Part 10

453 21 0
                                    

Kejadian kemarin malam membuat Richard mengetatkan pengawasannya terhadap Olie, bukan karena dia tipe lelaki yang over protective dan obsesif. Semua tindakannya semata karena dia benar-benar menyayangi dan ingin Olie selalu dalam keadaan baik.

"Pagi, Ren. Gimana kabar lu?" tanya Richard yang sedang menelepon Karen.

"Siang, Bro. Di sini udah jam satu siang. Gue baik, I am getting better setelah operasi. Gimana kondisi di sana? Olie baik? Ke mana aja tu anak? Tiap ngabarin cuma soal kerjaan," jawab Karen.

"Loh, gue kira dia selalu komunikasi sama lu," balas Richard sembari meminum kopinya.

"Apaan, tiap gue nanya terus diem. Ada apa, sih? Ada masalah? Lu ngapain dia? Buruan cerita," cecar Karen.

"Sabar dulu Bu .... Iya, gue bakal cerita, tapi lu diem. Kebiasaan lu suka nyerocos kalau orang cerita," gerutu Richard.

Karen tertawa mendengar gerutuan Richard, memang dia paling tidak bisa bersabar mendengar orang lain bercerita. Kebiasaanya menyela sering membuat jengkel kawan-kawan satu kos maupun kantor. Mungkin itu semua karena pengaruh jabatan yang dia miliki di kantor, dia terbiasa menginstruksi anak buahnya sehingga membuatnya suka menyela pembicaraan dan memberikan petuah sebelum ceritanya selesai.

"Buruan cerita, gue bakal diem deh," perintah Karen.

"Jadi gini, seminggu yang lalu Olie tu sempet gue kenalin ke klien gue dulu. Kebetulan dia punya resto, gue ajak Olie makan di sana. Nah, klien gue ini naksir Olie, ngejar-ngejar dia. Puncaknya kemarin malam, dia dateng ke kos Olie ngancem bakal apa-apain gue kalau Olie nolak nikah sama dia. Kami berdua sempet adu jotos, untungnya ada si Selomita yang bantuin. Dia ...."

"Eh tunggu, Selomita siapa? Gue belum pernah denger nama dia," sela Karen.

"Katanya gak bakal nyela, terus pertanyaan lu itu bukan menyela?" sindir Richard.

Richard mendengar Karen tertawa, "Dasar nenek lampir."

"Ape lu bilang? Ulangi lagi coba, manis banget kayanya tu tadi panggilan buat gue," ucap Karen dengan nada ketus.

"Maap, iye maap. Selomita itu anak kos baru yang kamarnya seberangan sama Olie, dia kenal sama klien gue dan dia juga yang nolongin Olie pas klien gue mau ngamuk," terang Richard.

"Oh begitu .... Wah, kurang ajar tu anak, berita sepenting ini gak disampaikan sama aku. Dianggap apa aku ini? Pengin kupecat jadi adek rupanya," ujar Karen kesal karena Olie tidak pernah bercerita soal Alfon dan Selomita, seolah-olah Karen sudah tidak dibutuhkan lagi.

"Ini mau diterusin apa mau ngomel sendiri?" sindir Richard.

Karen tertawa lagi dan meminta maaf lalu menyuruh Richard melanjutkan kembali ceritanya hingga tuntas.

"Jadi gitu, eh ngomong-ngomong klien lu itu siapa? Dari tadi cerita kagak ada lu sebut nama klien lu itu."

"Namanya Alfon Ken Hadiyoso, pengusaha restoran dan karaoke."

"Alfon Ken Hadiyoso ... kaya gak asing. Ah, iya-iya ... dia itu dulu mantan pacar temen gue. Dia berengsek, banyak korban PHP-nya. Jauhkan Olie dari tu playboy, jangan sampe dia jadi korban kesekian," tegur Karen kepada Richard.

Kecemasan Richard akan keselamatan Olie semakin bertambah. Demi memastikan keamanan Olie terjamin, dia menyewa tenaga keamanan untuk mengawal Olie dari jauh. Richard benar-benar khawatir kalau-kalau Alfon kembali beraksi dan mengancam jiwa Olie.

"Say, aku takut. Dari tadi kaya ada yang ngawasin aku," lapor Olie melalui pesan whatsapp kepada Richard.

"Tenang, Sayang, itu suruhan aku. Jangan takut ya, maaf kalau aku lakuin itu diem-diem, aku khawatir Alfon bakal nekat karena gagal dapetin kamu. Aku kan gak mau kamu jadi milik orang, kamu cuma punya aku," terang Richard.

Mas GantengTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang