sebelas

643 23 0
                                    

       Fathan bersiap berdiri dari tempat duduk nya untuk pergi ke kantin, tapi terhenti saat dia melirik ke bangku Salsa.

Salsa menyenderkan kepalanya di meja. Badannya meringkuk, dan tangannya memegang perutnya dengan erat.

Fathan mengerutkan dahinya, lalu mendekat. "Sal? Kenapa? Ada yang sakit?" tanya Fathan sambil menyingkirkan beberapa rambut yang menutupi wajah Salsa.

Salsa mendongak. "Gue... belum sarapan.."

Fathan menghela nafas. "Sal, harus berapa kali sih gue ingetin, lo tuh harus sarapan. Gak mau tau. Mulai besok, kalo pagi itu sarapan. Karna kalo malem namanya makan malem, bukan sarapan,"

Hening.

"Sal ih ketawa dong. Itu lucu tau."

Tapi akhirnya yang ketawa cuma Fathan. "Apaansi Than. Receh banget."

"Iya, iya. Gue serius sekarang. Kenapa sih, lo gak pernah sarapan di rumah? Udah tau lo itu maag nya sering kambuh. Ini tuh udah siang, Sal. Emangnya orang tua lo gak ada di rumah-"

"Orang tua gue udah gak ada." potong Salsa pelan.

"Oh.. maaf, gue gak tau."

Setelah beberapa menit hening, Fathan akhirnya berbicara. "Lo tunggu sini, ya Sal. Jangan ke mana mana. Pake dulu nih," kata Fathan sambil menyampirkan jaket turtleneck nya di pundak Salsa.

    Fathan pun segera berbalik, dan berlari kecil menuju kantin. Dia membeli beberapa makanan untuk Salsa. Setelah selesai, dia bersiap untuk segera kembali ke kelas, tapi sebuah suara menghentikannya.

"Eh, ada si calon pacar Salsa, nih."

Fathan memutar kepalanya. Dari suaranya saja, Fathan sudah tau siapa itu.

"Mau lo apa?"

Dirga tertawa kecil. "Sekarang, yang pantes nanya kayak gitu tuh gue, kok jadi lo yang nanya gitu?"

Fathan masih menatapnya datar. Tanpa menjawab dia berbalik.

Buang buang waktu aja, ngomong sama orang kayak dia--

"Jangan deketin Salsa." Kata Dirga mengancam.

"Emangnya lo siapa, berhak ngatur apa yang harus gue lakuin? Emangnya lo nyokap gue?" jawab Fathan sambil berdecak.

"Di sini tuh yang lebih ganteng gue!"

Fathan berbalik lagi. "Tuhkan, keliatan yang gak punya otak siapa. Ketauan yang nilai dari fisik siapa. Mungkin lo pikir Salsa milih cowok dari fisik, kayak ribuan mantan lo yang bertebaran. Tapi Salsa beda. Dia milih orang dari hati. Kalaupun sampai sekarang Salsa masih suka sama lo, berarti dia belum tau sifat lo yang kayak gini." kata Fathan yakin sambil berbalik pergi, meninggalkan Dirga yang masih terdiam.

Walaupun sebenarnya Fathan juga tidak yakin, siapa yang akan dipilih Salsa.

•••

"Ih Than lama banget," kata Salsa, segera setelah dia melihat Fathan yang sudah kembali.

Fathan meletakkan makanan yang sudah dibelinya di atas meja Salsa. "Nih, makan."

"Wah, makasih Than!"

Fathan tersenyum, dan duduk di sebelah Salsa. "Lo selaper itu?"

"Mhm."

"Gak mau tau ya, besok lo harus sarapan, gimana pun caranya. Perlu banget, gue ke rumah lo, buatin sarapan?" canda Fathan.

"Perlu!" sahut Salsa cepat.

"Hah? Apanya yang perlu?"

"Katanya lo mau ke rumah gue untuk buatin sarapan?"

Fathan terdiam, dan memegang pipi nya untuk menutupi rona merah di pipi nya.

"Yaudah.."


again.Where stories live. Discover now