Salsa mengangkat bahunya. "Mungkin... karna ada Kak Dirga?"
Fathan mendengus, dan menggelengkan kepalanya, berusaha melupakan kata kata Salsa kemarin.
Nyerah...apa nggak?
Otaknya menyuruhnya berhenti mengejar Salsa, seakan akan berkata, 'udah Than, nyerah aja, biarin Salsa sama si Dirga itu. Kalo lo kejer lagi, kasian hati lo, disakitin mulu.'
Tapi sebenarnya hati Fathan tak rela Salsa dengan orang lain, terlebih lagi dengan seorang Dirga, yang brengseknya minta ampun.
Mungkin Salsa tidak terlalu tau seluk beluk Dirga, tapi Fathan tau. Fathan tau, bahwa Dirga itu punya sifat yang harus dijauhi Salsa, yaitu sifat mempermainkan perempuan. Mungkin Salsa juga tidak tau seberapa banyak mantan Dirga yang bertebaran di seluruh Jakarta. Seluruh pulau Jawa, sekalian.
Fathan menghela nafas, lalu berniat untuk mengambil buku pelajarannya di kolong meja, saat tangannya menyentuh sesuatu.
Hah? Susu kotak?
Fathan menatap bingung susu kotak di tangannya, lalu melirik ke bangku di sebelahnya. Hari ini Salsa absen, latihan basket seharian. Dia harus lomba minggu depan.
Jangan jangan... yang ngasih ini..Salsa?
Fathan tersenyum malu, lalu memegangi pipinya yang memerah.
••••
Fathan bersiul pelan sambil terus berjalan menuju rumahnya. Dia merogoh sakunya dan mengambil kotak susu yang dipegangnya dengan hati hati.
'Susu kotak dari Salsa' , tulis Fathan di kotak susu itu. Iya, Fathan segitu senengnya dapet susu kotak dari Salsa. Bahkan dia gak rela ngebuang kotak susu itu.
Tinggal beberapa langkah untuk ke rumahnya, dia berhenti.
Fathan memicingkan matanya.
Itu siapa?
Fathan memfokuskan matanya untuk menebak siapa orang yang berdiri di depan rumahnya. Saat ini sudah sore, mengakibatkan Fathan susah untuk melihat wajahnya.
"Halo? Itu siapa?"
Orang itu menoleh, lalu sadar akan kehadiran Fathan. Orang itu berlari mendekat, lalu baru saat itu lah Fathan dapat melihat wajahnya.
"Fathan! Ini gue, Rangga!"
