jangan ya kakak Karen yang cantik, baik hati dan tidak sombong," ucap Olie memelas.

"Dasar, bocah," ucap Karen sambil menyentil jidat Olie dan dibalas dengan senyuman termanis Olie.

Tanpa disadari keduanya, ternyata ada sepasang mata yang mengamati mereka dari sejak mereka memasuki kedai soto ini. Si mas ganteng yang masih belum teridentifikasi. Dia begitu senang karena merasa beruntung bisa bertemu lagi dengan si cewe suara toa, tapi imut itu, cewe yang berhasil menggetarkan hatinya sejak pertama kali bertemu.

"Beruntung banget gue bisa liat tu cewe pagi-pagi gini, tapi dia sama siapa ya? Kakaknya, kayanya ga mungkin, ga mirip. Sahabat ... bisa si, tapi cewe satunya kayanya lebih tua. Ah bodo amat lah, yang penting pagi-pagi gue dapet pemandangan indah, jadi semangat gue," gumamnya yang mengundang tatapan aneh para pengunjung yang ada di dekatnya.

Mas GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang