tujuh

683 21 0
                                    


Fathan. A
sal..
Fathan. A
doain gue sukses ya
Fathan. A
sekalian juga doain gue pulang sehat walafiat

salsaa
apaan sih than emang kak dira seganas itu?

Fathan. A
udah ah gue masuk dulu

    Fathan memasukkan ponselnya ke dalam kantong celana hitam nya. Menghela nafas beberapa kali sambil menggigit kukunya dengan gusar.

Saat ini, pilihannya hanya ada dua. Satu, membuka pintu dihadapannya ini, dan menjalani rencananya. Dua, kabur.

     Fathan menghela nafas. Lagi. Dia pun memutuskan untuk menjalankan pilihan pertama.

•••

     Perempuan dengan rambut hitam itu menatap sekitarnya dengan gelisah. Mencari cari sosok yang telah lama dinantinya. Gedung tempat pernikahannya ini agak luas, dan hampir penuh. Maka dari itu dia harus bersusah payah mencari.

"Dir? Cari siapa sih? Dari tadi aku perhatiin ngeliat kesana sini mulu."

Dira menepuk pundak cowok di sebelahnya, dan tersenyum menenangkan. "Nggak, kok. Aku cuma--"

"Selamat sore, semuanya. Di sini saya cuma sebentar kok. Mohon perhatiannya, ya."

Dira tersentak dan seketika menoleh. Mencari asal suara familiar itu.

"Fathan?"

     Fathan yang sudah berada di atas panggung kecil itu menatapnya, dan tersenyum kecil. "Ini untuk Kak Dira,"

Fathan memetik gitarnya dengan santai, dan mulai bernyanyi.

"I heard that you're settled down
That you found a boy and you're married now.

I heard that your dreams came true.
Guess he gave you things I didn't give to you."

     Sekilas memorinya bersama Kak Dira terlintas. Dari awal bertemu, sampai sekarang. Dari awal rasa suka tumbuh, sampai disaat dimana Fathan harus rela melepaskan.

"I hate to turn up out of the blue uninvited, but I couldn't stay away, I couldn't fight it.

I had hoped you'd see my face and that you'd be reminded that for me. It isn't over."

Tak butuh waktu lama baginya untuk menguasai seisi gedung ini. Dengan suara nya yang memang berbakat, seakan akan seisi gedung ini terhipnotis.
     Dira mengerjapkan matanya. Dia baru saja menyadari sesuatu yang telat dia sadari.

Fathan menatap Dira lurus.

"Never mind, I'll find someone like you
I wish nothing but the best for you too
Don't forget me, I beg
I'll remember you said,

Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead,
Sometimes it lasts in love but sometimes it hurts instead"

Fathan masih menatap Kak Dira penuh arti. Lalu dia menuruni panggung, diiringi suara tepukan tangan. Dia hendak pergi begitu saja, karena dia pikir lagu itu sudah menyampaikan apa yang ingin dia sampaikan selama ini.

"Fathan!"

Fathan menoleh. "Kak Dira?"

Dira menatapnya dengan ekspresi kesal. "Kamu tau seberapa susah aku nyariin kamu? Kenapa kamu pergi gitu aja, sih?"

Fathan tersenyum kecil.

"Ya gimana bisa gak pindah, kalo setiap hari aku harus ngeliat muka kakak. Aku kapan move on nya, dong? Hati aku nya kasian atuh kak. Gak disukain balik aja udah sakit, apalagi ngedenger kakak mau nikah."

Dira menatapnya tanpa berkedip, lalu menunduk. "Maafin aku, ya Than. Aku emang gak peka. Aku--"

"Nggak kak gakpapa. Aku udah gakpapa."

Dira menatapnya dan menghela nafas.

"Udah ya kak, aku pergi dulu." Baru saja Fathan berbalik, tangannya ditahan. Dia berbalik lagi. Menatap Kak Dira penuh tanya.

"Kamu udah nemuin orang pengganti aku, kan? Jaga dia, ya. Jangan sampai diambil orang."

Fathan mencerna kata kata Kak Dira, lalu mengangguk. "Siap, Bos."

again.Where stories live. Discover now