Salsa mengerucutkan bibirnya. "Ih, Fathan mah ngambekan. Kayak bocah." gerutunya sambil mencari cari nama 'Fathan. A' di daftar kontak nya.
salsaa : than
salsaa : p
salsaa : p
salsaa : p
salsaa : p
salsaa : p
salsaa : than masih marah?
salsaa : sori ya tadi gue rada ngebentak lo
salsaa : gue gasuka aja lo ngejelek jelekin kak dirga depan gue
Read.
******
Fathan mengerutkan keningnya saat membaca line dari Salsa, lalu menghela nafas dan melempar ponselnya ke sofa yang berada di seberangnya. Rangga, yang sedang dengan santai membaca novel favoritnya di samping Fathan pun akhirnya mengangkat kepalanya dari novel tebalnya. "Kenapa, sih? Masalah lagi sama si Salsa itu?"
Fathan mengangguk. "Kemaren."
Rangga mengangkat sebelah alisnya. "Lo belom cerita, ya?"
Fathan menghela nafas. "Lagian, lo daritadi sibuk banget sama novelnya. Jangan jangan lo nginep di rumah gue cuma mau betak novel gue ?" balas Fathan yang mulai menduga duga. Rangga berdecak. "Ih apasih. Cepetan, cerita." katanya sambil meletakkan novelnya, dan mengehempaskan dirinya di samping Fathan. "Siap-siap ngantuk, ya. Ceritanya panjang." Fathan mengingatkan. Rangga mengangguk.
"Dirga, cowok yang dia suka itu orangnya playboy. Masalahnya itu, dia hobi banget mainin cewek. Istilahnya, bisa-bisa mantannya ada di mana-mana. Gue sih gak peduli tentang dia. Gue pedulinya kalo Salsa udah terlibat. Gue gak mau dia disakitin. Nah, lo inget yang waktu itu gue cerita, setiap hari ada yang ngasih gue susu kotak? Selama ini gue kira itu Salsa, karna menurut logika gue, gue gak deket sama cewek manapun selain Salsa. Dan saking senengnya sama 'imajinasi' gue sendiri, gue bahkan sampe nyimpen kotak susunya. Iya, gue tau mungkin ini kedengerannya lebay, tapi menurut gue, hal-hal kecil kayak gitu aja udah bikin gue seneng. Dan kemaren, pas pulang sekolah, gue lagi jalan sama Salsa. Tiba-tiba si Diba itu dateng gerombolan sama temen temennya-"
"Jangan bilang Diba itu adik kelas lo?" potong Rangga. Fathan mengangguk. "Lanjut."
"Yaudah dia dateng, ujung-ujungnya nembak gue. Gue sih bodo amat, karna emang seratus persen bakal gue tolak. Tapi yang bikin gue emosi itu, dia gak tau apa apa tentang gue, tapi udah dengan enaknya nembak gue. Terus gue kebetulan nanya tentang yang susu kotak itu. Ternyata dia yang ngasih itu. Gue tau dia gak salah apa-apa, tapi entah kenapa, di situ gue langsung nyesek, langsung ngerasa bego, udah berasumsi sendiri kalo yang ngasih itu Salsa. Harusnya gue sadar kalo Salsa suka sama Dirga. Dan gue gak akan pernah dapetin dia."
Rangga menoleh. "Udah?" Fathan mengangguk. "Gini deh, lo mau move on atau gimana?"
Fathan terdiam.
Apa gue siap, ngelupain Salsa gitu aja?
Tapi akhirnya, Fathan mengangguk. "Iya, gue mau move on."
